RESENSI NOVEL BEST SELLER RANAH 3 WARNA KARYA AHMAD FUADI YANG MEMESONA
RANAH 3 WARNA YANG MEMESONA
Sebuah resensi oleh Prito Windiarto*
Ranah Tiga Warna
Judul Buku : Ranah 3 Warna
Penulis : Ahmad Fuadi
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : Pertama, Januari 2011
Jumlah Halaman :473 Halaman + XIV
Harga : Rp. 65.000
ISBN : 9789792263251
Ahmad Fuadi, penulis kenamaan asal Bayur-Sumatera Barat ini kembali merlilis novel terbarunya, Ranah 3 Warna (R3W). Novel yang merupakan kelanjutan dari Novel Negeri 5 Menara (N5M) ini resmi diluncurkan 25 Januari silam. Pada acara peluncuran Novel R3W, penulis yang mendapat penghargaan sebagai penulis dan fiksi terbaik Anugerah Pembaca Indonesia 2010 ini kembali memperoleh pengharagaan, kali ini dari penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU) atas prestasinya memecahkan rekor penjualan buku. Novel N5M terjual lebih dari 100.000 eksemplar dalam setahun terakhir.
Ranah 3 Warna bercerita tentang bagaimana Alif Fikri (tokoh utama) mengarungi kehidupan setelah lulus dari pondok madani (PM). Impiannya tetap tinggi, ingin belajar teknologi di Bandung, ingin menjadi Habibie. Namuan apa lacur, jangankan masuk kuliah, ijazah pun Alif tak punya. Akhirnya dengan susah payah, terinspirasi semangat tim dianamit Denmark, Alif mengikuti ujian Paket C, lulus. Setelahnya ia mencoba ikut UMPTN.
Dengan berbagai pertimbangan Alif tak jadi masuk IPB, ia memilih jurusan Hubungan Intenasional Universitas Padjajaran, Bandung sebagai tempatnya kuliah. Di sini Alif kembali mendapat berbagai rintangan, uang kuliahnya pas-pasan, perjalanan kisah kasihnya dengan Raisa terhalang Randai, sahabat karibnya sendiri. Puncaknya Ayah tercinta meninggal untuk selama-lamanya. Cobaan lain silih berganti menyapa, mampukah Alif bertahan?
Rupanya ‘mantra’ Man Jadda Wajada (sesiapa yang bersungguh-sungguh dapatlah ia) saja tak cukup, Alif teringat ‘mantra’ kedua yang diajarkan di PM, Man Shabara Zhafira (Sesiapa yang bersabar akan beruntung).
Berbekal dua ‘mantra’ itu Alif arungi hari. Berjibaku menembus beasiswa pertukaran pelajar (mahasiswa) Indonesia-Kanada. Alif lolos. Berangkatlah ia bersama rekan-rekan lain dari penjuru negeri. Sebelum sampai Kanada pesawat transit di Amman Yordania, di sana rombongan dijamu bak tamu negara, bagi Alif Yordania adalah ranah keduanya setelah Bandung.
Di Kanada Alif berkarib dengan Rusdi, si ksatria berpantun, juga teman Kanada-nya, France. Selama mengikuti program pertukaran pelajar itu Alif mendapat berbagai pengalaman yang menakjuban, menatap dedaunan maple berwarna orange bahkan merah, bertemu langsung dengan suku indian, bahkan sempat memancing ikan bersama.
Singkat cerita Alif pulang ke tanah air, dua tahun kemudian di wisuda. Bagaiamana nasib percintaannya dengan Raisa? Bagaimana kisah Alif menempa ilmu jurnalistik dari Bang Togar yang super galak? Bagaiamana asyiknya melewati musim gugur di Kanada? Kenapa juga ada Obelix dari Maninjau, apa maksudnya? Simak semua dalam novel apik ini.
Ranah 3 Warna begitu memesona, seolah melangkapi ‘keajaiban’ Negeri 5 Menara. Jika pada novel N5M Ahmad Fuadi mengurai pentingnya kerja keras dan kesungguhan, maka di novel ini ia menegaskan pentingnya kesabaran, kesabaran yang aktif. Sungguh Allah bersama orang-orang yang sabar.
Deskripsi di novel ini tergarap apik, seakan-akan kita bisa merasakan eksotisnya Amman, Yordania, indahnya guguran daun maple di musim gugur Kanada. Novel ini juga bertabur kisah inspiratif, seperti kisah dalam bab “Sepasang golok Kiai Rais”. Pilihan kata pas. Pada beberapa bagian ada sedikit kesalahan tik, namun tidak substantif.
Novel ini sangat layak dibaca siapapun yang berusaha mengajar mimpi, menggapai cita. Direkomendasikan bagi siapapun yang percaya bahwa Allah Maha Pengabul doa dan selalu beserta orang-orang yang sabar.
“Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup direlung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar”
(Cuplikan novel halaman 468)
Selamat membaca!
*Mahasiswa Diksatrasia, bergiat di KPS
www.pena-santri.blogspot.com
180411
Alhamdulillah, dimuat di Taboid Lingustika Edisi 2 halaman 8. RESENSI NOVEL RANAH 3 WARNA YANG MEMESONA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar