Menu

2.6.15

Kumpulan Status Guru


Kumpulan Status Guru

Prito Windiarto, S.Pd.


Sepertinya menarik untuk melakukan penelitian "Pengaruh Kesejahteraan Terhadap Kinerja Guru". Nah, kalaulah saya boleh membuat tingkatan, berikut adalah tingkatan guru berdasar kesejahteraan (versi saya) hehe.
Grade A: Guru PNS plus sertifikasi
Grade B: Guru PNS non-sertifikasi
Grade C: Guru non-PNS, sertifikasi
Grade D: Guru non-PNS, non-sertifikasi, berhonor "tetap"
Grade E: Guru non-PNS, non-sertifikasi, non-honor tetap, tapi ada honornya
Grade F: Guru tak berhonor sama sekali
Eh, bisa aja A Plus ding, Guru yang punya usaha yang jauh melebihi gaji dan sertifikasi. He.
Nah, secara logika, Guru Grade A, dedikasi, kinerja, kesungguhan, harusnya lebih nampol dari grade di bawahnya, begitu seterusnya. Kenyataannya di lapangan, Guru Grade E, bisa jadi lebih besar beban yang diberikan sekolah dari pada Grade A. Ini jelas ketimpangan.
Tapi saya percaya masih banyak juga kok yang benar-benar bekerja sepenuh hati. Lagi pula yang saya utarakan hanya perkiraan.

Saya menantang mahasiswa Fakultas Keguruan tingkat akhir yang mau meneliti ini. Salam guru, bro...

#kumpulanstatusguru

“Nah, enakkan jadi guru, ngoreksi hasil UTS bisa dibantu murid. Pulang bisa siang, gak sore-sore,” kataku pada murid.
“Makanya jadi guru aja,” ajaku.
“Gak mau ah, gajinya kecil,” jawab seseorang dari mereka.
Makjleb. Nelan ludah.
Eh, eh, jangan salah. InsyaAllah pada saatnya juga sejahtera. Sembari menghibur diri.
Lihat saja nanti bapak, InsyaAllah, bawa mobil. Mencoba mensugesti diri.
Mesti beri bukti dulu eum... Minimal dari segi matrealistis dulu. Walau memang profesi guru lebih dari sekadar materi.
#kumpulanstatusguru


Selalu ada, mereka, yang benar-benar jadi pelita. Guru-guru yang mengajar dengan ikhlas, mendidik dengan hati. Walau kini, tak jarang ditemui guru-guru bermental kapital. Mengajar sekadar transfer ilmu, menghitung, mengkalkulasi sesuatu dengan materi. Meski begitu, sekali lagi, saya percaya, masih banyak guru-guru hebat, yang peduli, berniat mulia. Percalahah.
#kumpulanstatusguru

Guru itu –katanya, idealnya- pribadi yang bisa di-gugu dan di-tiru. Tapi ya, guru juga manusia, ada salahnya. Sayang, anak didik malah menggugu dan meniru yang salah/kelirunya. Bahkan lebih parah. Guru telat 5 menit, murid 10 menit. Benarlah kata Abah Taufik Ismail: guru kencing berdiri, murid mengencingi guru. Alamak!
#kumpulanstatusguru

Ayah saya, yang notabene guru angkatan lama terhenyak melihat kelakuan murid-murid zaman sekarang. # Sopan santun yang terkikis. Penghormatan pada guru yang tipis. Ketaatan yang minim. Beliau gedek-gedek kepala. Begitulah kondisi zaman ini. Tidak sama lagi. “Muridku dulu gak begini”. Tantangan guru di masa kini, tidak lebih mudah, atau bisa jadi malah lebih berat. Amat berat.
#kumpulanstatusguru

Di mata manusia, bisa jadi ada kasta-kasta yang didasarkan pada materi. Di hadapanNya bukan itu. Yang dihitung adalah niat mulia, keikhlasan, pengorbanan, dedikasi. Tentu boleh mengharap materi,  manusiawi. Perlu makan anak istri, bensin ke sana ke sini. Tapi sunguh, sekali lagi, kemuliaan itu tidak dihitung berapa mobil yang dimiliki, seberapa mewah rumah yang dipunyai. Kemuliaan lebih berharga dari sekadar materi.
#kumpulanstatusguru


Ketika berada dalam situasi mengajar di tengah anak-anak yang mayoritas hiperaktif, caper, cepat mengeluh, malas, dan tidak sopan, menemukan anak yang berkebalikan itu (antusias, ceria, semangat, namun tetap santun) walaupun hanya 1-2 adalah bak oase di padang pasir.
Itulah energi terakhir yang mampu membuat diri bertahan. Demi anak-anak itu. Ah, sejatinya, demi semua, toh tiada yang tahu, esok lusa, murid-murid yang kadang kurang tatakrama itu, justru menjadi kebanggaan kita, atas sukses yang diraihnya kelak. Selalu ada harapan. Hope. harapan yang membuat seseorang, guru ataupun profesi lainya, tepap mencoba bertahan. Hope!

#kumpulanstatusguru

Berdasarkan pengamatan sederhana saya, salah satu penyebab kenakalan remaja (siswa), adalah pacaran. Gara-gara rebutan cowok/cewek lah, patah hati, diselingkuhi, di-PHP-in, dll.
Kalau gak percaya, selisik deh dengan objektif. So, para jomblower fi sabilillah, tenang aja, dont worry. Kalian itu memang mahal. Bukan cewek/cowok murahan. Esok lusa Allah pertemukan dengan yang mahal juga. InsyaAllah.
#kumpulanstatusguru


Kalau ada orang diajak kerja, ah males. Siswa diajak belajar, ah males, n¤j#s. Sama saja, diajak ayo sukses, ah gak mau. Diberi rezeki, ah males.
Jangan2 yang membuat rezeki kita seret, kesuksesan gak datang-datang, kebodohan yg terus mendera, adalah akibat kita sendiri. Allah sudah menawarkan kebaikan, eh ndilalah kita sendiri yang menolak. Naudzubillah.
#kumpulanstatusguru

Ketika ada peserta didik yg ngeyel, ga bisa dibilangin, nyolot, protes, mengeluh, berkata/berbuat kasar, sakitnya tuh di sini. Uh...
Tapi setelah diingat-ingat, hey, sama gurunya aja gitu, pasti lebih perlakuan pada orang tua.
Orang tuanya aja sabar, mengapa kita tidak. Kan katanya orang tua kedua.
Usap dada, berdoa, semoga perangai buruk itu tandas. Menasihati sekemampuan.
Sabar, kata yang sepertinya harus diakrabi praktisi pendidikan dewasa ini. He.
#kumpulanstatusguru


Aih. Pemerintah tak selazimnya menganaktirikan sekolah-sekolah swasta. Apalagi sampai menutup mata.
Sekolah negeri bisa jadi memang hebat. Siswanya mantap-mantap. Tapi ya wajar. Dana oke. Fasilitas sip. Inputnya pun siswa-siswa jempolan.
Namun justru kadang ada diskriminasi, hanya anak-anak pintar nan baik-baik yang diterima. Yang selainnya kemana? Masa putus sekolah? Ini lah salah satu peran sekolah swasta.

#kumpulanstatusguru


Suatu sore, mampir di sebuah masjid. Ada seorang ustadz sedang mengajari 2 muridnya. Antusias.
Selalu salut pada mereka yang ikhlas mengajar.
Tidak harus jadi megah: "berjas, berdasi, di tempat elit' untuk jadi mulia.
Kadang cukup dengan kesederhanaan.
Tapi tak masalah juga jika di tempat mewah. Yang penting selalu berlandas niat indah. Lillah.
~Edisi nasihati diri.
#kumpulanstatusguru



Kumpulan Status Guru


Tidak ada komentar:

Posting Komentar