Mengenal Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Hasil
Observasi
Yandi Hidayatulloh, S.Pd.
Pada pelajaran Bahasa dan Sastra
Indonesia kelas VII semester pertama, materi pertama yang disampaikan mengenai
Teks Hasil Observasi. Materi ini berbeda dengan materi kelas VII beberapa tahun
ke belakang, hal itu disebabkan kurikulum yang berbeda. Beberapa tahun ke
belakang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
menitikberatkan pada kekhasan sekolaj/ madrasah yang bersangkutan, namun
beberapa tahun ini setelah dicanangkan Kurikulum 2013, ada perbedaan materi
yang signifikan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Salah satu
materi yang di KTSP tidak disampaikan, tetapi di Kurikulum 2013 disampaikan
yakni mengenai Teks Hasil Observasi.
Teks
Hasil Observasi disebut pula dengan istilah Teks Laporan (report text). Dalam
mempelajari materi Teks Hasil Observasi,diharapkan siswa memiliki bekal
pengetahuan tentang jenis laporan tersebut.
Jenis
atau genre teks yang disebut laporan (report text) sekilas hampir mirip dengan
teks deskripsi. Keduanya sama-sama menggambarkan suatu objek. Perbedaannya,
teks laporan menggambarkan objek yang bersifat umum, sedangkan teks deskripsi
menggambarkan objek yang bersifat khusus.
Beberapa
ahli mengemukakan perbedaan antara teks laporan dan teks deskripsi dapat
dilihat pada struktur teksnya. Teks laporan diawali dengan definisi umum dan
dilanjutkan dengan deskripsi bagian (Zabadi, Fairul dkk.,2013:6). Sementara
itu, Djatmika (2010) mengatakan bahwa struktur teks laporan diawali dengan
klasifikasi umum dilanjutkan dengan deskripsi tiap bagian yang diklasifikasikan
tersebut.
Sebagai
contoh, ketika siswa hendak menggambarkan ciri-ciri tumbuhan secara umum, maka
kalian dapat menggunakan wacana berbentuk laporan. Namun, jika hendak
menggambarkan tumbuhan secara khusus, misalnya kalian hendak menggambarkan
secara khusus tanaman epifit, maka kalian dapat menggunakan bentuk teks
deskripsi.
Seacara
struktuk teksnya, teks Hasil Observasi memiliki struktur sebagai berikut :
1.
Judul
2.
Definisi
Umum
3.
Deskripsi
bagian
4.
Deksripsi
Manfaat
Di bawah ini akan diberikan paragraf berdasarkan
struktur teks Hasil Observasi :
1.
Judul
Mencegah Erosi
dengan Terasering
2.
Definisi Umum
Terasering
sering disebut juga hamparan lahan pertanian yang berundak-undak. Terasering
merupakan suatu teknik atau cara pengendalian erosi secara mekanis, dengan cara
membuat trap-trap atau seperti anak tangga yang berfungsi menahan longsoran
tanah pada tebing/ lahan yang curam. Lahan pertanian dengan sistem terasering
sering dijumlai di daratan tinggi pada kontur tanah yang miring, seperti dapat
kita temukan di daerah Tawangmangu.
3.
Deskripsi Bagian
Lahan yang
paling cocok untuk membuat terasering adalah lahan yang bentuknya miring. Lahan
seperti ini biasanya lebih mudah ditemukan di daerah perbukitan. Bentuk lahan
atau tanah miring akan memudahkan untuk membuat konsep penataan. Tujuan
pembuatan terasering adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan
memperbesar peresapan air sehingga kehilangan tanah berkurang (Sukartatmaja,
2004). Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara
utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran
dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah dan membentuk penahan
aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering)
dan pertanian berkontur.
4.
Deskripsi Manfaat
Jadi secara
garis besar, terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga-tangga yang
dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi untuk
menambah stabilitas lereng, memudahkan dalam perawatan (konservasi lereng),
memperpanjang daerah resapan air, memperpendek panjang lereng dan atau
memperkecil kemiringan lereng dan mengurangi kecepatan aliran permukaan (run
off).
Mengenal Ciri-ciri Kebahasaan Teks
Hasil Observasi :
1.
Sebuah
teks yang baik memiliki ciri kesatuan dan kepaduan antargagasan inti dan
gagasan penjelas. Salah satu cara untuk menjalin kesatuan dan kepaduan
antargagasan tersebut digunakan kata rujukan.
Kata rujukan
adalah kata yang merujuk pada kata atau frasa tertentu yang disebutkan
sebelumnya. Cotoh kata rujukan adalah ini dan –nya. Selain itu juga kata
tersebut, itu atau menggunakan kata ganti ia, dia, mereka, kami dan sebagainya.
2.
Untuk
menjalin kesatuan dan kepaduan antargagasan juga dapat menggunakan sarana kata
penghubung atau konjungsi. Ada banyak jenis konjungsi, misalnya dan, atau,
tetapi, sehingga dan sebagainya. Perhatian kutipan teks berikut :
a.
Bambu
adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat
tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Akan
tetapi, laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah lokal,
iklim dan jenis spesies.
b.
Beberapa
dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m (98 kaki)
tingginya dan bisa mencapai batang 15-20 cm (5,9 – 7,9 in), tetapi spesies tertentu hanya bisa
tumbuh higga ketinggian beberapa inci saja.
c.
Tidak
seperti pohon, batang bambu muncul dari permukaan denga diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai tinggi
maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan).
d.
Bambu
tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau
dipanen tidak akan digantikan oleh lunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
e.
Bambu
tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rizomanya di bawah tanah.
Persebaran ini bisa sangat luas sehingga
jika tidak dikendalikan bisa menyebabkan tunas tumbuh di tempat yang tidak
diinginkan, bahkan berpotensi invasif.
3.
Pada
teks di atas, siswa dapat menemukan beberapa bentuk kata berimbuhan. Imbuhan (afiks)
dapat berupa awalan (prefiks), akhiran (sufiks) atau gabungan awalan dan
akhiran (konfiks) dan sisipan (infiks)
4.
Sebuah
teks lapora disusun menggunakan bahasa baku. Apakah yang dimaksud denga bahasa
baku? Bahasa baku sepadan dengan istilah bahasa Inggris standar language adalah
bahasa yang diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat
secara luas. Kata-kata baku ditandai dengan ciri yaitu berasal dari bahasa
daerah dan bukan merupakan bahasa percakapan. Kata-kata seperti nggak, gue, lo,
medit, cuek atau bekek adalah contoh kata-kata tidak baku. Kata yang baku
adalah tidak, saya, kamu, pelit, tidak peduli atau tidak punya uang. Kata-kata
baku memiliki ciri-ciri menggunakan istilah yang telah dibakukan. Kata-kata
seperti apotik, ijin, sistim, dan atlit merupakan contoh istilah-istilah yang
tidak baku. Istilah yang bakunya adalah apotek, izin, sistem dan atlet.
Cara Menyusun Teks Hasil Observasi
:
Langkah-langkah
menyusun teks Hasil Observasi, bisa dilakukan berdasarkan langkah-langkah di
bawah ini :
1.
Memilih objek pengamatan
Objek pengamatan
dapat berupa peristiwa, benda atau hal lain.
2.
Mengumpulkan Data dengan Pengamatan
Objek dan Wawancara
Untuk menyusun
laporan diperlukan data. Data diperoleh melalui duacara, yaitu dengan
pengamatan langsung terhadap objek yang dipilih dan/ atau melalui wawancara
dengan narasumber yang memahami objek yang diamati tersebut.
3.
Menyusun klasifikasi Umum/ Definisi
Umum dan Deskripsi Tiap-tiap bagian
Data-data yang
diperoleh kemudian diklasifikasikan menjadi Definisi umum atau deskrispi
bagian.
4.
Menjabarkan Data
Data-data yang
diperoleh tadi, kemudian dijabarkan dalam kalimat pokok dan kalimat penjelas.
5.
Menentukan Judul
Jika
teks sudah tersusun, tugas terakhir adalah menentukan judul. Judul tentu saja
harus menggambarkan isi. Selain itu judul sebaiknya dapat menarik minat orang
untuk membaca. Buatlah judul dengan menggunakan kata-kata yang mewakili isi
bacaan, serta gunakan judul yang efektif, tidak terlalu pendek dan tidak
terlalu panjang (bertele-tele)Demikianlah Mengenal Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Hasil Observasi