Tulisan dari Mas Saptuari Sugiharto, semoga manfaat
JUST FOCUS ON ALLAH! UTANG 3 MILYAR LUNAS DAN KEAJAIBAN TERUS BERDATANGAN..
Madinah waktu subuh..
Saya dan mas Munawar keluar dari hotel berdua menuju masjid Nabawi. Sampai persis di depan Hotel sebuah taksi pas juga berhenti di depan kami. Sesosok tinggi besar keluar dari taksi langsung menyapa mas Munawar dalam bahasa arab yang saya tidak mengerti, saya hanya menjawab salamnya lalu ikut menyalaminya.
"Mas Saptu, Saya antar beliau dulu ke kamar hotel ya, nanti ketemu di Nabawi.." kata Mas Munawar.
Usai sholat subuh kami bertemu di halaman masjid Nabi yang penuh manusia itu.
Mas Munawar melanjutkan,
"Tadi itu Sheikh Sholeh Al Rajhi mas, salah satu kerabat Sulaiman Al Rajhi, pemilik bank tanpa riba terbesar di Saudi. Beliau ada kerjasama dengan kami untuk bisnis umroh. Nah nanti siang kita diajak beliau bertemu dengan Shaikh Abdurahman Al Sudais, imam besar Masjidil Haram.. kebetulan Shaikh Sudais sedang ada tugas di Madinah... "
Saya langsung bengong....
***
Teringat 1 Juni 2016 lalu ketika saya mengisi satu sesi seminar "Pengusaha Tanpa Riba" di Jakarta, saya bertanya kepada para peserta seminar siapakah yang tidak punya utang di bank?
Hanya 1 orang yang angkat tangan! Wow!
Saya inget orangnya, yang ketika sesi istirahat mengenalkan diri dan memberi sebuah buku pada saya..
"Saya Rendy ReZha Mas, ini buku karya saya PPA (Pola Pertolongan Allah), kami punya training untuk orang-orang yang ingin merubah hidupnya, alumni kami sudah 9000 orang lebih di Indonesia.."
Itulah awal perkenalan saya dengan komunitas PPA ini, Rendy di usianya yang masih muda, 26 tahun menjadi inspirasi ribuan orang menemukan ujung pangkal masalah mereka dan bisa menghadirkan banyak solusi keajaiban penyelesaiannya..
"Just Focus On Allah.." hanya itu mas ilmunya, ketika Allah ridho maka masalah apapun akan beres!
Sejak itu buku "Pola Pertolongan Allah" ikut masuk daftar yang dijual di Jogist bookstore milik saya, laris dan diburu banyak orang karena tidak dijual di toko buku konvensional.
Bulan Oktober tahun lalu Rendy mengajak saya untuk bikin program umroh bareng Saptuari dan Rendy, Alhamdulillah ada 175 jamaah yang berangkat bulan April ini, selama umroh inilah saya mengenal mas Munawar dengan banyak cerita ajaibnya..
Ketika berangkat di bandara Soekarno Hatta, Rendy mengenalkan saya dengan mas Munawar..
"Beliau otak dibalik PPA Tour and Training mas, untuk perjalanan umroh dan fasilitasnya beliau ini jaringannya di Saudi banyak sekali.."
Ketika mau masuk pesawat mas Munawar berkata.
"Mas maaf saya di depan ya, gak tau nih tadi dapat bonusan dari Emirates, saya dikasih kursi di kelas bisnis. Padahal kalo upgrade bayar 40 juta/seat, ini gratis aja dikasih.."
Rejeki nomplok itu namanya, atau keberuntungan yang bisa diundang?
Di Madinah kami satu kamar, obrolan kami ngalor ngidul, dan saya menjadi pendengar yang baik untuk kisah hidupnya. Ternyata dia selama ini jadi silent reader di group facebook ini. Jadi saya lebih mudah membongkar jeroan ceritanya..
Saya inget ketika Rendy cerita bulan September 2015 sedang mengadakan training PPA di Pekalongan, ada orang yang menunggu acara dengan gontai di lobby hotel. Wajahnya suram dan penuh masalah.. ternyata dia itu orangnya!
Bagaimana ceritanya dia bisa merubah total hidupnya dalam 1,5 tahun ini??
"Saya terjebak utang riba 3 milyar mas, usaha batubara saya rugi besar, bangkrut meninggalkan banyak utang. Waktu itu saya belum tau hukumnya main terjang aja, yang haram pun saya sikat. Buyer saya di Singapura, kalo pas ketemu disana saya harus melayani dan menjamunya. Dari urusan makan sampai hiburan, dalam hati saya menolak maksiat ini, tapi bagaimana lagi.. ini seperti lingkaran yang ada di bisnis ini. Dan bener ketika ALLAH tidak ridho maka ALLAH jungkalkan bisnis saya. Pusing minta ampun.. produksi berhenti, dan saya tidak bisa membayar utang usaha itu.."
Cerita mas Munawar berlanjut di kamar
Terus?
"Setelah ikut training PPA saya baru sadar banyak sekali kesalahan saya dalam bisnis yang saya langgar. Pantas jika ALLAH habiskan semua. Sejak itu saya taubat minta ampun pada ALLAH dan berusaha keras membersihkan semua harta saya dari yang haram. Beraaaat, tapi saya harus lakukan, saya tidak mau masih ada harta haram yang nempel di badan saya, akhirnya saya rembukan dengan istri dan kami sepakat mengembalikan semua harta yang kami dapatkan dengan riba.. rugi gakpapa yang penting segera diri kami bersih di mata ALLAH. Rumah KPR kami kembalikan ke developer, dua mobil yang kami punyai pun kami kembalikan ke leasing, semua kartu kredit saya tutup tanpa ampun, saya harus bergerak cepat untuk melunasi utang saya lainnya. Sampai ada tawaran untuk kerjasama bisnis di Saudi, dengan uang yang tersisa saya niatkan waktu itu berangkat kesini.."
Mas Munawar menyelesaikan S1 dan S2 nya di Yordania, pantes bahasa arabnya
Cas cis cusss faseh! Jadi modal untuknya membuka jaringan di tanah Arabia..
Langsung mulus? Tidaaak...
"Saya mencari tiket pesawat murah menuju Saudi, transit di Colombo Srilangka. Malam hari menginap di hotel dekat bandara, uang modal usaha saya simpan di tas yang saya letakkan di samping tempat tidur. Pagi harinya saya kaget uang itu sudah raib dari tas, lemes sudah.. di negeri orang baru setengah perjalanan, uangpun hilang. Saya berusaha membaca pesan cinta dari ALLAH, kenapa ini terjadi. Baru saya sadar, kalo uang itu memang saya dapatkan dari jalan yang tidak sepenuhnya halal, jadi ALLAH seperti tidak mengijinkan uang itu masuk ke tanah suci, saya bisa lanjut terbang lagi dari Colombo ke Saudi hanya dengan modal yakin dan iman!"
Mmm... makin seru
"Sampai Saudi saya ke Mekah, sempatkan untuk umroh sambil menahan lapar. Ketika saya duduk di halaman luar Masjidil Haram ada penjual swawarma yang harum baunya, lapar makin terasa padahal uang gak punya.
Dalam kondisi seperti itu apa yang bisa saya andalkan selain ALLAH? Saya langsung minta begini... ya ALLAH Engkau tau pasti tau kalau hambamu ini lapar ya ALLAH, berilah hambamu ini makanan ya ALLAH..
Dan masya ALLAH mas, ketika saya beranjak berjalan beberapa langkah kaki saya menyandung tas kresek, saya buka... derrrr!! isinya swawarma yang masih anget gak tau dari mana datangnya.. sambil nangis-nangis saya makan dengan lahapnya.."
Masya ALLAH...
"Kisah berlanjut, saya bertemu orang Indonesia yang mengerti kesulitan saya saat itu, saya diajak ke Sekolah Republik Indonesia Mekah, dengan modal S2 saya ditawari untuk menjadi guru disana, dari SD hingga SMP. Tanpa banyak pertimbangan saya langsung menerima. Alhamdulillah tiap bulan saya dapat gaji dan saya bertemu dengan jaringan yang luas di Arab Saudi. Pintu-pintu kemudahan seperti ALLAH bukakan lewat jalan ini, sampai akhirnya saya mengundurkan diri dan ingin fokus di bisnis trading dan ekspor dari Indonesia. Saya namakan PT. BEJO (BEyond Java Overseas), biar rejekinya juga bejo (beruntung) terus.."
Hehe.. boleh boleh boleh!
Silahkan dibaca dengan intonasi Upin Ipin..
"Dan ALLAH kalau sudah menghadirkan rejeki itu banyak dari jalan yang tidak terduga! Pas pulang ke Indonesia di pesawat ada seorang ibu yang pulang umroh tidak mau duduk di kursinya karena takut sebelahan dengan orang yang posturnya tinggi besar. Saya menawarkan untuk bertukar kursi, sepanjang jalan saya ngobrol dengan orang itu, ternyata dia dari Maroko dan mau ke Indonesia mencari suplyer kertas, saya inget punya kawan yang punya pabrik kertas, langsung saya tawarkan untuk membeli kesana, saya jadi makelarnya. Sampai di Indonesia dia melihat barangnya dan dia setuju, gak tanggung-tanggung dia pesan 7 kontainer. Satu kontainer saya untung 30 juta, total saya dapat 210 juta mas dari ekspor kertas itu. Masya ALLAH.. perlahan saya bisa melunasi utang-utang saya, dan dari trading lainnya pun pesanan terus berdatangan.. Alhamdulillah"
Allahuakbar..
Terus pertemuan dengan Syaikh Sholeh Al Raji itu bagaimana?
"Beliau orang yang sangat sederhana, padahal dari keluarga kaya raya, seperti Sulaiman Al Rajhi yang mewakafkan sebagian besar hartanya. Kemarin pas kita ketemu kan dia naik taksi dari Mekah, gak pakai mobil pribadi. Nah pas negosiasi dulu saya sering ke kantornya, saya lihat ini kantor terlalu sederhana, handle pintunya rusak gak diperbaiki, temboknya pada nglotok catnya. Sampai satu ketika beliau sedang keluar kota, diam-diam saya manggil tukang dan saya minta perbaiki semuanya saya yang bayar. Ketika. Saikh Soleh datang hari berikutnya saya kaget ditelpon dengan suara keras diminta datang ke kantornya.. saya dah mikir bakal dimarahi nih karena lancang mengotak-atik kantornya. Sampai disana saya malah kaget tiba-tiba beliau memeluk dan bilang, ini bukan kantor saya, ini kantor kita! Dan sejak saat itu hubungan kami sangat dekat, dan deal dengan Al Rajhi invest 10.000 seat tiket pesawat untuk jamaah PPA Tour & Training. Sehingga seat tahun depan sudah ada ditangan dengan harga yang jauh lebih murah, PPA bisa menjual paket umroh yang lebih murah dibanding lainnya.. "
Masya ALLAH... gitu ya jalan mendekatkan hubungan bisnis, kadang dengan cara yang sederhana tapi kena di hati.
"Besok dari Mekah saya ke Jeddah dulu satu hari mas, MOU dengan klien lain yang juga ALLAH hadirkan. Dengan Al Rajhi juga MOU pembangunan lounge khusus jamaah umroh di bandara Soekarno Hatta, dan juga investasi untuk proyek rumah tanpa riba di Indonesia.." lanjut mas Munawar
Saya geleng-geleng kepala, takjub dengan skenario ALLAH. Ternyata janji ALLAH itu benar bagi orang-orang yang percaya. Ayat ini tak terbantahkan!
"Barangsiapa berhijrah di jalan ALLAH, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezeki yang banyak.." [QS An Nisa:100]
***
Bertemu Syaikh Abdurahman Sudais...
Kami berlima mengikuti langkah kaki Syaikh Sholeh menuju depan pintu 26 masjid Nabawi, disana sudah ada mobil listrik yang menjemput kami dengan petugas yang tegap badannya seperti tentara.
Kami naik mobil listrik itu melintasi halaman Masjid Nabawi dari selatan ke utara, dilihat ribuan mata yang mungkin berpikir siapa orang-orang berkulit coklat yang dijemput seperti tamu negara. Kami dibawa ke gedung di utara persis Masjid Nabawi, lantai satu sudah ada beberapa penjaga di depannya, naik lantai 5 langsung bertemu penjaga dengan pakaian tentara. Ketat sekali..
Kami diminta menunggu di ruangan khusus, lalu ada protokoler masih muda-muda dengan pakaian arab yang menjelaskan tentang waktu pertemuan dengan Syaikh Sudais..
Lima menit kemudian kami diminta masuk ke ruangan yang lebih besar, dan langsung disambut dengan senyuman Shaikh Abdurahman Al Sudais..
"Ahlan Wa Sahlan" kata beliau dengan suara lembutnya..
Inilah imam besar Masjidil Haram.. Pimpinan para imam di dua masjid suci, Masjid Nabawi dan Masjidil Haram..
Hafal Al Quran di usia 12 tahun, dan sudah menjadi imam di Masjidil Haram di usia 24 tahun hingga saat ini beliau berusia 57 tahun..
Dulu waktu kecil bandel, sampai ibunya jengkel dan keluar doa "semoga engkau jadi imam Al Haram!" Alhamdulillah doa positif yang keluar dari mulut ibunya dan jadi kenyataan!
Wajahnya bersiiih dan bercahaya... selama ini saya hanya melihat di internet dan mendengar suaranya di aplikasi Quran di HP saja. Gemetar juga bisa menjabat tangannya dan mencium pipi beliau..
Selama 15 menit pertemuan itu Shaikh Sudais mengatakan sangat senang dengan jamaah Indonesia yang baik dan santun, serta mudah diatur. Beliau juga berkeinginan untuk datang lagi ke Indonesia secepatnya.
Ketika beliau mempersilahkan kami bertanya, Rendy di samping saya bertanya dengan air mata bercucuran, mas Munawar yang mengartikan dalam bahasa Arab.
"Hanya satu pertanyaan Shaikh, bagaimana caranya agar kami bisa bertemu ALLAH dan rasulnya.." kata Rendy.
Jawab Syaikh Sudais,
"Masya ALLAH, pelajarilah Islam dengan benar, belajarlah.. ikuti semua perintah ALLAH dan jauhi semua laranganNya, jika itu kita lakukan kelak kita akan dipertemukan dengan ALLAH dan Rasulnya.."
Singkat tapi makjleb mengena!
Pertemuan itu diakhiri dengan pemberian kenangan dari Shaikh Sudais, dan foto bersama. Melintasi Masjid Nabawi siang itu kami seperti dijamu oleh ALLAH dengan luarrrr biasa. Hanya ALLAH yang bisa mengatur pertemuan itu, dan kami yang beruntung mendapatkan kesempatan yang langka dari ratusan ribu jamaah di luar sana.
Sepanjang perjalanan Madinah-Mekah 430 kilometer saya banyak merenung. Betapa banyak kisah-kisah orang yang berhijrah dengan ribuan keajaiban yang ALLAH berikan.
Orang-orang itu seperti ALLAH hadirkan di depan saya, dan saya seperti mendapatkan tugas untuk terus bercerita dengan tulisan agar inspirasinya menyebar ke seluruh dunia..
Semoga ini jadi pahala kita bersama, menjadi saksi syiar perjalanan hijrah orang-orang hebat yang takhluk pada Tuhannya...
@Saptuari
-------------------------------------
Buku PPA (Pola Pertolongan Allah) bisa didapatkan di JOGIST bookstore ⇨ 081804100900 via SMS & WA. Buku dikirim ke seluruh Indonesia, tidak dijual di toko buku biasa.
Blog berisi informasi seputar CPNS PPPK 2022. Materi pelajaran bahasa Indonesia, mulai dari SD, SMP, SMA, SMK, ataupu MI, MTs, MA. Materi kuliah pendidikan bahasa dan sastra Indonesia. Sastra.
Tampilkan postingan dengan label KISAH INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label KISAH INSPIRATIF. Tampilkan semua postingan
28.4.17
Tiga Alasan Mengapa Jangan Mau Menjadi Guru
Tiga Alasan Mengapa Jangan Mau Menjadi Guru
Jangan Mau Jadi Guru!
Oleh : Prito Windiarto
Ini serius. Tulisan ini dimaksudkan untuk para remaja. Utamanya siswa kelas XII yang masih bingung mau kuliah jurusan apa. Semoga ini jadi acuan ketika merumuskan jurusan untuk gapaian cita-cita. ‘Jangan mau (bercita-cita) jadi guru, jika.....’ demikian kalimat ini selengkapnya.
Pertama, jangan mau jadi guru, jika niat pertamanya adalah demi meraih kesejahteraan duniawi. Saya beri ilustrasi. Berapa sih gaji guru PNS plus sertifikasi? Setahu saya paling tinggi sekitar 10 - 15 juta (koreksi jika salah). Padahal status ‘PNS’ plus sertifikasi termasuk jajaran elit di dunia ‘keguruan’. Bandingkan misal dengan jajaran elit di perusahaan. Contoh general manajer, direktur, atau bahkan direktur utama (CEO). Gaji mereka bisa sepuluh sampai dua puluh kali lipat dari gaji guru. Apalagi jika penghasilan guru dibandingkan dengan pengusaha sukses. Jauh, sangat jauh.
Yang lebih menggiriskan, tak sedikir guru yang ada di jajaran bawah (soal gaji). Para honorer misal. Pendapatannya bisa hanya 300 – 500 ribu sebulan. Namun, lihatlah, guru-guru yang digaji sedemikian harus berangkat pagi, pulang hingga sore karena mengampu ekstrakurikuler, misal. Ah, sekali lagi, jika niat utamanya soal uang, jangan mau jadi guru.
Dua, jangan mau jadi guru, jika niatannya untuk dapat penghormatan dari murid. Memang benar, di zaman dulu, guru mendapat penghormatan bahkan pemuliaan dari murid-muridnya. Misal, ketika tas sang guru, sebelum masuk gerbang dibawakan murid-muridnya. Sepeda tuanya dibantu didorongkan, dll. Zaman sekarang? Tanpa menafikan (masih banyak siswa yang hormat pada gurunya) kini nilai itu semakin berkurang. Guru memberikan arahan, masukan, eh masih ada saja yang ngeyel. Guru memberikan sanksi atas pelanggaran, eh ada siswa malah melawan. Guru sedang bersih-bersih, memunguti sampah, bukannya dibantu oleh murid, sebagian mereka malah tak acuh. Sekali lagi, saya tak bermaksud menggeneralisasi, masih banyak memang murid yang hormat. Namun tak sedikit yang ‘menyepelekan guru’. Ah, jika guru sudah disepelekan begini, jangan mau jadi guru.
Ketiga, jangan mau jadi guru, jika niat utamanya demi mendapat simpati dari masyarakat. Dulu, meski bergaji kecil, guru mendapat tempat tersendiri di hati masyarakat. Dipandang penting dan terhormat. Kini? Lihat saja, marak sekali berita, guru dilaporkan oleh masyarakat (orang tua siswa). Atas dugaan kekerasan pada siswa lah, dll. Padahal para guru tersebut sedang melakukan proses pendidikan (memberikan sanksi atas sebuah pelanggaran). Jika guru dilaporkan ke pihak berwajib, di mana lagi letak tempat khusus itu? Ah, sudah lah, pokoknya, jika demikian jangan mau jadi guru...
Ya. Itu adalah beberapa kondisi real di lapangan. Perlu kajian mendalam jika ada yang ingin jadi guru. Jangan setengah-setengah. Jangan menyalahkan keadaan di kemudian hari.
Meski begitu, pada beberapa keadaan, misal punya niatan mulia memperbaiki pendidikan. Ingin amal kebaikan yang besar. Hendak mencetak generasi berkarakter. Maka... Justru sebaliknya, kita HARUS MAU JADI GURU!
Wallahu a’lam
Wallahu a’lam
Prito Windiarto, praktisi pendidikan. Pengampu blog pelajaranbahasaindonesia.com.
Pernah dimuat di Kabar Priangan rubrik Guru Menulis.
Kisah Inspiratif : INSPIRASI HIDUP DARI NEGERI SAKURA
Kisah Inspiratif : INSPIRASI HIDUP DARI NEGERI SAKURA
(Excellent Inspirations)
Assalamuslaikum Wr Wb.
*_Di satu desa di Osaka, Jepang, terdapat petani yang menanam jagung unggulan & seringkali memenangkan penghargaan petani dengan jagung terbaik sepanjang musim._*
_Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara untuk menggali rahasia kesuksesan petani tersebut._
*_Wartawan itu menemukan bahwa ternyata petani itu selalu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya._*
_"Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?"_
_tanya wartawan, dengan penuh rasa heran & takjub._
_"Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah & membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain._
_Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang._
_Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus_ jawab si Petani itu.
Petani ini sangat menyadari hukum _*"keterhubungan" ( law of attraction)*_ dalam kehidupan.
_Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya,_
_jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama._
Sahabat sahabatku tercinta...
*_Dalam kehidupan ini,_*
_jika kita ingin menikmati kebaikan, kita harus memulai dengan menabur kebaikan kepada orang orang di sekitar kita._
_Jika kita ingin bahagia, maka kita harus menabur kebahagiaan untuk orang lain._
_Jika kita ingin hidup dengan kemakmuran, maka kita harus berupaya pula untuk meningkatkan taraf hidup orang orang di sekitar kita._
*_Sebaliknya, jika kita menebar keburukan dan kejelekan kepada orang orang di sekitar kita,_*
*_maka percayalah, keburukan dan kejelekan itu niscaya akan menyelimuti hidup kita._*
_Anda tidak akan mungkin menjadi pribadi yang sukses, jika Anda tidak berhasil menabur dan menebar kebaikan pada orang orang di sekitar Anda._
*Kualitas Anda Ditentukan Oleh Orang-Orang di Sekitar Anda.*
_Orang yang cerdas itu sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain,_
_begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain._
*Menjadi orang penting itu baik, tapi menjadi orang baik itu lebih penting.*
Semangat Pagi
_Semoga Allah selalu membimbing kita agar:_
_- berhati bersih,_
_- berfikiran jernih,_
_- berkata baik, dan_
_- berperilaku positif._
*Allah yang akan memampukan kita untuk melakukan hal - hal baik ....*
Copas dari grup WA, saya belum menemukan siapa penulis pertamanya
(Excellent Inspirations)
Assalamuslaikum Wr Wb.
*_Di satu desa di Osaka, Jepang, terdapat petani yang menanam jagung unggulan & seringkali memenangkan penghargaan petani dengan jagung terbaik sepanjang musim._*
_Suatu hari, seorang wartawan dari koran lokal melakukan wawancara untuk menggali rahasia kesuksesan petani tersebut._
*_Wartawan itu menemukan bahwa ternyata petani itu selalu membagikan benih jagungnya kepada para tetangganya._*
_"Bagaimana Anda bisa berbagi benih jagung dengan tetangga Anda, lalu bersaing dengannya dalam kompetisi yang sama setiap tahunnya?"_
_tanya wartawan, dengan penuh rasa heran & takjub._
_"Tidakkah Anda mengetahui bahwa angin menerbangkan serbuk sari dari jagung yang akan berbuah & membawanya dari satu ladang ke ladang yang lain._
_Jika tetangga saya menanam jagung yang jelek, maka kualitas jagung saya akan menurun ketika terjadi serbuk silang._
_Jika saya ingin menghasilkan jagung kualitas unggul, maka saya harus membantu tetangga saya untuk menanam jagung yang bagus_ jawab si Petani itu.
Petani ini sangat menyadari hukum _*"keterhubungan" ( law of attraction)*_ dalam kehidupan.
_Dia tidak dapat meningkatkan kualitas jagungnya,_
_jika dia tidak membantu tetangganya untuk melakukan hal yang sama._
Sahabat sahabatku tercinta...
*_Dalam kehidupan ini,_*
_jika kita ingin menikmati kebaikan, kita harus memulai dengan menabur kebaikan kepada orang orang di sekitar kita._
_Jika kita ingin bahagia, maka kita harus menabur kebahagiaan untuk orang lain._
_Jika kita ingin hidup dengan kemakmuran, maka kita harus berupaya pula untuk meningkatkan taraf hidup orang orang di sekitar kita._
*_Sebaliknya, jika kita menebar keburukan dan kejelekan kepada orang orang di sekitar kita,_*
*_maka percayalah, keburukan dan kejelekan itu niscaya akan menyelimuti hidup kita._*
_Anda tidak akan mungkin menjadi pribadi yang sukses, jika Anda tidak berhasil menabur dan menebar kebaikan pada orang orang di sekitar Anda._
*Kualitas Anda Ditentukan Oleh Orang-Orang di Sekitar Anda.*
_Orang yang cerdas itu sejatinya adalah orang yang mencerdaskan orang lain,_
_begitu pula orang yang baik adalah orang yang mau membaikkan orang lain._
*Menjadi orang penting itu baik, tapi menjadi orang baik itu lebih penting.*
Semangat Pagi
_Semoga Allah selalu membimbing kita agar:_
_- berhati bersih,_
_- berfikiran jernih,_
_- berkata baik, dan_
_- berperilaku positif._
*Allah yang akan memampukan kita untuk melakukan hal - hal baik ....*
Copas dari grup WA, saya belum menemukan siapa penulis pertamanya
18.1.16
Kisah Mahasiswa : Kompre Is Oke
Kisah Mahasiswa : Kompre Is Oke
Kisah Hikmah Mahasiswa : Kompre Is Oke
Kompre
Is Ok!
Prito
Windiarto*
Pagi
itu, sekitar pukul sembilan, seorang mahasiswi keluar dari sebuah ruangan
dengan raut wajah pias. Baru berjalan beberapa langkah, beberapa mahasiswa
langsung mengerubunginya.
“Kumaha-kumaha?
Naun Bae?” tanya seseorang.
“Gampang
teu?” tanya yang lain.
Mahasiswi tersebut menelan ludah,
melipir menjauhi ruangan, tersenyum kecut, dan akhirnya ia bersedia angkat
biacara.
“Teu
aya siah nu na kisi-kisi mah,” ungkapnya menerawang.
“Nu
bener? Naun bae kitu nu ditanyakeun?” Mahasiswa yang mengerubung semakin
penasaran. Mahasiswi itu akhirnya menjelaskan panjang lebar, berkeluh kesah.
Tiga meter dari situasi itu aku
duduk mengamati, tepatnya di belakang ruang 1, 2, 3 PJKR. Berjam atau mungkin
bermenit kemudian aku akan merasakan sensasi yang bisa jadi tak jauh berbeda.
Ini ujian komprehensif!
Mendengar statmen mahasiswa tadi
bahwa “pertanyaannya jauh dari kisi-kisi” tiba-tiba menjadi semacam berita
kurang mengenakan. Aku yang sedang bersemangat membaca ringkasan materi jadi sedikit
lungai, tak terlalu berselera. Rumor selama ini bukan isapan jempol biasa.
Baik, sebelum melanjutkan lantunan
kisah ini, kita akan sedikit singgung perihal ujian komprehensif (sebagian
menyingkatnya menjadi kompre). Ujian ini, diadakan di akhir masa kuliah,
setelah semua mata kuliah dari tingkat I sampai tingkat IV terikuti. Bentuknya
ujian lisan. Satu peserta “menghadapi” empat dosen penguji. Materi yang
diujikan sesuai namanya: komprenesif (menyeluruh). Materi tersebut adalah
rumpun mata kuliah pokok. Kalau di Prodi Diksatrasia, meliputi rumpun
kebahasaan, keterampilan berbahasaan, sastra dan proses belajar mengajr (PBM).
Setiap rumpun memiliki anak cabang mata kuliah, yang, tak bisa dibilang
sedikit. Ujian komprehensif bagi sebagian mahasiswa adalah momok menakutkan,
selain skripsi. Apa pasal? Selain karena materi yang diujikan berjibun, juga
karena “mitos” bahwa nilai yang diberikan oleh penguji dalam ujian
komprehensif tidak tinggi (rendah yang
diperhalus).
Desas-desus lain mengatakan bahwa,
materi yang ditanyakan tidak lekat dengan kisi-kisi soal yang diberikan. Dan
itu, memang benar adanya, walau tidak mutlak.
Kembali ke cerita, sekitar satu jam
kemudian, namaku dipanggil. Pemanggilan dilakukan secara acak tidak berdasar
nomor urut. Aku yang sedang tidak terlalu konsen terkejut menerima panggilan.
Tergopoh menuju ruangan. Uluk salam kulantuntan, dijawab serempak tiga penguji
–waktu itu satu penguji lain belum hadir-
“Cepat Prito, waktu kita terbatas!”
Instruksi sang penguji, tegas. Ini bagai teror pertama. Bismillah.
“Baik, Saudara Prito…” ucap salah
seorang penguji memulai dengan suara baritonnya yang khas.
“Tentu saja, untuk Saudara spesial
pertanyaan, berbeda dengan yang lain!” Teror kedua! “Beda dengan yang lain?” tanyaku
dalam hati, penuh debar.
“Anda sudah pernah buat novel. Novel
Anda termasuk aliran apa?”
Hehing. Otak berpikir segera. Tam!
“Aliran realis Pak!” ungkapku
mantap.
“Apa yang membedakannya dengan
aliran lain?!” Ups…
Pertanyaan terus berhamburan.
“Bolehkah redundasi dalam sastra?”
“Kenapa?”
“Apa itu licensia poetica?”
“Contohkan redundasi dalam sastra,
juga ambiguitas?”
“Kalau pleonasme?”
“Apa yang mempengaruhi pelafalan?”
“Sebutkan
jenis-jenis pidato?”
“Apa maksudnya ekstemporan?”
“Wa qul qaulan sadida. Apa artinya?”
Aku menjawab sebisanya,
kadang-kadang jawaban itu membuat penguji tergelak. Mungkin jawabanku yang
sedikit ngawur, atau enatahlah. Yang pasti, Saat itu ada statmen yang takkan
terlupa.
“Anda itu mengecewakan saya!” ucap
seorang penguji berjenggot lebat. Aku tercekat “Mengecewakan? Waduh!”
“Masa kalau biacara ada, e-nya,
e-nya. Langsung!”
“Owh iya Pak! Maaf.” Kupikir kecewa
kenapa.
“Kamu ini bikin terori sendiri,
Prito, Prito!” Aku hanya bisa tersenyum.
“Aamiin Pak, semoga suatu saat saya
bisa buat terori. Teori Prito.” Hiburku dalam hati.
“Ya sudah. Silakan keluar, panggil
Saudara Bla!”
“Alhamdulillah!”
Ketika keluar ruangan, seperti
mahasiswi tadi aku ditanyai ini itu. Kujawab apa adanya. Wajah-wajah tegang.
Selepas zhuhur lanjutan ujian
komprehensif untuk materi PBM (tadi
pengujinya belum ada). Mekanisme yang nyaris sama. Untunglah di kali kedua ini
aku bisa menjawab lebih lancar. Alhamdulillah.
Selepas ujian, peserta mesti
menunggu pengumuman cukup lama. Baru bisa dimulai menjelang magrib. Wajah-wajah
kuyu karena lelah bercampur ketegangan. Aku juga merasakan atmosfir yang sama.
Selepas sambutan dan pemberian wejangan, nilai-nilai dibagikan. Semua lulus
dengan variasi nilai.
Ada yang pulang sumringah karena mendapat
nilai yang bagus, ada yang tertunduk lesu dengan nilai pas-pasan. “Haduh, tilu
gen mani henteu!” Gerutu seorang di antara mereka. Nilaiku? Alhamdulillah!
Cerita selesai sampai di sana? Ah
belum. Ada yang lebih krusial yang hendak daku sampaikan.
Pertama,
soal statmen yang mengatakan bahwa, “Wah buat apa belajar, cape-cape nyari
materi yang ada di kisi-kisi. Gak ada yang dipake, tahu!” “Ujian komprehensif ini, untung-untungan,
nanasiban!”
Kedua,
ada fakta cukup menggiriskan. Beberapa teman, yang, saya tahu mereka belajar
sungguh-sungguh, ternyata mendapat nilai yang, jauh dari idaman. Mereka
tentunduk lesu. Galau tingkat langit –istilah- anak remaja sekarang. Kemanakah
usaha dan munajat doa ini?
Baiklah,
ini pendapat daku. Pertama, statmen bahwa ujian komprehensif adalah
untung-untugan bin nanasiban, ada benarnya. Orang yang pintar, belajar tekun,
bisa jadi karena ketidakmujuran mendapat nilai kurang baik –fakta membuktikan
itu. Tapi saya tidak setuju dengan statmen “tidak perlu belajar!” Itu pendapat
yang tidak baik. Karena prinsip daku, “yang paling utama adalah proses, hasil
nomer sekian.”
Lagi
pula, usaha, ketekunan dan doa itu bisa jadi “pengetuk”, pembuka
(untung-untungan bin nanasiban). Ketika kita telah belajar dengan sunguh-sungguh,
kita punya satu pegangan. Pegangan kebaikan, bahwa, kita telah belajar. Allah
akan memberikan sesuatu atas apa yang telah kita usahakan.
Usaha dan doa itulah yang bisa jadi membuat
Allah menggerakan hati dan pikiran para penguji untuk memberikan pertanyaan
yang bisa dijawab dengan mudah dan pada gilirannya memberikan nilai yang baik.
Kalau tidak ada usaha dan doa, bisa jadi
sebaliknya, kita dianggap “sombong”. Ketika hal tersebut terjadi, sepintar dan seterampil apapun, jika kehendakNya bisa
jadi kita akan gagap menjawab, lidah kelu. Betapa urgennya sebuah usaha dan doa
sebagai bagian dari penghambaan dan tawakal padaNya.
Berikutnya, perihal fakta beberapa
orang yang telah berusaha maksimal disimpuli doa namun ternyata nilainya
jeblok, kemana pola berpikir di atas? Baik, untuk kasus ini ada hal lain yang
perlu diketengahkan. Jebloknya nilai
tersebut boleh jadi adalah ujian sejati. Ujian yang lebih hebat dari
komprehensif. Allah ingin melihat seberapa tangguh orang-orang spesial itu.
Apakah kemudian setelah kejadian itu mereka berkesah “Lah cape-cape diajar!
Lah, ngadoa wen!” Ataukah sebaliknya, bertambah keimanan “Ya Allah, aku telah
berusaha, berdoa penuh seluruh, jika hasilnya terdemikian, semua kupasrahkan.
Syukurku padaMu, jadikan usaha itu ikhlas hanya demiMu”.
Dalam hidup, musibah yang menimpa (misal
dalam kasus ini nilai yang kecil) bisa jadi adalah anugerah. Sebaliknya
anugerah bisa jadi musibah. Tergantung penyikapan. Ketika musibah diterima
dengan hati lapang, sebagai bagian dari ujian, yang semakin mendekatkan
padaNya, itulah sesejatinya anugerah. Sebaliknya, sesuatu yang kita anggap anugerah jika
disikapi negatif dengan rasa bangga berlebih, ujub yang meraja, bahkan takabur,
itulah sesejatinya musibah.
Pada akhirnya, dari berlembar cerita ini, satu
hikmah yang semoga bisa kita reguk, adalah, usaha dan doa memegang peranan
penting. Perihal hasil, nomor kesekian. Usaha dan doa adalah bagian dari
prasangka baik kita terhadap ketentuanNya.
So, kompre is ok! InsyaAllah. Demikianlah Kisah Mahasiswa : Kompre Is Oke Kisah Hikmah Mahasiswa : Kompre Is Oke
Kisah Hikmah Tentang Rahasia Tuhan dan Harapan
Kisah Hikmah Tentang Rahasia
Tuhan dan Harapan
Rahasia Tuhan
Ditulis ulang oleh : Prito Windiarto
Alkisah, ada sebuah kapal besar
yang diamuk badai. Kapal tersebut karam. Hampir semua orang tewas tenggelam.
Kecuali satu orang, Mr. Hope, sebut saja namanya demikian. Mr. Hope selamat
karena berhasil menaiki kayu pecahan kapal. Ia mengapung di atas bongkahan
kayu, terombang-ambing beberapa hari. Ia terus bertahan karena besarnya
harapan. Doa terus dipanjatkan. Pada hari ke sekian ia terdampar di sebuah
pulau.
Harapan itu kian membesar. Pulau
itu setidaknya bisa memperpanjang nafas Mr. Hope. Di sana ia membuat semacam
gubuk kecil tempatnya tidur di malam hari dan berlindung dari terik siang. Hari
terus berganti, ia terus berharap ada kapal yang lewat sehingga ia bisa
menumpang. Namun nahas hingga beberapa hari ke depan tak ada sebuah kapal pun
yang lewat. Celakanya lagi, perbekalan yang ia kumpulkan selama ini kian
menipis. Itu artinya ia harus kembali mencari makanan ke setiap inci pulau.
Keesokan paginya ia benar-benar
pergi. Ia tak mau mati kelaparan di pulau ini. Mr. Hope selalu menyimpan
harapan di dadanya, sekecil apa pun. Ia berangkat penuh semangat. Tak ada kata
menyerah dalam kamus hidupnya.
Selang sejam kemudian ia pulang,
lumayan, ia mendapat perbekalan yang cukup. Beberapa ratus meter menjelang
gubuk kecilnya ia terhenyak. Asap membumbung dari arah markasnya selama ini.
Lebih terkejut lagi ketika mendapai gubuk kecilnya terbakar. Alamak! Sesak di
dada. Tadi ia lupa mematikan sisa tungku pembakaran tadi malam. Angin pantai
yang besar membuat api merambat perlahan lalu membakar hangus. Mr. Hope lunglai.
Api harapannya seakan padam.
Saat Mr. Hope benar-benar
pasrah. Terdengar suara yang amat ia kenal, bunyi klakson kapal. Mr. Hope
berdiri tak percaya, sumringah. Api harapannya menyala kembali. Benar saja
kapal itu mendekat. Lantas awak kapal turun ke pulau tersebut menyapa Mr. Hope.
Mr. Hope menceritakan asal
muasalnya terdampar di pulau ini. Ia lantas menanyakan mengapa kapal itu
menghampiri pulau tempatnya tinggal beberapa hari ini. Sang awak menjawab bahwa
ia melihat kepulan asap dari pulau. Mr. Hope paham. Ternyata apa yang
disangkanya musibah dan melenyapkan harapan (hangusnya gubuk kecil), nyatanya
adalah anugerah dan menjadi penyala harapan. Inilah rahasia Tuhan yang hamba
kadang tak mampu menerkanya. Begitu juga harapan, ia adalah anugerah Yang
Mahakuasa agar senantiasa memohon kepadaNya.
Demikianlah Kisah Hikmah Tentang Rahasia
Tuhan dan Harapan
9.1.16
Kisah Hikmah : Episode Perih
Kisah Hikmah : Episode Perih
Episode Perih
Prito Windiarto
Hidup selayak
perputaran roda. Kadang di atas kadang di bawah. Pada satu waktu jaya-jumawa,
tapi di lain waktu terkulai-tak berdaya. Tak ada kegembiraan abadi, begitu
halnya ksedihan.
Rahasia hidup itulah yang menempa kita menjadi
manusia tangguh. Bersyukur atas nikmat, bersabar atas coba.
Berikut,
sedikit akan kuceritakan beberapa penggal kisah hidup yang membuat dada ini
sesak, kecewa dan perasaan lainnya. Episode perih, demikian kunamai SEKAR Ini.
48
|
Kedua…
ketika MTQ V tingkat kota Banjar. Aku, Miftah dan Diki tergabung dalam tim MFQ (Musabaqoh
Fahmil Qur’an) utusan Kecamatan Banjar. Babak penyisishan berlangsung alot.
Lomba MFQ yang mirip LCC ini berlangsung seru. Alhamdulillah kami lolos ke
final dengan perolehan nilai tertinggi.
Di
final, 4 tim terbaik beradu. Nahas… bel kami menegalami sedikit masalah,
terganggu. Ketika dipijit kadang lampunya tak menyala. Dengan meneguk kecewa di
final ini kali justru tersungkur si peringkat paling bontot, menyecewakan.
Pulang dengan tangan hampa. Menatap sendu kemenangan tim lain. Tempaan belajar
intensif sebulan penuh seolah kandas, “dihisap” bel bermasalah itu.
Begitulah dua penggal
kisah perih yang pernah terjadi, dan sejatinya masih banyak lainnya; gagal
terpilih sebagai perwakilan santri di acara yudisium, gagal meraih juara kelas,
nilai UN yang jeblog, dll. Tapi rasanya kedua penggal cerita itu yang paling
terasa sesaknya.
Dari kedua kejadian itu
aku belajar untuk bangkit lagi setelah terjatuh. Kini ketika menelan kecewa.
karena gagal di lomba menulis lah, ditolak media lah, mendapat nilai yang
kurang mengembirakan lah, dll. Aku selalu berusaha mengenang episode perih
lalu. Mencoba meraup hikmah.
49
|
Demikianlah episode
perih itu melengkapi episode-episode hidupku, menggenapkan hari.
“La sururun yadumu,
wala rokhou!” Mahfuzot itu berdesing-desing ditelinga. Ya tentu saja!
Tak ada yang Abadi!
Perputaran kegembiraan
dan kesedihan adalah keniscayaan!
Kamis cerah
170311-270411
Episode ini spesial
untuk kelas 3 Int, Joker Class, dan I int –Rider Class.
Demikianlah Kisah Hikmah : Episode Perih
Langganan:
Postingan (Atom)