Contoh Laporan Perjalanan Study
Tour MTs
Al-Iqna Cisaga ke Yogyakarya
Yandi
Hidayatulloh, S.Pd.
MTs Al-Iqna Cisaga menyelenggarakan
kegiatan Study Tour ke Yogyakarta.
Kegiatan tersebut dilaksanakan sebagai bagian dari program kerja madrasah.
Sebagai dasar pemikiran kegiatan Study
Tour dilaksanakan sebagai pembelajaran yang mengarah kepada pola berpikir
siswa aktif dan kreatif serta mengarah kepada KTSP dan terlebih Kurikulum 2013
yang berbasis wacana. Kegiatan ini diharapkan menjadikan siswa mampu mengamati,
mengumpulkan dan menambah wawasan pengetahuan serta menumbuhkan minat dan
motivasi belajar di lapangan.
Adapun tujuan lain dari pelaksaaan Study Tour mencoba mengajarkan siswa
agar mampu menganalisis dan membuat konsep masalah dari data di lapangan, untuk
menambah pengetahuan kebudayaan yang merupakan kekayaan milik Indonesia,
mengajarkan siswa untuk mampu bersikap mandiri dan kerjasama secara kelompok
dalam pengelolaan data yang bersifat faktual, mengajarkan siswa untuk
mengumpulkan dan menyimpulkan data, mengajarkan siswa agar mampu memcahkan
masalah teoretis dengan melihat langsung objek wisata di lapangan, dan sebagai
laporan, siswa diharapkan mampu menyusun makalah yang dibimbing oleh pembimbing
yang berasal dari guru.
Tepatnya
Selasa malam hingga Jumat pagi (9-12/2) MTs Al-Iqna Cisaga menyelenggarakan
kegiatan Study Tour ke Yogyakarta.
Dalam pelaksanaannya keluarga besar MTs Al-Iqna Cisaga mengeunjungi beberapa
objek wisata yang ada di Yogyakarta, di antaranya yaitu Candi Borobudur,
Monjali, Museum Jendral Sudirman, Museum Dirgantara, Gembira Loka Zoo, dan
Museum Gunungapi Merapi.
Rombongan
Study Tour MTs Al-Iqna Cisaga sampai
di Candi Borobudur sekitar pukul 07.30. Di lingkungan Candi Borobudur setiap
siswa dipersilahkan mengumpulkan data mengenai sejarah Candi Borobudur, mulai
dari peninggalan raja siapa, cerita yang ada di balik relief Candi, dan
kesenian apa saja yang biasanya ditampilkan di Candi Borobudur. Usai
mengumpulkan data di candi Borobudur dengan bimbingan guru dan pemandu
setempat, setiap siswa dipersilakan untuk mengabadikan momen Study Tour di Candi Borobudur.
Usai
dari Candi Borobudur, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga yang berjumlah dua bus ini
langsung menuju Monjali atau Monumen Jogya Kembali. Di lingkungan Monumen Jogya
Kembali siswa disuguhi patung-patung yang didesain melingkar sepanjang ruangan
Monjali yang menceritakan perjuangan bangsa Indonesia, sebelum dan pasca
kemerdekaan. Di antara patung pahlawan yang didesain menceritakan perjuangan
bangsa Indonesia tersebut ada pahlwan Panglima Besar Jendral Sudirman,
Soekarno, Muhammad Hatta dan pahlawan lainnya. Patung-patung tersebut
dilengkapi dengan suara yang memperjelas perjuangan bangsa Indonesia. Di bagian
atas, terlihat tiang bendera dengan gambaran kisah perjuangan lainnya yang
menjadikan generasi muda Indonesia harus bangga memiliki pahlwan yang hebat dan
mampu mengorbankan kehidupannya untuk kemerdekaan bangsa Indonesia.
Setelah
selesai di Monjali, selanjutnya rombingan MTs Al-Iqna Cisaga mengunjungi Museum
Dirgantara Mandala. Di museum ini setiap siswa dibanggakan dengan alutsista
yang dimiliki oleh bangsa Indonesia di bidang Dirgantara atau penerbangan yang
dikelola TNI-AU. Di mueseum ini pihak pengelola mempersilakan siswa untuk masuk
dengan tertib, namun bagi yang ingin mengabadikan momen di Museum Dirgantara
Mandala dipersilakan untuk membayar administrasi yang sangat murah, tak
sebanding dengan kebanggaan bangsa Indonesia memiliki dunia penerbangan seperti
yang diperlihatkan di Museum Dirgantara Mandala. “Bagi saya ini sangat murah
sekali, tak sebanding dengan perjuangan para pilot dan pengelola museum ini
yang dengan telaten menjaga alutsiswa penerbangan bangsa Indonesia. Saya bangga
menjadi remaja Indonesia,” ungkap Fahri, salah satu peserta kelas 8 B.
Rombongan
MTs Al-Iqna Cisaga usia dari Museum Dirgantara Mandala melanjutkan ke Museum
Sasminta loka Panglima Besar jendral Sudirman. Di Museum ini peserta diajak
menjelajahi sejarah Panglima Besar Sudirman sebelum sampai ke ruangan khusus
untuk memaparkan secara lisan mengenai sejarah perjuangan Panglima Besar
Jendral Sudirman yang disampaikan oleh pemandu dari museum bersangkutan.
“Museum
ini menjadi tempat penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia, baik
sebelum maupun sesudah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, 17 Agustus
1945. Salah satu pahlawan yang gigih memperjuangankan kemerdekaan Indonesia
yakni Panglima Besar Jendral Sudirman, walaupun beliau sering sakit-sakitan.
Beliau dilahirkan tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal 29 Januari 1950. Jika
menghitung usia hidup beliau hanya 34 tahun, namun sampai sekarang namanya
masih harum dan akan tetap harum, dan beliau merupakan Panglima Besar Jendral
yang sangat muda. Banyak hal yang harus kita teladani selaku generasi bangsa
terhadap perjuangan Panglima Besar Jendral Sudirman. Beliau merupakan seorang
muslim yang taat beribadah, tidak pernah meninggalkan shalat, bahkan dalam
keadaan sakitnya beliau masih mampu melaksanakan shalat Tahajud. Ada satu
ungkapan yang sangat terkenal dari Panglima Besar Jendral Sudirman, yakni ‘Yang
sakit itu Sudirman, Panglima Besar tidak akan pernah sakit.’ Kalimat ini
menyiratkan bahwa yang sakit itu orang yang bernama Sudirman, namun ketika nama
itu menyangkut paut sebuah jabatan maka tidak ada kata sakit, terlebih untuk
perjuangan bangsa Indonesia.” Papar pemandu dengan panjang lebar.
Usai
menyampaikan pemaparan mengenai sejarah hidup dan perjuangan Panglima Besar
Jendral Sudirman, peserta diajak mengelilingi 14 ruangan bersejarah miliki
Panglima Besar Sudirman. Dirasa cukup, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga melanjutkan
perjalanan menuju hotel untuk beristirahat, tepatnya Di Hotel Taman Eden, di
wilayah kaki gunung Merapi.
Besoknya,
Kamis, (11/2) Rombongan MTs Al-Iqna Cisaga melanjutkan perjalanan ke Museum
Gunungapi Merapi, yang berada di kaki Gunung Merapi, lebih tepatnya 9 KM dari
puncak Gunung Merapi. Sebelum masuk ke Museum Gunungapi Merapi, peserta dan
pembimbing termasuk Kepala Madrasah berfoto bersama. Sesekali terlihat juga
beberapa siswa yang berfoto selfie.
Di
dalam Museum pemandu menjelaskan bagaimana terjadinya proses gunung Merapi
meletus yang mengeluarkan lahar dan yang disebut Wedus Gembel, yang beberapa
tahun lalu merenggut nyawa banyak orang. Siswa begitu fokus memperhatikan
proses meletusnya Gunung Merapi yang dipergakan dengan simulasi. Dianggap
selesai, rombongan melanjutkan ke berbagai ruangan di Museum Gunungapi Merapi
yang terpajang berbagai gunung merapi di Indonesia, serta berbagai foto
bebatuan sebagai hasil letusan gunung merapi. Sontak melihat foto yang langka
tersebut, peserta dan terlihat beberapa guru berfoto mengabadikan momen di
Museum Gunungapi Merapi.
Pukul
09.00 tepat, rombongan MTs Al-Iqna melanjutkan perjalanan ke objek wisata
lainnya yakni Gembira Loka Zoo atau Kebun Binatang Gembira Loka. Di tempat ini
rombongan menghabiskan waktu berkisar 2 jam hingga 3 jam. Beranekaragam
binatang yang diperlihatkan Gembira Loka, membuat perjalanan ke setiap tempat
di Gembira Loka Zoo tidak terasa melelahkan. Siswa dan guru bisa berfoto serfie
dengan berbagai jenis binatang yang memang jinak, seperti burung Kakatua dan hewan
lainnya. Namun, di antara berbagai jenis binatang, ada binatang yang memang
buas, seperti Harimau, Ikan pemakan daging dan lainnya, termasuk di tempat
pemeliharaan Pinguin, peserta diminta untuk tidak memoto dan memideonya. Di
Gembira Loka Zoo ini, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga juga bisa melihat atraksi
yang dipandu oleh penyelenggara dengan memperlihatkan kehebatan berbagai burung
yang menuruti perintah pemandu, serta atraksi yang dilakukan oleh
Berang-berang, yang memperagakan sirkus, berdagang baso dan menghitung
pertambahan, perkalian, pengurangan. Sungguh luar biasa penampilan yang
diperlihatkan pemandu di Gembira Loka Zoo, bahkan ada hewan dari kalimantan
semacam Kera, yaitu Owa Kalimantan, yang selalu berteriak menyuarakan Owa.
Di
Gembira Loka Zoo, rombongan MTs Al-Iqna Cisaga hingga pukul 11.45. Rombongan
melanjutkan perjalanan ke rumah makan guna beristirahat dan makan siang serta
melaksanakan shalat Dhuhur berjamaah, walaupun keadaan sedang berwisata,
kewajiban harus tetap dilaksanakan. Usai shalat Dhuhur rombongan melanjutkan
perjalanan ke pusat oleh-oleh Bakpia, di tempat ini peserta dipersilakan
melihat proses pembuatan Bakpia dan jika ada yang ingin membeli guna sebagai
oleh-oleh dipersilakan. Di tempat ini ada sedikit pembicaraan yakni harga
peserta dan pembimbing ternyata sama, padahal di Study Tour sekolah lain
biasanya harga untuk pembimbing atau guru setengahnya dari harga normal.
Biasanya kalau guru belum mengetahui hal ini dibantu oleh tour leader (TL),
namun ntah bagaimana TL yang semestinya menawar untuk pembimbing ternyata tidak
melakukannya, bahkan TL ntah di mana saat peserta dan pembimbing berbelanja.
“Saya sedikit aneh, biasanya TL yang sudah profesional akan membantu kami
menawar harga Bakpia dari harga normal, kalau TL dan supir memang sudah pasti
gratis karena penghubung antara pihak kami dengan pusat oleh-oleh Bakpia, namun
mengapa bagi guru, harganya nomal, tidak bisa setangahnya, bukan kami nggak
bersyukur namun pelajaran dari Study Tour sekolah-sekolah lain biasanya setengah
harga normal,” ungkap Yogi Pratama, salah satu guru.
Setelah
dianggap cukup, rombongan melanjutkan perjalanan ke pusat belanja Malioboro.
Sesampainya di tempat tujuan, supir memarkirkan bus di halaman parkir depan
Taman Pintar, peserta langsung turun dan melanjutkan perjalanan ke Malioboro
guna membeli berbagai macam oleh-oleh. Di Malioboro peserta dan pembimbing
awalnya berbarengan, namun karena suasana hujan ntah kenapa peserta sedikit
terpisah. Dan yang lebih mengecewakan tour leader (TL) ntah kemana keberadaannya.
Biasanya TL berada di paling depan guna memandu perjalanan di Malioboro,
sedangkan tanggungjawab siswa oleh pembimbingnya. Namun TL dari CV. Sumber
Wisata ini seakan pergi ntah kemana, siswa dan guru yang kurang tahu jalanan
Malioboro bingung, akhirnya karena suasana hujan dan ditakutkan ada kejadian
yang tidak-tidak, guru dan siswa kembali ke tempat asal bus parkir. Di saat
guru dan siswa kembali ke tempat awal terlihat TL sedang berbelanja di salah
satu toko pakaian dan mondar-mandir sendirian. Sontak hal ini membuat rasa
kecewa guru-guru yang membimbing. “Kami cukup kecewa, semoga ini menjadi
kejadian yang terakhir, di tahun sebelumnya kami memang dikecewakan perihal
video yang belum diserahkan padahal sudah 2 tahun, tiba-tiba dua bulan kemarin
marketing CV. Sumber Wisata datang dan menawarkan tour, kami berhusnudzon,
namun kenyataannya, masih mengecewakan, mudah-mudahan ini yang terakhir. Ketika
di lapangan, ternyata tiur leader hanya satu orang padahal ada dua bus,
normalnya satu bus satu tour leader (TL). Selain itu kaos yang dipakai siswa
dan guru sepertinya dibeli langsung dari Yogya kemudian ditambah sablonan di
bagian belakang agar terkesan dibuat oleh CV. Sumber Wisata, sablonan itu juga
hanya ada di kaos siswa, dikaos guru pembimbing sama sekali polos tak ada
identitas madrasah, ditambah tulisan di kaos guru pembimbing ada kata “Sarkem”
padahal Sarkem, merupakan nama sebuah tempat lokalisasi,” papar Wakamad Kurikum
MTs Al-Iqna Cisaga.
Dirasa
cukup, rombongan kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini peserta tidak kembali
ke hotel, namun melanjutkan perjalanan ke Cisaga. Raut wajah siswa tampak
sumringah walaupun kondisi alam hujan, namun tidak menyurutkan kegembiraan
mereka. Begitu juga dengan raut wajah guru pembimbing yang kelihatan cukup
lelah, ditambah kekecewaan atas kinerja pihak CV. Sumber Wisata. “Semoga ini
menjadi evaluasi kami di pihak Madrasah,” ungkap Wakamad Kurikulum.
Contoh Laporan Perjalanan Study
Tour MTs
Al-Iqna Cisaga ke Yogyakarya