Pengalaman Mengikuti Tes TOEFL ITP
Prito Windiarto
Apa itu TOEFL?
TOEFL dibacanya ‘toe full’ tak lain adalah kependekan dari Test of English as a Foreign Language. Sesuai namanya tes ini ditujukan untuk menguji kemampuan bahasa Inggris bagi orang asing (Non inggris). Tes ini secara resmi berada dalam naungan resmi ETS (Educational Testing Service). Kini cabang ETS (penyelenggara TOEFL) sudah tersebar ke seantero dunia.
Model tes TOEFL
Secara umum untuk format dewasa ini ada tiga model yang diketengahkan yakni :
a) Paper Based Testing (Menggunakan kertas)
b) Computer Based Testing (berbasis komputer)
c) Internet Based Testing (berbasis internet)
Meski begitu yang paling banyak diikuti masih yang berupa PBT.
Apa itu TOEFL ITP
TOEFL ITP maksudnya adalah tes TOEFL yang berbasis institusi. Resmi terdaftar oleh ETS.
Biasanya digunakan untuk pengajuan beasiswa dalam dan luar negeri. Skor minimalnya tergantung lembaga beasiswa tersebut.
Pengalaman Mengikuti Tes TOEFL ITP
Baiklah sekarang langsung saja ya sharing pengalaman. Saya mengikuti tes TOEFL ITP untuk persayaratan pengajuan beasiswa LPDP. Targetnya adalah minimal skor 500. Berat memang. Namun semoga bisa.
Langkah awal yang saya lakukan adalah searching mengenai TOEFL ITP ini. Supaya tentu saja tidak terjadi kesimpangsiuran. Yang saya searching pertama adalah gambaran seperti apa sih TOEFL ITP. Karena jujur saja saya masih belum begitu jelas. Apakah seperti tes bahasa Inggris di sekolah atau tidak? Ternyata inilah dia struktur soal di TOEFL ITP
a) Listening Comprehension
b) Structure and Written expression
c) Reading Comprehension
Mari kita bahasa satu persatu ya teman.
a) Listening Comprehension
Merupakan tes yang menguji kemampuan listening kita. Isinya adalah percakapan dalam bahasa Inggris yang diputar melalui audio. Jumlah soalnya adalah 50 soal dengan waktu pengerjaan sekitar 35 – 40 menit.
Soal listening ini terbagi menjadi beberapa bagian.
Bagian A. Biasanya nomor 1 – 30 berisi percakapan pendek dua orang. Satu laki-laki dan satu perempuan. Lalu ditanyakan beberapa aspek...
Bagian B. Percakapan lebih panjang. Satu percakapan untuk dua sampai 3 soal.
Bagian C. Percakapan panjang. Satu percakapan bisa 3 sampai 5 pertanyaan.
Tips untuk bagian
ini adalah...
a.
Konsentrasi penuh karena
percakapan tidak diulang..
b.
Perhatikan pernyataan orang
ke dua. Biasanya pertanyaan berbasis pada pernyataan orang ke dua. Meski begitu
pernyataan orang pertama jua jangan dianggap remeh
c.
Jika tidak tahu jawabannya,
isi saja, toh tidak mengulangi nilai. Jangan terlalau lama memikirkan soal yang
sulit itu. Fokus ke soal berikutnya
a) Structure and Written expression
Bagian ini
terdiri dari 40 soal, dengan waktu pengerjaan dua puluh lima menit? Yups...
Singkat sekali. Satu soal kita hanya punya waktu sepersekian detik.
Secara umum
terdiri dari dua bagian.
a.
Bagian a, nomor 1-15
merupakan mengisi bagian rumpang. Jadi ada bagian yang kosong (titik-titik).
Kita diminta untuk mengisinya...
b.
Bagian b, nomor 16-40
merupakan bagian dimana kita disuguhkan kalimat lengkap. Namun ada kata yang
salah (eror). Kita memilih kata yang salah itu (ada empat pilihan kata,
masing-masing diberi garisbawah)
b) Reading Comprehension
Ini merupakan
bagian akhir. Terdiri dari 50 soal dengan waktu pengerjaan 55 menit. Waktunya
memang panjang tapi ternyata pengerjaannya juga tidak bisa dibilangg mudah.
Kita akan disuguhi beberapa bacaan panjang. Terdiri dari beberapa paragraf.
Nah, setiap bacaan mengandung pertanyaan. Kita perlu membaca dan berpikir
cepat.
Nah itulah
sekilas tentang struktur tes TOEFL ITP.
Sekarang kita
akan lanjut perihal pengalaman saya...
Saya menggebu ikut
tes TOEFL ITP setelah membaca salah satu syarat pendaftaran beasiswa LPDP adalah
memiliki sertifikat TOEFL ITP resmi dari ETS. Nah, skor minimal untuk tujuan
kampus dalam negeri adalah 500. What? 500. Ya. Segede itu. Apalagi untuk syarat
ke luar negeri, 550 bo.
Bismillah.
Tawakal saja. Saya harus mencoba. Tak ada salahnya kan mencoba?
Langkah pertama saya adalah
gooling perihal TOEFL ITP. Termasuk lembaga mana saja yang
menyelenggarakannya...
Ternyata di kawasan Priangan
Timur (tempat saya tinggal saat ini) lembaga terdekat yang menyelenggarakannya
adalah ELTI Gramedia Tasikmalaya. Di kawasan Jawa Barat selain ELTI, ada juga
EF. Lembaga lainnya setahu saya adalah Balai Bahasa UPI dan UNPAD.
Saya tanya ini itu, termasuk
jadwal terdekatnya. Berapa biayanya, dll.
So, kalian yang mau ikut tes TOEFL
ITP, coba deh searching dulu di mana lembaga yang menyelenggarakan TOEFL ITP
resmi.
Kalau sudah tahu, daftar. Biaya pendaftaran sekitar 450 ribu.
Saya, tes 26 November lalu. Tes dijadwalkan pukul 09.00.
Tipsnya, usahakan jangan terlambat. Bawa peralatan.
1. Pensil
2. Penghapus
3. Rautan
Jangan lupa KTP asli. Ini digunakan sebagai alat pemeriksaan. Bok ada joki, barangkali.
Jam 9 tet dimulai. Pengantar dulu sekitar 5 menit. Termasuk instruksi dan info-info. Lalu pengisian identitas. Hp wajib non aktif.
Bagian pertama, listening. 50 soal, 35 menitan. Kita dituntut cermat mendengarkan percakapan yang diperdengarkan lewat salon soundsystem. Banyak latihan penting.
Bagian kedua structure dan written expretion. 40 soal, 25 menit. Bisa dibilang inilah materi tersulit. Makanya banyak yang menganjurkan kalau mau kursus atau les dalami bagian ini.
Bagian terakhir reading comprehension.
50 soal 55 menit. Ternyata panjang-panjang bro. Kosakatanya juga bukan yang mudah. Perlu banyak membaca artikel Inggris agar terbiasa.
Nah, untuk mendapatkan nilai / skor bagus memang perlu perjuangan. Saya sendiri tidak kursus tapi berlatih dengan materi dari buku bagus: Cara pasti dapat skor TOEFL 600 dan buku TOEFL Killer.
Buku TOEFL Killer paling banyak direkomendasikan. Didalamnya banyak materi bagus. Daging istilahnya. Mau? Sila pesan via SMS / wa / line ke 087826263364.
Oya, ada yang mau tahu nilai TOEFL saya? Wa aja ya..
Bersambung... InsyaAllah....
Bantu share dan like ya. Semakin banyak yang share dan like semakin bersemangat saya melanjutkan tulisan ini. hihi. Modus . com
Demikianlah Pengalaman Mengikuti Tes TOEFL ITP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar