Menu

3.4.15

Cataran Hati Seorang Guru: Murid Lebih Hebat dari Guru


Cataran Hati Seorang Guru: Murid Lebih Hebat dari Guru
Prito Windiarto

Suatu kali bapak saya pergi ke Banjar. Kota terdekat dari kampung halaman. Hendak berbelanja sesuatu. Di suatu tempat, tanpa sengaja ia berpapasan dengan seseorang. Ia menegur bapak ramah.
“Saya murid bapak lho, dulu di SD Ciwalen 03,” Ucapnya ramah mengenalkan diri.
Bapak yang merupakan pensiunan guru SD terhenyak sebentar,megingat-ingat. Wajah di hadapannya sudah lama tak dilihat berpuluh tahun.  Beliau memang dulu awal-awal pengabdian sempat mengajar di SD Ciwalen 03.
Pemuda itu bercerita banyak hal. Ia juga mengisahkan perjalanan hidupnya, termasuk aktivitasnya saat ini yang sedang menempuh pendidikan magister (S 2) di sebuah perguruan tinggi elit.
Bapak tersenyum simpul. Amat bangga. Kebanggaan seorang guru.
Ya, jenjang pendidikan yang bapak tempuh memang tak tinggi. Namun ia selalu berharap anak didiknya bisa menggapai jenjang pendidikan setinggi mungkin. Meski mereka adalah anak kampung.
Beliau amat bangga atas prestasi muridnya itu.
Begitulah, naluriahnya seorang guru ingin melihat muridnya sukses. Selain itu tentu ia berharap ilmu yang dimiliki muridnya lebih mumpuni. Tak masalah jika mengungguli sang guru. Malah murid lebih cerdas lebih mahir dari gurunya adalah hal yang diharapkan.
Guru yang baik tidak akan merasa tersaingi apalagi dipecundangi. Toh, kepintaran yang didapat simurid, secara langsung maupun tidak ada kontribusi sang guru juga di dalamnya. Jua tak takut muridnya akan menyepelekannya. Murid yag baik, selayak padi, semakin tinggi limu dan kesuksesaan  semakin merunduk. Menjadi anak yang selayak kacang tak lupa kulitnya.
Sekali lagi, seorang guru selalu mengharap muridnya menjadi orang sukses. Lebih hebat dari dirinya.

Prito Windiarto adalah seorang guru. Putra dari pensiunan guru. Alumnus PBSI Unigal, Ciamis.

Demikoanlah Cataran Hati Seorang Guru: Murid Lebih Hebat dari Guru kali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar