9.1.16

Kisah Hikmah : Episode Perih



Kisah Hikmah : Episode Perih
 
Episode Perih

 Prito Windiarto

Hidup selayak perputaran roda. Kadang di atas kadang di bawah. Pada satu waktu jaya-jumawa, tapi di lain waktu terkulai-tak berdaya. Tak ada kegembiraan abadi, begitu halnya ksedihan.
Rahasia  hidup itulah yang menempa kita menjadi manusia tangguh. Bersyukur atas nikmat, bersabar atas coba.
Berikut, sedikit akan kuceritakan beberapa penggal kisah hidup yang membuat dada ini sesak, kecewa dan perasaan lainnya. Episode perih, demikian kunamai SEKAR Ini.
48
Pertama, ketika tim sepak bola kelasku (saat itu kelas 3 intensif) yang notabene tim underdog (tak diunggulkan) tak dinyana bisa melenggang menuju final. Sayang! Anti klimaks, tim kami kalah penalti 4-2. Padahal sepanjang pertandingan berlangsung ketat, saling kejar mengejar skor. Sampai peluit waktu normal skor imbang 3-3. Hingga penalti yang memilukan itu. Sesak sekali. Hampir dua hari “meratapi” kekalahan. Bukan sekedar karena tak mendapat pilaa plus hadiah Dajajah, bukan! Aku (kami) sesak karena tim yang mengalahkan kami itu adalah “musuh bebuyutan” , Kelas IV KMI. Di babak penyisihan kami bertemu dengan mereka  dan  kalah kontroversial, gol terakhir tim lawan dicetak ketika pemainnya jelas-jelas terjerat offsite. Wasit tutup mata. Kami berang bukan kepalang. Skor 5-4 tergantung di papan skor. Imbas kecewa dan dendam itu menjalar hingga usai Final. Seusai pertandingan kami geleng-geleng kepala, tak percaya. Seperti mimpi saja. Yo ho! Inilah efek negatif sebuah kekalahan (memilukan).
Kedua… ketika MTQ V tingkat kota Banjar. Aku, Miftah dan Diki tergabung dalam tim MFQ (Musabaqoh Fahmil Qur’an) utusan Kecamatan Banjar. Babak penyisishan berlangsung alot. Lomba MFQ yang mirip LCC ini berlangsung seru. Alhamdulillah kami lolos ke final dengan perolehan nilai tertinggi.
Di final, 4 tim terbaik beradu. Nahas… bel kami menegalami sedikit masalah, terganggu. Ketika dipijit kadang lampunya tak menyala. Dengan meneguk kecewa di final ini kali justru tersungkur si peringkat paling bontot, menyecewakan. Pulang dengan tangan hampa. Menatap sendu kemenangan tim lain. Tempaan belajar intensif sebulan penuh seolah kandas, “dihisap” bel bermasalah itu.
Begitulah dua penggal kisah perih yang pernah terjadi, dan sejatinya masih banyak lainnya; gagal terpilih sebagai perwakilan santri di acara yudisium, gagal meraih juara kelas, nilai UN yang jeblog, dll. Tapi rasanya kedua penggal cerita itu yang paling terasa sesaknya.
Dari kedua kejadian itu aku belajar untuk bangkit lagi setelah terjatuh. Kini ketika menelan kecewa. karena gagal di lomba menulis lah, ditolak media lah, mendapat nilai yang kurang mengembirakan lah, dll. Aku selalu berusaha mengenang episode perih lalu. Mencoba meraup hikmah.
49
“Hm…. Dulu saja yang segitu perihnya aku  bisa bangkit, kenapa sekarang tidak? PRITO BANGKIT  !  SEMANGAT, BANYAK HAL HEBAT YANG AKAN (HARUS)  KAU LAKUKAN!”
Demikianlah episode perih itu melengkapi episode-episode hidupku, menggenapkan hari.
“La sururun yadumu, wala rokhou!” Mahfuzot itu berdesing-desing ditelinga. Ya tentu saja!
Tak ada yang Abadi!
Perputaran kegembiraan dan kesedihan adalah keniscayaan!

Kamis cerah
170311-270411
Episode ini spesial untuk kelas 3 Int, Joker Class, dan I int –Rider Class.

Demikianlah Kisah Hikmah : Episode Perih



Info CPNS PPPK 2019 & Pelajaran Bahasa Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...