Pesan Guru Untuk Murid
Prito Windiarto
Pesan guru untuk murid Ini adalah
lanjutan dari (silakan klik) nasihat untuk guru untuk, nasihat guru kepada
murid, nasehat guru untuk murid, wasiat guru untuk murid.
10. You Are, Who is Your Friends
Kamu adalah siapa temanmu. Dalam pepatah Arab
disebutkan, unzhur ila zamilihi. Lihatlah pada tenmannya. Jadi kalau ingin
menilai seseorang, lihatlah dulu seperti apa temannya. Jika baik, insyaAllah
dia pun baik, pun sebaliknya. Dalam sebuah riwayat, Sang Nabi Saw. Bersabda yang
intinya kurang lebih begini, kalau kamu bergabung bersama tukang minyak wangi,
sedikit banyak akan terciprat wanginya. Sebaliknya jika bergabung dengan pandai
besi (pembuat perkakas) kamuakan kecipratan panasnya.
Karena itulah, memilih sahabat yang baik amatlah
penting. Misal, jika bergaul dengan orang-orang yang suka merokok , lama
kelamaan akan terpengaruh juga. Kental bergaul dengan orang yang bicaranya
kasar, bisa jadi kita juga akan begitu. Sebaliknya, kita pemalas, jika
bergabung bersama orang-orang rajin, kita juga akan kecipratan rajin. Bergaul
dengan orang sholeh, rajin beribadah, lambat lain kita jua akan begitu.
Karena itu, pepatah jangan pilih-pilih teman, ada
benarnya, tapi yang pasti, kita harus pilih-pilih sahabat. Jangan sampai
memilih sahabat yang menjerumuskan, pilhlah sahabat yang menunjukan pada jalan
kebaikan.
11. Dirikan shalat, ia tiang agama
Satu fakta mengerikan dewasa ini adalah soal shalat.
Ketika para murid ditanya shalat subuhkah? Sebagian menjawab, tidak. Padahal
ajuan pertanyaan itu ditujukan pada murid sekolah berlabel islam. Apatah lagi
yang tidak berlabel itu. Astagfirullah. Entah salah siapa... Mungkin salah guru
juga yang kurang mengingatkan, karena itulah pada kesempatan ini saya bermaksud
saling mengingatkan diri.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah menegaskan: Assholatu
imadudin (Sholat itu tiang agama). Kedudukan shalat adalah pilar. Jika pilar
itu rubuh, runtuhlah sebuah bangunan. Shalat merupakan rukun islam nan penting.
Banyak ayat yang menjelaskan tentangnya. Amat banyak. Diantaranya, inna shalata
tanha anilfahsyai wal munkar. (Sejatinya, shalat mencegah dari perbuatan keji
dan munkar). Bisa jadi kekejian dan kemungkaran selama ini meraja lela karena
banyak orang yang lalai dari shalatnya. Naudzubillah.
Pantas saja Imam Ghazali pernah berujar, “Di dunia ini
yang paling mudah adalah meninggalkan shalat, yang paling susah menegakan
amanat”
Ah, semoga saja kita bukan termasuk orang yang
disindir imam ghazali tersebut, namun sebaliknya, menjadi orang yang menegakan
shalat, menunaikan amanat. Aamiin.
12. Pacaran, bisa jadi, awal kesengsaraan
Puluhan tahun lagu, istilah hamil duluan, menikah
karena kecelakaan adalah hal yang amat langka. Kini? Ah seperti makanan
sehari-hari. Bahkan banyak ibu yang rela membunuh bayinya sendiri.
Naudzubillah.
Kejadian-kejadian itu, jika dirunut, ke mana
muaranya? Pacaran. Ya pacaran kelewatan.
Orang pacaran itu awalnya jauh-jauhan, terus
dekat-dekatan, kemudian pegang-pegangan, peluk-pelukan, lantas dibisiki setan,
terjadilah musibah memilukan.
Para ulama menyebut, jika nafsu syahwat sudah
diubun-ubun, akal sehat terpenjarakan. Yang ada sekadar pikiran kenikmatan,
tanpa ada akal sehat tentang akibat.
Akhirnya, hamil, aborsi. Si wanita tak lagi perawan.
Padahal orang yang kehilangan keperawanan lewat jalan salah biasanya kehilangan
‘cahaya’ diri. Redup hidupnya redup. Naudzubillah.
Karena itu, mari jaga diri. Di era yang semakin edan
ini kita harus bisa bertahan. Untuk siapa? Untuk diri kita sendiri. Untuk masa
depan cerah di depan. Untuk kehidupan akhirat nan abadi.
Bismillahirrahmanirrahim. Mari tetadkan dalam hati
menjaga diri.
Demikilanlah pesan guru untuk murid, insyaAllah
dilanjutkan episode berikutnya. Pesan Guru Untuk Murid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar