Kutum
Ramadhan: Meraih Sukses dengan rumus MATA HATI
Prito Windiarto, S.Pd.
Beberapa
waktu lalu saya berkesempatan menghadiri Grand Opening Mentoring (GOM) yang
digelar oleh Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Raudlatul Muttaqin Universitas Galuh.
Acara itu menghadirkan Miftah Salahudin, ST. CH. CHt sebagai Trainer dalam sesi
training motivation. Berikut saya ujar ulang materi yang beliau sampaikan,
dengan beberapa penyesuian. Dalam
kegiatan yang menghadirkan hampir seribu peserta itu beliau mengungkapkan
rahasia kesuksesan dengan rumus MATAHATI.
MA,
singaktan dari MAU. Jika ingin sukses, harus diawali dulu dengan kemauan.
Bagaimana akan sukses jika kemauan untuk suksespun tak ada.
TA,
maknanya TAHU. Setelah kita memiliki kemauan langkah selanjutnya adalah tahu.
Maksudnya sudah selazimnya tahu apa yang kita inginkan, kesuksesan apa yang
kita harapkan. Untuk mengetahui bakat kita, Miftah mengungkatkan trik
sederhana, yakni dengan mencoba merenungkan kegiatan apa yang paling senang
kita geluti (paling digemari), paling sering kita berlatih untuknya. Itulah
bakat kita.
Langkah
selanjutnya adalah, HA, HADAPI. Setiap jalan menuju kesuksesan pasti melewati
onak duri. Akan selalu ada masalah yang menghadang. egative ujian menyapa. Yang
harus kita lakukan adalah menghadapinya dengan tenang, bukan sebaliknya
menghindar. Masalah-masalah itulah sejatinya yang akan melatih kita menjadi
lebih baik lagi ke depan.
Langkah
keempat adalah, TI, TINDAKAN. Seberapa mau, tahu, pun kalau hanya diangankan
takkan berbuah apa-apa. Kata kuncinya adalah lakukan. Jewantahkan mimpi sukses
itu dengan langkah kongret meraihnya setahap, demi setahap, sedikit demi
sedikit. Dalam penggapian kesuksesan, bukan titik akhir yang penting, tapi
justru proses demi meraihnyalah yang berharga. Dari egativeu kita memperoleh
banyak hal, pengalaman, ilmu-ilmu. Dalam Al Qur’an surat Al Mulk, Allah
menegaskan dengan frasa “Ahsanu amala”,
sebaik-baiknya amal!
Pada
sesi akhir training beliau mengajak
peserta untuk membuang segala jenis keburukan/kekurangan/hal-hal egative yang
masih ada dalam diri. Rasa malas, minder, banyak menghayal, susah bangun,
dll. Beliau meminta para peserta menulis
hal negative itu di ruas sumpit yang disediakan. Kemudian secara berpasangan,
peserta berhadapan. Sumpit yang telah ditulisi hal-hal negative dibentangkan
oleh temannya, kemudian si empunya sumpit mematahkan sumpit itu dengan jemari
telunjuknya. Itu bagian simbolisasi bahwa hal negative dalam diri telah
dipatahkan, jika suatu saat ia menghinggapi lagi, kita bisa mengusirnya,
mematahkannya, karena ia bukan bagian dari diri kita.
Demikianlah Kutum Ramadhan: Meraih Sukses dengan rumus MATA HATI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar