Memaknai
Ramadhan
Prito
Windiarto*
Ramadhan. Bulan penuh
barokah yang dinantikan kehadirannya kini menyapa. Bulan dengan lipatganda
pahala ini tak boleh terlewat tanpa makna. Kita selajimnya mengisi ramadhan
dengan hal yang bermanfaat. Saya teringat pesan Edvan Muhammad Kausar
(Motivator muda Asia Tenggara kelahiran Tasikmalaya) di sebuah acara televisi,
ia mengatakan, ramadhan harus diisi dengan berdiam dan bergerak.
Berdiam
dan bergerak? Bukankah keduanya hal yang
kontradiktif bagaimana mungkin dipersatukan? Mungkin pertanyaan itu bergelayut
di benak kita. Edvan pun menjawabnya dengan penjelasan. Diam, maksudnya kita
berdiam menahan diri dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Kita berdiam
menahan hawa nafsu dari perbuatan yang bisa merusak ganjaran puasa seperti
ghibah, dan lain sebagainya.
Bergerak
maksudnya kita berusaha sungguh-sungguh untuk melakukan kebajikan-kebajikan.
Mengisi ramadhan dengan kegiatan-kegiatan positif. Memakmurkan masjid,
menyantumi yang kurang mampu, bakti sosial, dsb.
Mari
maknai ramadhan dengan diam dan gerak!
*Divisi Humas & FSLDK Lembaga Dakwah
Kampus Raudlatul Muttaqin Universitas Galuh,
Santri Ponpes Arrahmaniyyah.
085223929033
Demikianlah Contoh Kultum Ramadan : Memaknai Ramadhan