Menu

23.2.16

Contoh Laporan Perjalanan Study Tour MTs Al-Iqna Cisaga ke Yogyakarya



Contoh Laporan Perjalanan Study Tour MTs Al-Iqna Cisaga ke Yogyakarya
Yandi Hidayatulloh, S.Pd.



            MTs Al-Iqna Cisaga menyelenggarakan kegiatan Study Tour ke Yogyakarta. Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari program kerja madrasah. Sebagai dasar pemikiran kegiatan Study Tour dilaksanakan sebagai pembelajaran yang mengarah kepada pola berpikir siswa aktif dan kreatif serta mengarah kepada KTSP dan terlebih Kurikulum 2013 yang berbasis wacana. Kegiatan ini diharapkan menjadikan siswa mampu mengamati, mengumpulkan dan menambah wawasan pengetahuan serta menumbuhkan minat dan motivasi belajar di lapangan.
            Adapun tujuan lain dari pelaksaaan Study Tour mencoba mengajarkan siswa agar mampu menganalisis dan membuat konsep masalah dari data di lapangan, untuk menambah pengetahuan kebudayaan yang merupakan kekayaan milik Indonesia, mengajarkan siswa untuk mampu bersikap mandiri dan kerjasama secara kelompok dalam pengelolaan data yang bersifat faktual, mengajarkan siswa untuk mengumpulkan dan menyimpulkan data, mengajarkan siswa agar mampu memcahkan masalah teoretis dengan melihat langsung objek wisata di lapangan, dan sebagai laporan, siswa diharapkan mampu menyusun makalah yang dibimbing oleh pembimbing yang berasal dari guru.
Tepatnya Selasa malam hingga Jumat pagi (9-12/2) MTs Al-Iqna Cisaga menyelenggarakan kegiatan Study Tour ke Yogyakarta. Dalam pelaksanaannya keluarga besar MTs Al-Iqna Cisaga mengeunjungi beberapa objek wisata yang ada di Yogyakarta, di antaranya yaitu Candi Borobudur, Monjali, Museum Jendral Sudirman, Museum Dirgantara, Gembira Loka Zoo, dan Museum Gunungapi Merapi.
Rombongan Study Tour MTs Al-Iqna Cisaga sampai di Candi Borobudur sekitar pukul 07.30. Di lingkungan Candi Borobudur setiap siswa dipersilahkan mengumpulkan data mengenai sejarah Candi Borobudur, mulai dari peninggalan raja siapa, cerita yang ada di balik relief Candi, dan kesenian apa saja yang biasanya ditampilkan di Candi Borobudur. Usai mengumpulkan data di candi Borobudur dengan bimbingan guru dan pemandu setempat, setiap siswa dipersilakan untuk mengabadikan momen Study Tour di Candi Borobudur.
Usai dari Candi Borobudur, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga yang berjumlah dua bus ini langsung menuju Monjali atau Monumen Jogya Kembali. Di lingkungan Monumen Jogya Kembali siswa disuguhi patung-patung yang didesain melingkar sepanjang ruangan Monjali yang menceritakan perjuangan bangsa Indonesia, sebelum dan pasca kemerdekaan. Di antara patung pahlawan yang didesain menceritakan perjuangan bangsa Indonesia tersebut ada pahlwan Panglima Besar Jendral Sudirman, Soekarno, Muhammad Hatta dan pahlawan lainnya. Patung-patung tersebut dilengkapi dengan suara yang memperjelas perjuangan bangsa Indonesia. Di bagian atas, terlihat tiang bendera dengan gambaran kisah perjuangan lainnya yang menjadikan generasi muda Indonesia harus bangga memiliki pahlwan yang hebat dan mampu mengorbankan kehidupannya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Setelah selesai di Monjali, selanjutnya rombingan MTs Al-Iqna Cisaga mengunjungi Museum Dirgantara Mandala. Di museum ini setiap siswa dibanggakan dengan alutsista yang dimiliki oleh bangsa Indonesia di bidang Dirgantara atau penerbangan yang dikelola TNI-AU. Di mueseum ini pihak pengelola mempersilakan siswa untuk masuk dengan tertib, namun bagi yang ingin mengabadikan momen di Museum Dirgantara Mandala dipersilakan untuk membayar administrasi yang sangat murah, tak sebanding dengan kebanggaan bangsa Indonesia memiliki dunia penerbangan seperti yang diperlihatkan di Museum Dirgantara Mandala. “Bagi saya ini sangat murah sekali, tak sebanding dengan perjuangan para pilot dan pengelola museum ini yang dengan telaten menjaga alutsiswa penerbangan bangsa Indonesia. Saya bangga menjadi remaja Indonesia,” ungkap Fahri, salah satu peserta kelas 8 B.
Rombongan MTs Al-Iqna Cisaga usia dari Museum Dirgantara Mandala melanjutkan ke Museum Sasminta loka Panglima Besar jendral Sudirman. Di Museum ini peserta diajak menjelajahi sejarah Panglima Besar Sudirman sebelum sampai ke ruangan khusus untuk memaparkan secara lisan mengenai sejarah perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman yang disampaikan oleh pemandu dari museum bersangkutan.
“Museum ini menjadi tempat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus 1945. Salah satu pahlawan yang gigih memperjuangankan kemerdekaan Indonesia yakni Panglima Besar Jendral Sudirman, walaupun beliau sering sakit-sakitan. Beliau dilahirkan tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal 29 Januari 1950. Jika menghitung usia hidup beliau hanya 34 tahun, namun sampai sekarang namanya masih harum dan akan tetap harum, dan beliau merupakan Panglima Besar Jendral yang sangat muda. Banyak hal yang harus kita teladani selaku generasi bangsa terhadap perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman. Beliau merupakan seorang muslim yang taat beribadah, tidak pernah meninggalkan shalat, bahkan dalam keadaan sakitnya beliau masih mampu melaksanakan shalat Tahajud. Ada satu ungkapan yang sangat terkenal dari Panglima Besar Jendral Sudirman, yakni ‘Yang sakit itu Sudirman, Panglima Besar tidak akan pernah sakit.’ Kalimat ini menyiratkan bahwa yang sakit itu orang yang bernama Sudirman, namun ketika nama itu menyangkut paut sebuah jabatan maka tidak ada kata sakit, terlebih untuk perjuangan bangsa Indonesia.” Papar pemandu dengan panjang lebar.
Usai menyampaikan pemaparan mengenai sejarah hidup dan perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman, peserta diajak mengelilingi 14 ruangan bersejarah miliki Panglima Besar Sudirman. Dirasa cukup, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga melanjutkan perjalanan menuju hotel untuk beristirahat, tepatnya Di Hotel Taman Eden, di wilayah kaki gunung Merapi.
Besoknya, Kamis, (11/2) Rombongan MTs Al-Iqna Cisaga melanjutkan perjalanan ke Museum Gunungapi Merapi, yang berada di kaki Gunung Merapi, lebih tepatnya 9 KM dari puncak Gunung Merapi. Sebelum masuk ke Museum Gunungapi Merapi, peserta dan pembimbing termasuk Kepala Madrasah berfoto bersama. Sesekali terlihat juga beberapa siswa yang berfoto selfie.
Di dalam Museum pemandu menjelaskan bagaimana terjadinya proses gunung Merapi meletus yang mengeluarkan lahar dan yang disebut Wedus Gembel, yang beberapa tahun lalu merenggut nyawa banyak orang. Siswa begitu fokus memperhatikan proses meletusnya Gunung Merapi yang dipergakan dengan simulasi. Dianggap selesai, rombongan melanjutkan ke berbagai ruangan di Museum Gunungapi Merapi yang terpajang berbagai gunung merapi di Indonesia, serta berbagai foto bebatuan sebagai hasil letusan gunung merapi. Sontak melihat foto yang langka tersebut, peserta dan terlihat beberapa guru berfoto mengabadikan momen di Museum Gunungapi Merapi.
Pukul 09.00 tepat, rombongan MTs Al-Iqna melanjutkan perjalanan ke objek wisata lainnya yakni Gembira Loka Zoo atau Kebun Binatang Gembira Loka. Di tempat ini rombongan menghabiskan waktu berkisar 2 jam hingga 3 jam. Beranekaragam binatang yang diperlihatkan Gembira Loka, membuat perjalanan ke setiap tempat di Gembira Loka Zoo tidak terasa melelahkan. Siswa dan guru bisa berfoto serfie dengan berbagai jenis binatang yang memang jinak, seperti burung Kakatua dan hewan lainnya. Namun, di antara berbagai jenis binatang, ada binatang yang memang buas, seperti Harimau, Ikan pemakan daging dan lainnya, termasuk di tempat pemeliharaan Pinguin, peserta diminta untuk tidak memoto dan memideonya. Di Gembira Loka Zoo ini, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga juga bisa melihat atraksi yang dipandu oleh penyelenggara dengan memperlihatkan kehebatan berbagai burung yang menuruti perintah pemandu, serta atraksi yang dilakukan oleh Berang-berang, yang memperagakan sirkus, berdagang baso dan menghitung pertambahan, perkalian, pengurangan. Sungguh luar biasa penampilan yang diperlihatkan pemandu di Gembira Loka Zoo, bahkan ada hewan dari kalimantan semacam Kera, yaitu Owa Kalimantan, yang selalu berteriak menyuarakan Owa.
Di Gembira Loka Zoo, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga hingga pukul 11.45. Rombongan melanjutkan perjalanan ke rumah makan guna beristirahat dan makan siang serta melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah, walaupun keadaan sedang berwisata, kewajiban harus tetap dilaksanakan. Usai shalat Dhuhur rombongan melanjutkan perjalanan ke pusat oleh-oleh Bakpia, di tempat ini peserta dipersilakan melihat proses pembuatan Bakpia dan jika ada yang ingin membeli guna sebagai oleh-oleh dipersilakan. Di tempat ini ada sedikit pembicaraan yakni harga peserta dan pembimbing ternyata sama, padahal di Study Tour sekolah lain biasanya harga untuk pembimbing atau guru setengahnya dari harga normal. Biasanya kalau guru belum mengetahui hal ini dibantu oleh tour leader (TL), namun ntah bagaimana TL yang semestinya menawar untuk pembimbing ternyata tidak melakukannya, bahkan TL ntah di mana saat peserta dan pembimbing berbelanja. “Saya sedikit aneh, biasanya TL yang sudah profesional akan membantu kami menawar harga Bakpia dari harga normal, kalau TL dan supir memang sudah pasti gratis karena penghubung antara pihak kami dengan pusat oleh-oleh Bakpia, namun mengapa bagi guru, harganya nomal, tidak bisa setangahnya, bukan kami nggak bersyukur namun pelajaran dari Study Tour sekolah-sekolah lain biasanya setengah harga normal,” ungkap Yogi Pratama, salah satu guru.
Setelah dianggap cukup, rombongan melanjutkan perjalanan ke pusat belanja Malioboro. Sesampainya di tempat tujuan, supir memarkirkan bus di halaman parkir depan Taman Pintar, peserta langsung turun dan melanjutkan perjalanan ke Malioboro guna membeli berbagai macam oleh-oleh. Di Malioboro peserta dan pembimbing awalnya berbarengan, namun karena suasana hujan ntah kenapa peserta sedikit terpisah. Dan yang lebih mengecewakan tour leader (TL) ntah kemana keberadaannya. Biasanya TL berada di paling depan guna memandu perjalanan di Malioboro, sedangkan tanggungjawab siswa oleh pembimbingnya. Namun TL dari CV. Sumber Wisata ini seakan pergi ntah kemana, siswa dan guru yang kurang tahu jalanan Malioboro bingung, akhirnya karena suasana hujan dan ditakutkan ada kejadian yang tidak-tidak, guru dan siswa kembali ke tempat asal bus parkir. Di saat guru dan siswa kembali ke tempat awal terlihat TL sedang berbelanja di salah satu toko pakaian dan mondar-mandir sendirian. Sontak hal ini membuat rasa kecewa guru-guru yang membimbing. “Kami cukup kecewa, semoga ini menjadi kejadian yang terakhir, di tahun sebelumnya kami memang dikecewakan perihal video yang belum diserahkan padahal sudah 2 tahun, tiba-tiba dua bulan kemarin marketing CV. Sumber Wisata datang dan menawarkan tour, kami berhusnudzon, namun kenyataannya, masih mengecewakan, mudah-mudahan ini yang terakhir. Ketika di lapangan, ternyata tiur leader hanya satu orang padahal ada dua bus, normalnya satu bus satu tour leader (TL). Selain itu kaos yang dipakai siswa dan guru sepertinya dibeli langsung dari Yogya kemudian ditambah sablonan di bagian belakang agar terkesan dibuat oleh CV. Sumber Wisata, sablonan itu juga hanya ada di kaos siswa, dikaos guru pembimbing sama sekali polos tak ada identitas madrasah, ditambah tulisan di kaos guru pembimbing ada kata “Sarkem” padahal Sarkem, merupakan nama sebuah tempat lokalisasi,” papar Wakamad Kurikum MTs Al-Iqna Cisaga.
Dirasa cukup, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini peserta tidak kembali ke hotel, namun melanjutkan perjalanan ke Cisaga. Raut wajah siswa tampak sumringah walaupun kondisi alam hujan, namun tidak menyurutkan kegembiraan mereka. Begitu juga dengan raut wajah guru pembimbing yang kelihatan cukup lelah, ditambah kekecewaan atas kinerja pihak CV. Sumber Wisata. “Semoga ini menjadi evaluasi kami di pihak Madrasah,” ungkap Wakamad Kurikulum.
Contoh Laporan Perjalanan Study Tour MTs Al-Iqna Cisaga ke Yogyakarya