Assalamu
‘alaikum Wr. Wb.
Surat dahlan
Dear
Pak Dahlan.
Perkenalkan,
saya Prito, seorang santri dari Ciamis. Apa kabar Pak? Semoga sehat selalu.
Ditengah berbagai kesibukanmu, semoga
Allah mudahkan segenap urusan kebaikan.
Pak
Dahlan. Tak banyak yang akan saya sampaikan dalam surat ini. Pada kesempatan
ini . izinkan saya mengucapkan terima kasih atas banyak hal.
Bapaklah,
salah seorang yang membuat saya bangga menjadi santri. Bapak yang menunjukan bahwa santri-pun
bisa. Dulu, awal-awal masuk pesantren saya merasa minder. Apakah santri bisa
jadi “orang”? Apakah santri bisa bersaing dengan lulusan sekolah umum? Ternyata
bisa! Bapak menunjukan itu dengan elegan.
Pertama
kali saya “mengenal” bapak ketika masih menjadi pemimpin Grup Jawa Pos. Ketika itu saya membaca profil bapak, di sana
disebutkan bahwa bapak, dulunya, adalah seorang santri. Hebat sekali, dari
santri bisa menjadi pemimpin perusahaan besar.
“Wah, Pak Dahlan juga bisa, kenapa saya tidak?” Pikir saya waktu itu.
Selanjutnya,
perihal teladan kesederhanaan yang diberikan. Walau sudah menjadi “pejabat”,
bapak tetap “merakyat”. Gaya bapak memimpin yang tidak ribet dalam birokrasi
kiranya bisa menjadi contoh bagi yang lain. Bahwa “pejabat” itu melayani, bulan
dilayani.
Terakhir,
dalam surat ini. Saya berdoa, semoga bapak tetap istiqomah di jalan kebaikan, kesederhanaan dan keberanian.
Selalulah menjadi pribadi yang menginspirasi.
Biarkan
sejarah mencatat dengan tinta emas segala pengabdian tulusmu. Dan semoga saya
bisa menyusulmu, atau bahkan melebihimu.
Wassalamu ‘alaikum Wr.
Wb.
Salam
hangat,
Prito
Windiarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar