Menu

21.5.15

Spirit Tahun Baru Islam 1436 H







Spirit Tahun Baru Islam 1436 H
Prian Alfan

Tahun baru Islam 1436 Hijriah baru saja dijelang. Ada yang merayakannya dengan gempita, ada yang biasa-biasa saja, bahkan ada yang tak peduli dan tak tahu apa-apa. Memang harus diakui perayaan Tahun Baru Islam tak segemerlap tahun baru masehi.
Tapi toh tak mengapa jua. Karena sejatinya, pergantian tahun bukan untuk dirayakan dengan foya. Ia adalah semacam pengingat bahwa waktu terus bergulir. Maju. Tanpa berhenti walau sedetik. Momen pergantian tahun selayaknya dijadikan sarana instrospeksi, atas apa yang telah dilakukan, jua apa yang belum dikerjakan.
Bulan Muharram, sebagai bulan pertama tahun Islam termasuk bulan istimewa. Di bulan inilah dahulu kala, penduduk Kaum Nabi Nuh yang membangkang ditenggelamkan. Pun, di bulan ini, api besar yang dinyalakan Raja Namrud untuk Nabi Ibrahim tak bisa menyakiti sang Nabi, atas izin Sang Maha.
Tersebab itulah, bulan ini sering dimaknai sebagai bulan kemenangan atas keberanan, dan kekalahan atas kekufuran atau kezholiman. Bulan muharram, bulan yang diharamkan perang ini memang istimewa.
Tahun baru Islam mengambil dari peristiwa hijrah sang Nabi. Tentu pengambilan momen hijrah ini mengadung makna yang dalam. Mengapa bukan mengambil tahun kelahiran Nabi, misal? Atau saat Futuh Mekah? Atau Isra Mi’raj?
Inilah buah dari kejelian para sahabat Nabi dibawah komando Khalifah Umar Bin Khatab. Peristiwa hijrah adalah peristiwa akbar. Hijrah yang arti harfiahnya adalah perpindahan, maknanya tak sedangkal itu. Ia adalah serangkaian filosofis. Hijrah dapat dimaknai sebagai perpindahan tempat (makaniyah) dari satu tempat ke tempat lainnya. Juga bermakna hijrah maknawiayah (perpindahan secara makna)
Perpindahan tempat, misal dari Kota A ke Kota B. Seperti sang Nabi dan Sahabat yang hijrah dari Mekah ke Madinah. Namun hijrah sang Nabi juga mengandung makna maknawiyah, yakni perpindahan dari kesulitan menuju kemudahan, kegelapan menuju terang.
Dakwah Nabi yang sedikit tersendat di Mekah dengan banyaknya pertentangan dialihkan ke Madinah yang lebih terbuka. Terbukti hijrah itu mendatangkan keberkahan luar biasa. Dakwah Nabi berkembang pesat di Madinah. Bahkan, tiba saatnya, beliau kembali ke kampung halamannya (Makah) beserta 10.000 pasukan. Subhanallah.
Begitulah, tahun baru Islam yang senantiasa bertalian dengan peristiwa hijah semoga bisa melesapkan makna baru bagi kita. Bahwa saaatnya kita berhijrah. Berpindah menuju lebih baik. Baik itu secara makani (tempat) maupun ma’nawi (makna). Bila hidup kita terasa sempit hari ini, bisa jadi itu adalah ilham dariNya agar kita hijrah. Kalaupun belum bisa hijrah tempat, minimal maknawi-nya. Jika kemarin-kemarin kita mudah terserang iri, semoga bisa menjadi pribadi yang lebih lapang. Jika kemarin mudah marah, semoga bisa hijrah menjadi pribadi penyabar.
Sekali lagi semoga spirit tahun baru ini membawa  kesemangatan diri menuju perubahan ke arah yang lebih baik. Aamiin.
Wallahu a’lam

Prian Alfan adalah nama pena Prito Windiarto. Alumnus Diksatrasia Unigal Ciamis. Spirit Tahun Baru Islam 1436 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar