Menu

21.8.16

Esai Pendidikan : Tragedi Yuyun dan Tantangan Dunia Pendidikan Masa Kini



Esai Pendidikan : Tragedi Yuyun dan Tantangan Dunia Pendidikan Masa Kini

            Yuyun.
            Nama nan sederhana itu sempat menjadi perbincangan di mana-mana. Menjadi bahan diskusi pelbagai kalangan. Sayang, keterkenalannya adalah tebusan atas tragedi yang menimpanya. Gadis empat belas tahun itu meregang nyawa selepas dilucuti kehormatannya secara biadab. Empat belas lelaki (remaja) yang begitu kejinya.
            Nahasnya keempatbelas lelaki itu sebagian besar masih remaja. Fakta menggiriskan sekaligus mengkhawatirkan. Sebuah kenyataan yang kian menyadarkan kita, bahwa, hari ini kita memasuki masa darurat. Sebuah zaman yang dikatakan sebagian orang sebagai zaman edan.
            Keedanan perilaku anak zaman ini memang dipengaruhi banyak faktor. Era digital, dengan kemudahan akses internet menjadi aspek dominan. Belum lagi pergaulan yang tidak keruan. Ditambah perhatian dan pengawasan orang tua yang kurang.
            Aspek berikutnya yang tak kalah penting: pendidikan (sekolah). Memang benar akumulasi berbagai aspeklah yang membentuk diri seseorang, baik keluarga, lingkungan pergaulan, masyarakat umum, dll. Meski begitu aspek pendidikan (sekolah) memegang peranan yang tiada bisa dipandang sebelah mata.
            Tragedi Yuyun, pun nyatanya menampar wajah pendidikan kita hari ini? Bukankah Yuyun adalah pelajar? Pun sebagian besar pelaku? Mengapakah pribadi yang ‘bergelar’ pelajar melakukan tindakan yang sedemikian menjijikan seperti itu?
            Inilah tantangan dunia pendidikan (sekolah) hari ini. Ujian yang tidak bisa dibilang mudah. Kita berbaik sangka saja, ibu dan bapak guru tempat sekolah para pelaku sudah berusaha mendidik mereka dengan baik.
            Walau begitu, ‘baik’ saja nyatanya belum cukup. Perlu kontrol yang mantap, berkesinambungan, dan menyeluruh. Sesuatu yang tidak gampang memang. Hal yang selazimnya diperhatikan adalah;
1.      Pergaulan
Siswa selazimnya dipantau pergaulan kesehariannya di sekolah dan terutama di luar sekolah. Kenakalan remaja, umumnya, dikenalkan lewat dunia luar (sekolah) lewat pergaulan. Banyak siswa yang sikapnya berubah menjadi buruk setelah bergaul dengan preman dan bandit misal.
2.      Penggunakan internet
Kini setiap orang dengan mudah mengakses dunia maya. Di dunia maya inilah informasi (bacaan/ tontonan) bisa diakses. Baik yang positif maupun negatif. Tugas guru mengontrol atau minimal memeriksa akses internet siswa. Misal dengan memeriksa HP mereka. Kabarnya beberapa pelaku kekejian Yuyun merupakan pencandu tontonan yang kurang pantas (baca p*r*o).
3.      Minuman keras / narkoba
Konon, keempatbelas lelaki (remaja) itu ketika melakukan perbuatan itu sedang dalam keadaan mabuk. Memang saat seseorang mabuk ‘akal sehat’nya seolah tercerabut. Hal haram lain akan diterabasnya. Sekolah perlu melakukan pemeriksaan urine rutin dan atau sebagainya. Supaya ketahuan adakah  siswa yang pencandu narkoba / miras atau tidak.

Demikianlah beberapa aspek yang perlu diperhatikan para pendidik. Tentu saja keberhasilan pencegahan kekejian itu agar maksimal harus didukung berbagai pihak, mulai dari keluarga hingga negara.

Kisah gadis malang nan bersahaja itu semoga semakin menyadarkan banyak pihak, termasuk kita (di dunia pendidikan). Betapa tantangan zaman semakin mengerikan. Semoga kita bisa mengambil pelajaran. Aamiin. Semoga.

Wallahu a’lam bishowab.

             
            Prito Windiarto adalah pengajar di Ganesha Operation Banjar. Pengampu www.pelajaranbahasaindonesia. com. Penulis buku Menjadi Remaja Berjuta Pesona.  Demikianlah

Esai Pendidikan : Tragedi Yuyun dan Tantangan Dunia Pendidikan Masa Kini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar