Tips Memilih Universitas Terbaik di Indonesia
Kiat Menuju Kampus Impian
Prito Windiarto*
Sobat,
lazimnya nih, setelah menamatkan sekolah lanjutan tingkat atas, siswa
SMA/sederajat suka sedikit kebingungan memilih. Apakah langsung mencari kerja
atau kuliah, atau bahkan menganggur?! Ups. Yang terakhir bukan opsi yang bagus
ya Sob. Pilihan langsung bekerja atau kuliah punya sebab dan konsekuensi
masing-masing tentu saja.
Bagi
yang, misal, maaf, orang tuanya memiliki kekurangangan finansial, lebih
cenderung menganjurkan anaknya bekerja. Iya sih, itu pilihan yang logis, tapi
tidak mutlak juga. Sekarang banyak kok beasiswa yang ditawarkan bagi siswa yang
kurang mampu dan atau berprestasi.
Masalahnya
nih Sob, kalau selepas SMA kita niat langsung kerja, kadang nyatanya susah juga
dapat pekerjaan. Lamar sini gak dapet, lamar sana penuh. Kalau pun iya ada,
pekerjaan yang didapat sekedar pekerjaan yang kurang wah dengan gaji minim.
Enggak banget kan?! Makanya banyak siswa yang ingin kuliah, minimal nih dengan
ijazah diploma atau sarjana di tangan posisi tawar kita lebih menjanjikan. Betul
apa betul?
Eits,
tunggu-tunggu, jangan salah kira dulu ya, tulisan ini tidak bermaksud men-judge orang yang tidak kuliah bakal gak
sukses lho. Banyak kok contoh orang yang gak kuliah sukses, bahkan ada yang
hanya jebolan SD pun berhasil. Contohnya Andri Wongso, Bill Gatets, Zukenberg,
dll, banyak deh. Mereka bisa sukses salah satu sebabnya karena mereka kreatif.
Baik, sekarang kita lanjut tentang kuliah yuks.
Nah, bagi siswa yang memutuskan kuliah pun ternyata dihadapkan pada
sebuah dilema, galau tingkat langit istilahnya. Apa itu? Hendak kuliah di mana
ya? Bisa masuk gak ya? Biayanya? Dan… berjibun tanya lainnya. Bagaimana ya?
Baiklah Sob, izinkan kami, kali ini
membahas kiat menuju kampus “impian”. Eum… tentu saja nih ya, sebagai siswa
kita ingin masuk kuliah di tempat yang kita idam-idamkan. “Weis, keren banget kayaknya
kalau gue bisa kuliah di sana!” begitu kira-kira harap derap dalam hati. Hehe.
So… Lets, kita kebet bagaimana kiat
memilih kampus “impian”.
Pertama.
Niat.
Ini
penting banget nih Sob. Niat! Gimana kita mau kuliah bener kalau kitanya pun
gak ada niat, ogah-ogahan. Ini sih nggak banget. Selazimnya, kalau mau kuliah
ya niat kuliah yang bener, jangan cuma karena disuruh orang tua. Niat ini
mengambil peran besar dalam perjalanan kita kuliah kelak. Niat itu akan
membangkitkan tekad kuat, dari tekad lahir passion,
gairah, dan semangat. Kalau gak ada
niat, akan mengganggu perjalanan kita kuliah. Baru dapat masalah dikit aja sama
dosen langsung KO. Parah kan? Makanya nih, sekali lagi, awali dengan niat yang
baik untuk bener-bener kuliah. Siap? InsyaAllah Siap!
Kedua.
Kenali Potensi Diri.
Maksudnya gini Sob, alahkah lebih
baik kalau kita bisa mengukur diri potensi kita ini di mana. Apa kira-kira
bidang yang lebih kita kuasai? Ekonomi? Keguruan? Pemerintahan? Pertanian? Arsitektur?
Bagaimana caranya tahu potensi yang kita punya? Gampang, coba cek hal apa yang
paling sering kita geluti, bidang apa yang paling kita senangi ketika
melakukannya. Kalau kita senang ngomong, senang debat, senang sharing, nah berarti kita punya potensi
besar di bidang komunikasi atau broadcasting.
Nah, coba sekarang pikirkan dalam 5 menit bidang yang paling sering Sobat
geluti dan paling menyenangkan ketika melakukannnya. Siap? Mulai….. Sudah?
Baik. Kita lanjut. Pengenalan potensi
ini penting Sob karena dengan ini kita bisa menentukan akan kuliah di jurusan
apa. Misal, yang punya potensi di puisi, cerpen, novel lebih cocok masuk ke fakultas
sastra. Nah dengan pemilihan jurusan yang tepat juga akan memudahkan kita
menjalani perkuliahan. Misal nih ya, kalau kiat ini gak diperhatikan. Contoh,
kita gak suka ngitung, eh kita malah masuk jurusan akuntansi yang sering
ngitung dan ngitung, bisa bikin senewen, kan?
Ketiga.
Kenali “Pasar”
Wuih,
bahasanya kaya anak ekonomi aja, heu. Begini maksunya Sob. Tak bisa dipungkiri
nih, ketika kita lulus kuliah tentu saja kita ingin diterima kerja, bukan?
Walaupun tentu saja niatan utama adalah mencari ilmu, tapi ya, tak bisa
dielakan bahwa kita juga niatkan kuliah demi memudahkan mencari pekerjaan,
bukan begitu? Hayo ngaku! Hehe.
Niatan itu fair saja, kenapa tidak. Nah konsekuensi logisnya adalah kita
semestinya jeli mennelisik “pasar”. Dalam artian kita lihat bidang apa nih yang masih sedikit yang
menggarap. Bidang apa nih yang tak terlalu berat persaingannya. Bukan berarti
anti persaingan lho. Maksudnya agar kita lebih berterima di bidang tersebut.
Contoh bidang yang sudah banyak “persaingan” adalah guru, terutama di pulau
Jawa. Bukan bermaksud melarang masuk ke keguruan, tapi ya realitas di lapangan
kini guru sudah banyak. Kalaupun iya di keguruan coba survei bidang mata
pelajaran apa yang masih minim. Apakah itu matematika, fisika, atau kimia, dll.
Kiat kedua dan ketiga tampaknya “bertabrakan”
padahal sih tidak. Justru selazimnya dikombinasikan. Cari jurusan yang sesuai
potensi kita dan peluang “pasar” nya masih terbuka lebar.
Keempat.
Kenali Perguruan Tinggi
Setelah
analisis potensi diri dan pasar yang selanjutnya adalah analisis perguruang
tinggi yang hendak kita masuki. Yang paling urgen
adalah jurusan apa saja yang disediakan, apa fasilitas yang ditawarkan,
pembiayaaan, kredibilitas, serta syarat dan ketentuan pendaftaran. Kita selisik
jurusan apa saja yang ada, apakah ada jurusan yang hendak kita masuki. Kemudian
fasilitas apa saja yang disediakan, apakah tempatnya representatif atau tidak.
Selanjutnya apakah perguruan tinggi itu kredibel, terdaftar dan terakreditasi
atau tidak. Jangan sampai ya Sob kita memasuki perguruan tinggi abal-abal.
Berikutnya perihal biaya. Kita selazimnya tahu berapa biaya masuk, berapa biaya
semesteran, dll. Terakhir, cek mekanisme, ketentuan dan syarat pendaftaran,
termasuk tempat dan tanggal pelaksanaan tes (kalau ada).
Pengenalan perguruan tinggi ini bisa
dengan datang langsung ke kampusnya, atau membaca brosur yang tersedia,
bertanya kepada kakak senior atau orang yang tahu. Ataupun kalau tidak, bisa juga
dengan mengunjungi situs resmi perguruan tinggi yang dimaksud.
Kelima.
Persiapan Tes Masuk.
Berikutnya
nih sob yang tak kalah penting, setelah rangkaian kiat di atas adalah persiapan
tes saringan masuk. Setiap perguruan tinggi punya mekanismenya sendiri-sendiri.
Di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) salah satu jalurnya adalah lewat Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SNMPTN).
Atau lewat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi
Negeri (SBMPTN). Setiap tahun puluhan
bahkan ratusan ribuan orang memperebutkan sekian ribu jatah kursi di PTN.
Banyak yang berhasil namun banyak pula yang gagal. Karena itu harus
dipersiapkan benar-benar nih sob. Coba deh try
out (latihan) soal-soal SNMPTN
tahun lalu, atau ikut bimbingan belajar.
Kalau pun ternyata tidak berhasil di
SNMPTN dunia belum
berakhir kok Sob. Ada seleksi masuk lainnya, coba cek deh mekanismenya di
Perguruan Tinggi masing-masing. Intinya, siapkan tes saringan itu semaksimal
mungkin. Selamat berlatih.
Keenam.
Siapkan Mental Sebagai Mahasiswa.
Mahasiswa?
Wah, terdengar keren ya?! Mahasiswa itu arti harfiahnya siswa yang maha (yang
paling). Karena itu derajatnya (dianggap) tinggi. Nah, tentu saja demi mencapai
derajat itu musti punya mentalitas yang baik. Kalau kemarin selama masih jadi
siswa masih suka manja-manjaan, saatnya dihilangkan deh. Jika kemarin-kemarin
malas-malasan, kalau jadi mahasiswa harus lebih semangat ya Sob. Mahasiswa itu,
kata orang agen perubahan (agent of
change). Makanya kudu keren. Musti bermental kuat.
Ah iya sob, sebelum ditutup ada
sesuatu yang hendak kami sampaikan. Kalau misalnya nih, misal ini mah. Ternyata kita tidak bisa kuliah di
universitas elit, jangan minder ya. Yang masuk universitas elit juga jangan
jumawa. Elit tidaknya universitas gak menjamin sukses tidaknya seseorang. Yang
paling penting itu sikap mental orang itu. Seberapa banyak ia bekerja keras,
belajar, dan mengukir prestasi. Walaupun kuliah di tempat elit tapi kalau
kitanya malas-malasan ya percuma Sob, gak kan maju! Sebaliknya, kalaupun kuliah
di tempat yang biasa-biasa saja namun kita kuliah antusias, penuh semangat,
insyaAllah sukses kan diraih. Percaya deh! Sukses itu tidak datang sendiri,
tapi diusahakan. Ok!
Berikutnya nih Sob. Seandaianya kita
sudah berusaha mencoba masuk di jurusan yang diidamkan, eh ternyata gak
keterima. Malah jurusan yang tidak begitu diidamkan yang diterima, jangan putus
asa ya. Dalam sebuah buku karya Bambang Trim disebutkan bahwa “seharusnya”
orang yang tidak masuk kuliah di jurusan idamannya berbahagia. Kenapa? Karena ia akan mendapatkan dua keuntungan.
Pertama ia menguasai ilmu yang dipelajarinya di bangku kuliah (meski bukan ilmu
favoritnya). Sekaligus menguasai ilmu yang difavoritkannya secara otodidak.
Biasanya orang yang memfavoritkan suatu ilmu akan bersemangat mempelajarinya.
Demikianlah Sob, kiat-kiat menuju
kampus impian. Sebenarnya masih banyak kita-kiat lain, namun kiranya kiat ini
bisa mewakili ya. Selamat datang di dunia kampus!
Salam hangat.
Wallahu a’lam bishowab.
Prito
Windiarto. Pengajar di Ganesha Operation
(GO) Banjar. Pengampu blog wwwpelajaranbahasaindonesia.com
Demikianlah Tips Memilih Universitas Terbaik di Indonesia