Sajak Sayap Patah
PERTANDA.....
pertanda, ya pertanda..
Aku selalu keliru memaknai pertanda
aku terlalu jumawa menerjemahnya
Menganggap senyumnya, sapa ramahnya, candanya, bgian dari rasa..
Pada nyatanya, kini aku tau
itu skedar simbolisasi kehangatan tanpa tendensi, bahkan tanpa ekspresi
Aku tak menyesali peringai itu
aku merutuk diri yg trlampau bodoh mengartikn pertanda..
******
KOYAK
ruang hampa yg entah terisi apa
puing yg kian terendam bilur, tercbik pilur. Manikam yg pcah
keping terserak kian acak
hitam kian kelam
bayang-bayang kian asam
ruang kosong yang entah dipenuhi apa
onggok kian merana
terlantar lapuk usia
permata yang lebur
terhambur kian ancur
ruang sunyi
yang entah ramai oleh apa
dendang nyanyi memekak telinga
terhempas-empas sitas
mutiara yang lantak
terpencar kapas
ruang jiwa yg kian koyak
****
Membaca komen sajak ini saya senyum2 sendiri, ada yang bilang ini baru sastra level 2. nah lo, satra ko dilevel2 begitu... level tertingginya berapa? ah kaya ilmu eksak saja. "Ini sastra boy" dunia sastra kan abstrak. ups! Saya mah sok bingung lah perihal nyastra tidaknya karya (tulisan). sing penting... nulis saja dah...
Salam pena
****
Follow me: @pritowindiarto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar