Sudah menjadi rahasia umum bahwa profesi guru saat ini cukup diminati masyarakat. Orang-orang berbondong-bondong kuliah jurusan pendidikan agar dapat menjadi guru. Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa, di Pulau Jawa ini bisa dikatakan jumlah guru ovetload. Pada akhirnya malah banyak sarjana pendidikan yang mencari profesi lain, bahkan menganggur.
Pertanyaannya, mengapa minat orang menjadi guru sangat tinggi? Pertama adalah faktor prestise. Gengsi. Bagaimanapun sosok guru adalah pribadi yang dianggap terhormat di mata masyarakat dewasa ini. Kedua faktor finansial. Jika sudah PNS, bisa bergaji 3-4 juta, plus sertifikasi, 2-3 juta, banyak sekali. Ketiga, guru adalah profesi mulia, menyebar kebaikan.
Nah dari fakta di atas, menarik untuk mengulik poin kedua : finansial. Memang benar sih kalai sudah PNS dan sertifikasi gajinya tinggi. Namun bagaimana dengan yang masih honorer? Wiyata bakti? Guru tetap / taktetap yayasan?
Berikut hasil intipan dan pengalaman saya.
Ada dua mekanisne penghitungan gaji. Pertama dihitung seluruh, digaji segitu apapun kerjanya. Seperti menggaji asisten rumah tangga atau office boy. Satu bulan, saya contohkan gaji istri saya, mendapat gaji sekitar Rp. 500.000 untuk awal masuk. Itu mau kerjanya setengah hari atau full, tetap segitu. Mau ngajar 10 jam atau 20 jam perminggu sama. Meski begitu sesuai masa bakti biasanya ditambahai, sekarang sudah mau 2 tahunan, gaji istri saya mendekati Rp. 700.000. Alhamdulillah. Segitu harus bersyukur, karena ada honorer / wiyata bakti yang digaji hanya 200 – 300 ribu.
Mekanisme kedua, dibayar perbeban kerja, perjam.
Misal saya mengajar 20 jam perminggu. Honor perjamnya 20.000. Maka honor saya dari jam ngajar adalah 400.000. Nah 20 jam itu, jam mati, maksudnya hanya dihitung 1 minggu, minggu berikutnya tidak dihitung. Kalau kalau jam hidup artinya 20 x 4 x 20.000 =1.600.000. Sayangnya biasanya jam mati.
1. Jabatan kepala : Rp. 750.000
2. Wakil kepala : Rp. 300.000
3. Kurikulum : Rp. 250.000
4. Kesiswaan : Rp. 150.000
5. Sarpras : 150.000
6. Administrasi: 200.000
7. Pembina Osis : Rp. 100.000
8. Petugas lab : Rp. 75.000
9. Petugas perpus : Rp. 75.000
10. Bendahar : Rp. 300.000
11. Operator : Rp. 100.000 atau 50.000
12. Petugas UKS : Rp. 50.000
13. Pembina pramuka : 15.000 perminggu
14. Pembina silat : 40.000
15. Wali kelas : 40.000
Selain itu biasanya juga ada piket guru. Sekali piket dihargai 10.000.
Apabila ada kepanitiaan, misal Uas, US, UN, perpisahan, biasanya ada honor tersendiri, tergantung kapasitas sebagai apa. Juga tergantung besar tidaknya dana acara tersebut.
Jadi misal, seseorang mengajar 25 jam perminggu, berari 25 x 20.000 = 500.000. Plus misal dia petugas perpus, 75.000. Plus wali kelas 40.000. Piket 40.000. Total 655.000.
Bagaimana besar kah 655.000? Honor segini untuk kategori honoer cukup besar. Maksimal paling besar 1.000.000.
Sekali lagi ini honor bagi honorer di sekolah negeri atau swasta pelosok. Kalau negeri atau swasta elit mungkin saja berbeda. Di Al Azhar, Al Irsyad, Lab school, Don Bosco, mungkin berbeda dan tinggi.
Meski begitu, tentu tidak wah wah banget juga.
Itulah gambaran gaji honorer. Tidak perlu putus asa, toh masih ada harapan di sertifikasi. Teman teman sayq yang sudah punya masa kerja 5 tahun, lulus diklat, dapat tambahan sertifikasi. Jadi tadi misal honor dari sekolah 655.000 plus sertifikasi 1.500.000 berarti ada 2.155.000.
Lumaya bukan?
Demikianlah hasil intipan kali ini. Semoga menjadi gambaran. Semoga jadi pembenah niat, bahwa jadi guru bukan sekadar cari uang. Tapi beramal demi kebaikan. Salam. Intip Berapa Gaji Guru Honorer di Sekolah Negeri dan Swasta