Cataran Hati Seorang Guru: Murid Lebih
Hebat dari Guru
Prito
Windiarto
Suatu
kali bapak saya pergi ke Banjar. Kota terdekat dari kampung halaman. Hendak
berbelanja sesuatu. Di suatu tempat,
tanpa sengaja ia berpapasan dengan seseorang. Ia menegur bapak ramah.
“Saya
murid bapak lho, dulu di SD Ciwalen 03,”
Ucapnya ramah mengenalkan diri.
Bapak
yang merupakan pensiunan guru
SD terhenyak sebentar,megingat-ingat. Wajah di hadapannya sudah lama tak
dilihat berpuluh tahun. Beliau memang
dulu awal-awal pengabdian sempat mengajar di SD Ciwalen 03.
Pemuda
itu bercerita banyak hal. Ia
juga mengisahkan perjalanan hidupnya, termasuk aktivitasnya saat ini yang
sedang menempuh pendidikan magister (S
2) di sebuah perguruan tinggi
elit.
Bapak
tersenyum simpul. Amat bangga. Kebanggaan seorang guru.
Ya,
jenjang pendidikan yang bapak tempuh memang tak tinggi. Namun ia selalu
berharap anak didiknya bisa menggapai
jenjang pendidikan setinggi mungkin. Meski mereka adalah anak kampung.
Beliau
amat bangga atas prestasi muridnya itu.
Begitulah,
naluriahnya seorang guru ingin melihat muridnya sukses. Selain itu tentu ia berharap
ilmu yang dimiliki muridnya
lebih mumpuni. Tak masalah
jika mengungguli sang guru.
Malah murid lebih cerdas lebih mahir dari gurunya adalah hal yang diharapkan.
Guru
yang baik tidak akan merasa tersaingi apalagi dipecundangi. Toh, kepintaran
yang didapat simurid, secara langsung maupun tidak ada kontribusi sang guru juga di dalamnya. Jua tak takut
muridnya akan menyepelekannya.
Murid yag baik, selayak padi,
semakin tinggi limu dan
kesuksesaan semakin merunduk. Menjadi
anak yang selayak kacang tak lupa kulitnya.
Sekali lagi, seorang guru selalu mengharap muridnya menjadi orang sukses. Lebih hebat dari dirinya.
Prito Windiarto adalah seorang guru. Putra dari pensiunan guru. Alumnus
PBSI Unigal, Ciamis.
Demikoanlah Cataran Hati Seorang Guru: Murid Lebih Hebat dari Guru kali ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar