Contoh Kultum Ramadan : Taqwa, Buah Ibadah di
Bulan Puasa
Prito
Windiarto
“Hai orang-orang
beriman diwajibkan atas kamu berpuasa dan atas orang-orang sebelum kamu agar
kamu bertaqwa.” Al Baqarah: 183
Kita perhatikan frasa “agar kamu
bertaqwa”. Kalau disimpukan sederhana, taqwa adalah tujuan akhir puasa. Dengan
kata lain buah dari puasa. Tentu saja
buah yang matang, manis dan legit. Bukan yang mentah atau busuk.
Berdasar uraian di atas, barometer
kesuksesan kita berpuasa adalah taqwa. Apakah ia menjadi membuahkan ketaqwaan
atau tidak.
Taqwa
secara sederhana didefinisikan sebagai melaksanakan segenap perintahNya dan
menjauhi segala laranganNya. Orang yang bertaqwa senatiasa menilai sesuatu
berdasar ketentuanNya. Apakah ini perintah, atau larangan? Apakah hak atau
batil? Apakah halal atau haram?
Jika selepas sebulan penuh berpuasa
nyatanya rasa takut kita pada Allah tak meningkat, berarti ada yang salah dalam
ibadah kita itu. Bisa jadi puasa kita tak lebih sekadar menahan lapar dan haus.
Ibadah kita didaskan sekadar pada rutinitas tahunan semata. Tak ada bekas
(atsar) kehusyuan. Ketundukan.
Ibadah
puasa di bulan suci menjadi barometer kita sebelas bulan ke depan. Jika selama
ramadhan saja masih banyak maksiat, apatah lagi sebelas bulan ke depan? Padahal
Allah menjanjikan kebaikan yang banyak bagi orang-orang yang bertaqwa
“Sesiapa
yang bertaqwa kepada Allah, Baginya jalan dari kesulitan. Dan merezekianya dari
arah yang tiada di sangka-sangka.”
Ramadhan
tahun ini sudah berlalu, semoga segenap amal kebaikannya diterima. Keuranganya
ditutupi. Ya Allah pertemukan kami lagi dengan bulan suci itu.
*Pengajar di Ganesha Operation, Banjar. Pengampu portal pelajaranbahasaindonesia.com
Demikianlah Contoh Kultum Ramadan : Taqwa, Buah Ibadah di
Bulan Puasa