25.2.14

Profil Bintang Kamus

Profil Bintang Kamus
Yoga Nuari:
Jangan merasa hebat, terus belajar!

Yoga Nuari. Nama itu tentu saja tidak asing bagi mahasiswa Diksatrasia. Ketua tingkat 4 E ini beberapa waktu lalu menyabet penghargaan sebagai sutradara terbaik dalam pentas drama Pekan Indonesia Kreatif 2012. Pada kesempatan ini kita akan berkenalan lebih jauh dengan sosok ramah nan murah senyum itu.
Yoga lahir di Ciamis 31 Januari 1991. Kini masih menempuh pendidikan di Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Galuh. Lelaki yang pernah menjadi ketua Ikatan Remaja Masjid (IRMA) SMA 3 Ciamis ini mengaku begitu mencintai seni peran. Awal ketertarikannya ketika diajak begabung bersama Teater Tarian Mahesa Ciamis (TTNC) guna mementaskan lakon “Seribu Sang Saka.”
Penyuka warna hitam, biru, dan merah ini bercerita tentang pengalamanya ikut andil dalam beberapa pementasan drama. Pertama, pentas “Seribu Sang Saka” bersama TTMC, kali pertama bermain sebagai aktor bernama Tatang. Pengalaman pertama mengenal teater yang begitu mengesankan. Ia diajari langsung oleh sang guru mumpuni, Gusdur Mahesa. Selanjutnya bersama Ksatria mementaskan “Ritual”. Yoga berperan sebagai asisten sutradara sekaligus aktor (orang 1). Dalam pentas inilah ia belajar bagaimana bertanggung jawab atas apa yang diperbuat, belajar menghargai personel yang lain. Sampai sekarang ia merasa dalam pentas “Ritual”lah ia berperan paling nyaman, karena ditopang dengan suasana yang mendukung.
Berikutnya, pria yang suka pelajaran seni ini menceritakan penagalamannya mementaskan lakon “Kawin Ucing” arahan sutradara Didon Murdani. Pentas “Kawin Ucing” mengajarinya untuk tetap rendah hati, terus belajar, dan peka terhadap sekitar. Terakhir ia mengisahkan pengalamannya mementaskan “Bendera Setengah Tiang” bersama Ksatria. Kali itu lelaki yang mengagumi sosok Yus Rusmana Sudia ini berperan sebagai sutradara sekaligus pemain. Persiapan dua minggu berbuah manis. Pentas drama “Bendera Setengah Tiang” ditabsihkan sebagai juara umum pentas drama Pekan Indonesia Kreatif  2012.
Mahasiswa yang pernah sekolah di SD Negeri 4 Buniseuri dan SMP N 1 Cipaku ini melihat adanya kemajuan kreatifitas mahasiswa Diksatrasia. Ia sangat mengapresiasi rekan-rekannya dan berpesan agar kreatifitasnya ditingkatkan. Ia juga mengingatkan agar mahasiswa terus menambah cakrawala kesastraan, karena menurutnya masih banyak khazanah sastra lainnya yang belum terjamah. Ia menyarankan agar para mahasiswa tidak merasa cukup belajar di kampus, namun juga belajar di luar, misal bersama komunitas dan atau belajar dari internet. Mahasiswa Diksatrasia selajimnya tidak merasa puas dan berleha-leha.
Pada kesempatan itu, mantan wakil ketua UKM Pasma Unigal dan Ketua Tater Pijar ini, mengampaikan pesan agar mahasiswa tidak merasa orang yang hebat, cerdas, pintar, namun kemudian berhenti belajar. Menurutnya, orang yang merasa dirinya hebat sebenarnya adalah orang yang paling bodoh.
“Dalam hal apapapun, jangan merasa dirinya yang paling wah. Di luar sana banyak yang belum kita  dapatkan. Terus belajar!” Pungkasnya.

Pernah dimuat di Tabloid Lingiustika


***pritowindiarto.blogspot.com


Tidak ada komentar:

Info CPNS PPPK 2019 & Pelajaran Bahasa Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...