Nilai-nilai Novel Ranah 3 Warna Karya Ahmad Fuadi
a. Nilai Pendidikan
Di dalam novel Ranah 3 Warna (A. Fuadi) ini banyak sekali nilai-nilai positif yang dapat kita ambil sebagai cerminan dalam kehidupan sehari-hari, beberapa nilai-nilai edukatif dalam novel ini yaitu menceritakan perjuangan beberapa orang anak dalam menunjukkan jati dirinya dengan usaha keras dan tidak pernah menyerah dengan bersemboyan man jadda wa jadda ‘barang siapa yang bersungguh-sungguh pasti mendapatkan (cita-citanya).’ Dengan semangat man jadda wa jadda -nya terjalin rasa kekompakkan sesama teman dan kesungguhan di dalam menuntut ilmu yang mengantarkannya pada beberapa prestasi akademik.
b. Nilai Religius atau agama
Nilai religius dalam novel ini sangat terasa kental. Bagaiaman Alif menjalani hari dengan selalu mencoba untuk pasrah dan ikhlas. Hal ini dibuktikan dengan kutipan berikut :
“Segala sesuatu ada waktuya. Aku ikhlaskan tangan Tuhan menuntunku meraih segala impian ini.” (A. Fuadi, 2011 : 461)
Juga kesadaran bahwa rizki sudah ditentukanNya,
“Min haitsu la yahtasib. Dari tempat yang tak disangka-sangka. Rezeki dari Tuhan memang bisa datang dari mana saja dan kapan saja. Alhamdulillah…. (A. Fuadi, 2011 : 173)
Dan terutama, perihal kesabaran yang menjadi nafas utama novel ini. Penulis ingin menekankan pentingnya kesabaran dalam meraih kesuksesan. Sunguh Allah bersama orang-orang yang sabar”
Ini dibuktikan dengan kutipan berikut :
“Bagaimanapun tingginya impian, dia tetap wajib dibela habis-habisan walau hidup direlung oleh nestapa akut. Hanya dengan sungguh-sungguhlah jalan sukses terbuka. Tapi hanya dengan sabarlah takdir itu terkuak menjadi nyata. Dan Tuhan selalu memilihkan yang terbaik dan paling kita butuhkan. Itulah hadiah Tuhan buat hati yang kukuh dan sabar. Sabar itu awalnya pahit, tetapi akhirnya lebih manis daripada madu. Dan Alhamdulillah, aku sudah mereguk madu itu. Man Shabara zhafira. Siapa yang sabar akan beruntung” (A. Fuadi, 2011 : 469)
c. Nilai sosial
Novel tersebut mencerminkan nilai kahidupan sehari-hari bahwa, kita membutuhkan orang lain di sisi kita, untuk saling menjaga dan saling tolong menolong. Sebagai manusia kita tidak bisa hidup sendiri-sendiri, ataupun melakukan aktifitas tanpa bantuan orang lain karena hal seperti itu tidak di sukai oleh Alloh. Alloh memberikan kita akal untuk dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya, saling nasehat-menasehati, dan saling mengasihi satu sama lainya.
Pengulas : Prito Windiarto dan Andi N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar