Menu

25.12.15

Kisah di Sekolah Antara Aku dan Guru : Guruku Nan Sangar

 Kisah di Sekolah Antara Aku dan Guru : Guruku Nan Sangar

 Prito Windiarto

Ustad Ghafar, begitu aku dan teman-teman memanggil beliau. Perawakannya sedang namun tegap berisi. Tatapan matanya tegas. Siapa yang dipandangnya umumnya tertuntuk -takut.

Guru MA-ku yang cukup "menyeramkan" ini asli Sidareja, Cilacap. Wong Jowo, begitu istilahnya. Bagi kami, yang rata-rata orang Sunda, logat medok ustad Ghafar menambah daya magis dirinya.

Nah, nahasnya, tahun itu beliau menjadi wali kelas kami. Bayangkan, guru yang cukup ditakuti, malah jadi wali kelas? Olala. Ia mengajar pelajaran "mahfuzhat", semacam pepatah-nasihat Arab. Kami diberikan materi berupa pepatah Arab, semisal "man jadda wa jada" dll. Setelah itu kami diminta menghafalkannya.

Nah, sayangnya, sebagian besar kami -termasuk saya- kadang kesulitan menghafal. Kalau sudah seperti itu kami sering diomeli. Ucapan beliau yang paling diingat adalah, "Hey, kalian ini susah sekali diajari, itu KEPALA atau BATOK KELAPA?" Juga beberapa sumpah serapah lainnya.

Sebuah pernyataan yang menyakiti hati sebagian kami. Akhirnya kami memutuskan melaporkan ucapan itu pada pimpinan. Pimpinan sekolah memangil beliau.

Tak lama berselang beliau masuk ke kelas kami. Raut wajahnya sendu. "Anak-anak," ucapnya. "Sungguh Ustad tak bermaksud menyakiti hati kalian. Yang Ustad lakukan adalah mendorong kalian agar lebih keras lagi belajar. Tapi mungkin cara yang Ustad lakukan salah." lanjutnya. Selepas itu beliau bercerita kehidupannya di waktu kecil yang keras. Harus mengambil pasir, dan banyak kerja kasar lainnya. Ia bercerita banyak hal, termasuk perjalanan hidupnya selama di pondok yang amat mengesankan.

Sambil terisak, guru sangar itu meminta maaf. Ia sama sekali tak bermaksud menyakiti. Ia sejujurnya ingin memotivasi.

Selepas kejadian itu beliau terlihat lebih cair. Menyapa kami hangat. Bahkan tak jarang bercanda ria. Ah, ternyata penampilan luarnya saja yang seram dan sangar, sejatinya hatinya baik dan lembut. Salam hangat untukmu, guruku.
Sekian

NB: Nama guru sedikit saya samarkan.
  
Demikianlah Kisah di Sekolah Antara Aku dan Guru : Guruku Nan Sangar