25.6.11

SEKAR 5 : MENANGIS

SEKAR 5 : MENANGIS

-Nah lho, sebelum melanjutkan membaca, kalau kawan termasuk yang ogah baca tulisan acak-adut –teu pararuguh- ada baiknya tak usah dilanjut. Soalnya tulisan ini ya, maaf, sedikit kacau-beliau. Hem… tapi yang fine2 saja, yu ah lanjut, bekicot, eh salah cekidot-

-Prolog : menangis?
Hoho… ada yang bilang : “Lelaki menangis itu cengeng!”, “Lelaki nangis feminim, girly!”. Lho ko? Daku termasuk yang TAK SETUJU dengan statmen itu, ENAK SAJA!
Bagiku, lelaki menangis sah-sah saja, kenapa engga? Asal tahu situasi kondisi saja.

-Pengalaman menangis.
Nah… sejak bayi saya menangis. Waktu balita-anak-anak, saya juga sering nangis (lupa lagi penyebabnya apa- tak dibelikan mainan mungkin, ah engga juga). Yang pasti saya ingat, waktu SD pernah nangis ketika nonton film india. Sedih betul melihat si wanita berundai airmata ditinggal sang pujaan hati. (Padahal waktu itu mana tahu Prito arti cinta dan pengkhianatan). Saya masih ingat di depan TV hitam putih milik Nini saya rajin betul nonton film india, di TPI kalau tidak salah.
Hem… tapi setelah kesini-sini –setelah tahu sdikit-banyak apa itu cintrong- saya malah enek nonton film india. Terutama kalu sedang nyanyi-nanyi dan nari yang super-duper aneh itu. Gimana engga aneh, tiba-tiba si pemeran menari-nari ditaman bunga padahal adegan awalnya di terminal, misalnya, seolah dunia milik mereka berdua saja. Jiah!
Nah kalau sekarang-sekarang salah satu hal yang mebuat saya menangis adalah ketika melihat/mendengar/membaca kisah mengharukan. Tak jarang novel-novel yang saya baca membuat mata berlinang. Beberapa diantaranya : KCB 2, terutama ketika Ibu Azzam meninggal karena kecelakaan, tepat ketika Azzam akan menikah. SANG PEMIMPI, novel ini menghadirkan haru biru lain, haru karena hadirnya keinsyafan bahwa saya belum bisa membanggakan bapak. Bapak juara 1 seluruh dunia. Dan NOVEL-NOVEL lain, tak mungkin saya sebut satu persatu. Satu hal pasti, novel yang paling membuat saya berlinang air mata, menangis sesenggukan : BIDADARI-BIDADARI SURGA. This Amazing story. Air mata itu mengalir deras. Saya terisak, sendirian di masjid, dilanjut di kobong. Kisah tentang Kak Laisa itu menyentuh humanisme terdalam, tentang pengorbanan, kerja keras dan ketabahan, Great.

Hmmmm…..
Dan ada satu episode tangis lain yang takkan terlupa. Yaitu ketika sore dingin. Hujan membungkus kota Banjar. Lamat guntur bertalu. Di ujung Asrama (Mantiqoh), di kamar pengusrus OP3M. Anggota kelas kami menangis tersedu. Sore itu, salah seorang teman kami, Riki (bukan nama sebenarnya) harus meninggalkan Pondok. Drop Out! Sahabat kami yang pintar bercakap inggris itu Game Over. Harus angkat kaki dari DH.
Dengan rundaiaan air marta ia pamit. Meminta maaf. Tatapan penyesalannya menyentuh sisi sentimentil kami. 5 tahun bersama : makan satu matbakh, tidur berhimpit di kamar sempit, bermain di lapangan berlumpur nan becek, mengantri di hammam, kebersamaan itu terhenti.
Saya, Deni dan Agus mengantarnya ke terminal Banjar. Ia memeluk kami erat.
“Aku boleh saja game over dari DH, tapi ini bukan akhir segalanya, jalan sukses selalu terbentang luas!’ begitu aku tafsirkan dari sorot matanya. Hari itu, bersama tampias hujan saya memahami satu hal, persahabatan itu indah selayak pelangi.

-Penutup
Nah… sejatinya masih ada (banyak) hal lain yang bisa membuatku menangis. Jujur (ssttt! Ini rahasia, jangan bilang siapa2) saya termasuk tipe orang yang mudah terenyuh, iba dan sedikit melankolis. Hoho. Tapi tak mungkinlah saya ceritakan disini, bukan?
Yang pasti, alhamdulillah, saya belum pernah menangis karena bertengkar sama teman, misal, atau putus cinta (lha gimana putus cinta, nyambung cinta saja belum) hehe.
Em… saya juga belum ada niat menyakiti, membuat menangis siapapun. Kalaupun ingin membuat orang menangis saya ingin membuat orang menangis karena terharu, terenyuh. Bukan karena saya sakiti lho. Otre….

-Kesimpulan
Opini saya : “Menangis bukan hal hina, bukan cengeng. Menangis saja lah kalu ingin menangis, tak perlu ditahan, tapi ya mbok kalau menangis lihat situasi dan kondisi ya!”

-Anda punya opini lain? Kita sharing yu….


-Info Tambahan : menurut sebuah penelitian, menangis dari lubuk hati dapat membantu mengeluarkan toksin-racun dalam tubuh via air mata itu tersebut. (Sumber arkikel Pikiran Rakyat).


Alhamdulillah
Selesai juga di tik
Episode ini kupersembahkan untuk siapapun yang pernah
Membuat saya menangis terharu. Hu hu hu

*nah... sengaja hanya beberapa orang saja yang saya tag. takut pada komplain. "apa-apaan sih di tag di catatan ga mutu n Teu pararuguh gini". tapi ya kalaupun ada yang tak ter tag berkenan komen... ayo mari. silakan. dengan senang hati. maaf.

Tidak ada komentar:

Info CPNS PPPK 2019 & Pelajaran Bahasa Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...