Menu

27.5.16

Contoh Kultum Ramadan : Hikmah Puasa



Contoh Kultum Ramadan : Hikmah Puasa

Prito Windiarto
 
            Tak syak lagi bulan Ramadhan adalah bulan penuh kemuliaan. Pada bulan ini kita diwajibkan melaksanakan ibadah puasa yang mengandung banyak keutamaan di dalamnya. Diantaranya puasa sebagai pengahalang (perisai) dari api neraka, sebagai penggugur dosa-dosa, dan lainnya. Pada kesempatan ini kita akan mencoba membahas hikmah yang terkandung dalam puasa.
            Pertama. Puasa mengajarkan kita agar mampu menahan diri.
            Sejak terbit fajar hingga magrib tiba, selama puasa kita dilarang untuk makan, minum, juga jima’. Selain itu puasa kita dinilai sempurna jika meninggalkan hal-hal yang dapat merusak pahala puasa, semisal menggunjing, fitnah, dusta, dan berbagai kemaksiatan lainnya. Namun pada kenyataannya, meninggalkan hal-hal tersebut, terutama bagi yang terbiasa melakukannya, adalah hal yang sulit. Di sini lah iman kita diuji, mampukah kita bertahan? Mampukah kita menguasai diri? Begitulah, puasa, melatih kita untuk bisa mengendalikan hawa nafsu. Jika kita bisa menahan diri selama bulan suci, sejatinya kita sedang mendidik diri agar juga bisa bertahan sebelas bulan ke depan. Ketika suatu saat kita hendak melakukan keburukan, kita katakan, “Hai diri, tahan lah, kenikmatan duniawi ini hanya sesaat, jangan tukar dengan keabadian nikmat di akhirat!”.
            Kedua. Puasa melatih diri untuk berempati.
            Selama menjalankan ibadah puasa, sebuah kewajaran kita merasa lapar dan dahaga. Itu teramat manusiawi. Rasa lapar dan dahaga yang dirasakan itu selazimnya menumbuhkan rasa empati kita terhadap sesama yang berkekurangan. Kita merasa lapar hanya sampai magrib, sementara saudara kita di Somalia misalnya, bisa jadi merasa lapar selama berhari-hari. Kita memang lapar, namun paling tidak kita punya sesuatu untuk dimakan ketika berbuka. Sementara mereka, pengungsi di Gazza misalnya, bisa jadi belum tahu hendak makan apa untuk berbuka. Saudara-saudara kita di pengungsian bisa jadi sering merasa lapar dan dahaga bukan hanya sebulan melainkan berbulan bahkan bertahun-tahun.
            Demikianlah, rasa lapar dan dahaga semoga dapat menghadirkan rasa empati,  yang pada gilirannya menggerakan kita untuk membantu mereka yang berkekurangan. Kalaupun belum bisa dengan harta, paling tidak dengan doa, semoga Allah memberikan kesabaran dan melimpahkan rizki pada mereka.  Aamiin. Wallahu A’lam Bishowab

#Prito Windiarto, Mahasiswa Diksatrasia Universitas Galuh, Ciamis.

Demikianlah Contoh Kultum Ramadan : Hikmah Puasa