|
Prito W
Pada
kesematan ini, izinkan saya –untuk kali kesekian- berkisah. Kali ini, kita akan
memutar slide bertahun silam.
PPM
Darul Huda. Suatu siang, selepas jumatan. Saya dan karib, Agus Riyadi dipanggil
ke kantor KMI (semacam kantor guru di sekolahan). Tampak ustadz Muslim Rasyid
–Wakil Pimpian Pondok- menunggu kami –dengan tatapan amat berbeda dari
biasanya. Ada sepucuk misteri yang tersaji dari sorot matanya.
“Ijlisa! Duduk!” pintanya. Kami terduduk.
Dan mulailah rentetan nasihat itu,
berhamburan.
Lain
waktu. Selepas magrib.
“Prito,
taal!” Pinta Ustadz Iwan. Dan, tara….
Petuah, teguran itu, kembali menderas.
Malamnya
“Semua
pengurus OP3M, Kumpul di kamtor!” Seru pengasuhan santri.
Sempurna
sudah malam itu.
Teguran
Ustadz Muslim, Ustadz Iwan dan Pengasuhan kesemuanya linier, menuju satu titik
–Kritik, teguran atas kinerja OP3M –semacam OSIS-.
-Banyak
keluhan dari adik kelas, katanya kami
(pengurus) terlalu keras
-Dari
Asatid, bilang beberapa santri gak betah atas “kerasnya disiplin” yang kami
tegakkan
#Para
Pengurus tertunduk. Api semangat sebagai pengurus, bagai tersiram air–cuka
malah- perih. Niatan baik, kerja apik, dibalas tuba –cibiran, teguran amat
keras.
*Saat kepala-kepala tertunduk.
Ustadz
Sofyan –wali kelas kami- menyampaikan nasihat, yang sampai detik ini masih amat
jelas terekam, kurang lebih begini:
“Berbahagialah!
Bersyukurlah! Antum tahu, semua
teguran, masukan, kritik itu sejatinya adalah kehormatan.
Kehormatan
Bukti EKSISTENSI KERJA .
Tak
munginlah orang akan memberikan segala petuah, nasihat, teguran, protes,
cibiran jika kita tak mengEKSISkan diri (bekerja). Karenanya jangan
bersedih. Sekali lagi, itu sejatinya
PENGAKUAN atas sebuah usaha.
Begitulah…
jangan lantas karena semua ini kalian berhenti, terus lanjutkan. Perbaiki
kesalahan, tambal kekurangan!”
Ah
saya jadi ingat kata bijak Newton –yang dinukuil bang Andrea hirata dalam
Laskar pelanginya: “And to every
ACTION there is always an equal and
OPPOSITE OR CONTRARY, REACTION”
Intinya,
ketika kita BERAKSI selaku akan hadir REAKSI.
So… Jika ada reaksi, bergembiralah, berarti AKSI
kita DIAKUI.
#Demikian.
Selamat
menyemai hikmah –walau bisa jadi tak banyak- dari kisah sederhana ini.
*Saya
menulis ini tanpa tendensi apapun. Tidak
ada maksud menyinggung atau apapun itu. Tulisan ini lurus-lurus saja. Beneran.
Sudah lama sebenarnya ingin menulis tentang ini, tapi baru sekarang
terrealisasi.
Baiklah,
terakhir, saya ingin mengulang, inti tulisan ini adalah; BER-AKSI-LAH, KERJA NYATA. REAKSI adalah
sebuah keniscayaan, jangan jengah! Terus melangkah. Perbaiki kesalahan, belajar
dari pengalaman.
Adios!
#SalamSatuHati
Demikianlah Kisah Dakwah : Sebuah PENGAKUAN