Menu

7.6.12

Belajar dari Sepak Bola

Belajar dari Sepak Bola

Prito Windiarto*

Sepak bola. Siapa tak kenal permainan kolektif sebelas lawan sebelas ini. Olahraga terfavorit di dunia yang kini berkembang menjadi sebuah industri. Industri sepak bola yang menggurita. Stadion-stadion megah didirikan, transfer pemain dengan harga selangit, hak siar televisi yang tinggi, penjualan aksesoris sepak bola yang laris maris telah menjadi keseharian berita dalam kehidupan kita. Namun mirisnya ada juga yang menjadikannya sebagai agama.
Ajang sepak bola terbesar, Piala Dunia selalu menghadirkan demam ke seluruh dunia, Begitu halnya dengan Piala Eropa yang sebentar lagi digulirkan. Pada kesempatan ini kita tidak akan membahas perihal demam itu. Kali ini kita akan belajar dari sepak bola. Pertama, dari sepak bola kita bisa belajar kolektifitas, kebersamaan. Sebelas orang harus bahu membahu melawan sebelas orang lainnya. Pertarungan yang mesti melibatkan semua pemain dari kiper, pemain belakang, pemain tengah, juga pemain depan. Untuk menghasilkan permainan ciamik semua elemen harus saling membantu. Sehebat apapun Messi atau Cristiano Ronaldo ia takkan mungkin bisa bermain melawan sebelas orang. Kerjasama antar pemainlah yang menciptakan permainan nan menawan.
Kedua. Dari sepak bola kita bisa belajar kesemangatan untuk bangkit dari keterpurukan. Tentu masih membekas di benak kita kenangan pergelaran Piala Asia tahun 2007 lalu. Tim sepak bola yang negerinya dilanda perang (Irak) ternyata bisa menunjukan pada dunia bahwa keterpurukan tak bisa menjadi alasan untuk putus asa. Mereka bersemangat, justru keterpurukan bisa menjadi senjata untuk buktikan.
Ketiga, dari sepak bola kita bisa belajar bahwa kita memiliki potensi untuk berprestasi. Seterbatas apapun kemampuan, sediremehkan siapapun. Gelaran Piala Eropa 1992 menjadi saksi bagaimana tim Denmark, yang notanene tidak diunggulkan, tanpa bintang, bisa menjadi juara dengan mengalahkan tim raksasa seperti Belanda. Demikian pula pada pentas Piala Eropa tahun 2004, Yunani secara mengejutkan tampil sebagai kampiun mengalahkan tuan rumah Portugal yang begitu diunggulkan.
Begitulah, masih banyak hal lain yang bisa kita serap dari sepak bola. Mari belajar dari sepak bola.

*Santriwan Ponpes Arrahmaniyyah. Penonton Bola.
Dimuat di rublik Percikan Kabar Priangan. Rabu lalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar