9.2.16

Mengenal Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Hasil Observasi



Mengenal Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Hasil Observasi

Yandi Hidayatulloh, S.Pd.
            Pada pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VII semester pertama, materi pertama yang disampaikan mengenai Teks Hasil Observasi. Materi ini berbeda dengan materi kelas VII beberapa tahun ke belakang, hal itu disebabkan kurikulum yang berbeda. Beberapa tahun ke belakang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang menitikberatkan pada kekhasan sekolaj/ madrasah yang bersangkutan, namun beberapa tahun ini setelah dicanangkan Kurikulum 2013, ada perbedaan materi yang signifikan pada mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Salah satu materi yang di KTSP tidak disampaikan, tetapi di Kurikulum 2013 disampaikan yakni mengenai Teks Hasil Observasi.
Teks Hasil Observasi disebut pula dengan istilah Teks Laporan (report text). Dalam mempelajari materi Teks Hasil Observasi,diharapkan siswa memiliki bekal pengetahuan tentang jenis laporan tersebut.
Jenis atau genre teks yang disebut laporan (report text) sekilas hampir mirip dengan teks deskripsi. Keduanya sama-sama menggambarkan suatu objek. Perbedaannya, teks laporan menggambarkan objek yang bersifat umum, sedangkan teks deskripsi menggambarkan objek yang bersifat khusus.
Beberapa ahli mengemukakan perbedaan antara teks laporan dan teks deskripsi dapat dilihat pada struktur teksnya. Teks laporan diawali dengan definisi umum dan dilanjutkan dengan deskripsi bagian (Zabadi, Fairul dkk.,2013:6). Sementara itu, Djatmika (2010) mengatakan bahwa struktur teks laporan diawali dengan klasifikasi umum dilanjutkan dengan deskripsi tiap bagian yang diklasifikasikan tersebut.
Sebagai contoh, ketika siswa hendak menggambarkan ciri-ciri tumbuhan secara umum, maka kalian dapat menggunakan wacana berbentuk laporan. Namun, jika hendak menggambarkan tumbuhan secara khusus, misalnya kalian hendak menggambarkan secara khusus tanaman epifit, maka kalian dapat menggunakan bentuk teks deskripsi.
Seacara struktuk teksnya, teks Hasil Observasi memiliki struktur sebagai berikut :
1.    Judul
2.    Definisi Umum
3.    Deskripsi bagian
4.    Deksripsi Manfaat
Di bawah ini akan diberikan paragraf berdasarkan struktur teks Hasil Observasi :
1.    Judul
Mencegah Erosi dengan Terasering
2.    Definisi Umum
Terasering sering disebut juga hamparan lahan pertanian yang berundak-undak. Terasering merupakan suatu teknik atau cara pengendalian erosi secara mekanis, dengan cara membuat trap-trap atau seperti anak tangga yang berfungsi menahan longsoran tanah pada tebing/ lahan yang curam. Lahan pertanian dengan sistem terasering sering dijumlai di daratan tinggi pada kontur tanah yang miring, seperti dapat kita temukan di daerah Tawangmangu.
3.    Deskripsi Bagian
Lahan yang paling cocok untuk membuat terasering adalah lahan yang bentuknya miring. Lahan seperti ini biasanya lebih mudah ditemukan di daerah perbukitan. Bentuk lahan atau tanah miring akan memudahkan untuk membuat konsep penataan. Tujuan pembuatan terasering adalah untuk mengurangi kecepatan aliran permukaan dan memperbesar peresapan air sehingga kehilangan tanah berkurang (Sukartatmaja, 2004). Terdapat berbagai cara mekanik dalam menahan erosi air dan angin. Cara utama adalah dengan membentuk mulsa tanah dengan cara menyusun campuran dedaunan dan ranting pohon yang berjatuhan di atas tanah dan membentuk penahan aliran air, misalnya dengan membentuk teras-teras di perbukitan (terasering) dan pertanian berkontur.
4.    Deskripsi Manfaat
Jadi secara garis besar, terasering adalah kondisi lereng yang dibuat bertangga-tangga yang dapat digunakan pada timbunan atau galian yang tinggi dan berfungsi untuk menambah stabilitas lereng, memudahkan dalam perawatan (konservasi lereng), memperpanjang daerah resapan air, memperpendek panjang lereng dan atau memperkecil kemiringan lereng dan mengurangi kecepatan aliran permukaan (run off).
Mengenal Ciri-ciri Kebahasaan Teks Hasil Observasi :
1.    Sebuah teks yang baik memiliki ciri kesatuan dan kepaduan antargagasan inti dan gagasan penjelas. Salah satu cara untuk menjalin kesatuan dan kepaduan antargagasan tersebut digunakan kata rujukan.
Kata rujukan adalah kata yang merujuk pada kata atau frasa tertentu yang disebutkan sebelumnya. Cotoh kata rujukan adalah ini dan –nya. Selain itu juga kata tersebut, itu atau menggunakan kata ganti ia, dia, mereka, kami dan sebagainya.
2.    Untuk menjalin kesatuan dan kepaduan antargagasan juga dapat menggunakan sarana kata penghubung atau konjungsi. Ada banyak jenis konjungsi, misalnya dan, atau, tetapi, sehingga dan sebagainya. Perhatian kutipan teks berikut :
a.       Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Akan tetapi, laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim dan jenis spesies.
b.      Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat tumbuh hingga melebihi 30 m (98 kaki) tingginya dan bisa mencapai batang 15-20 cm (5,9 – 7,9 in), tetapi spesies tertentu hanya bisa tumbuh higga ketinggian beberapa inci saja.
c.       Tidak seperti pohon, batang bambu muncul dari permukaan denga diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan).
d.      Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya setelah tahun pertama, dan bambu yang telah  runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh lunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
e.       Bambu tumbuh dengan cara menyebarkan perakaran dan rizomanya di bawah tanah. Persebaran ini bisa sangat luas sehingga jika tidak dikendalikan bisa menyebabkan tunas tumbuh di tempat yang tidak diinginkan, bahkan berpotensi invasif.
3.    Pada teks di atas, siswa dapat menemukan beberapa bentuk kata berimbuhan. Imbuhan (afiks) dapat berupa awalan (prefiks), akhiran (sufiks) atau gabungan awalan dan akhiran (konfiks) dan sisipan (infiks)
4.    Sebuah teks lapora disusun menggunakan bahasa baku. Apakah yang dimaksud denga bahasa baku? Bahasa baku sepadan dengan istilah bahasa Inggris standar language adalah bahasa yang diterima dan difungsikan sebagai model atau acuan oleh masyarakat secara luas. Kata-kata baku ditandai dengan ciri yaitu berasal dari bahasa daerah dan bukan merupakan bahasa percakapan. Kata-kata seperti nggak, gue, lo, medit, cuek atau bekek adalah contoh kata-kata tidak baku. Kata yang baku adalah tidak, saya, kamu, pelit, tidak peduli atau tidak punya uang. Kata-kata baku memiliki ciri-ciri menggunakan istilah yang telah dibakukan. Kata-kata seperti apotik, ijin, sistim, dan atlit merupakan contoh istilah-istilah yang tidak baku. Istilah yang bakunya adalah apotek, izin, sistem dan atlet.
Cara Menyusun Teks Hasil Observasi :
Langkah-langkah menyusun teks Hasil Observasi, bisa dilakukan berdasarkan langkah-langkah di bawah ini :
1.    Memilih objek pengamatan
Objek pengamatan dapat berupa peristiwa, benda atau hal lain.
2.    Mengumpulkan Data dengan Pengamatan Objek dan Wawancara
Untuk menyusun laporan diperlukan data. Data diperoleh melalui duacara, yaitu dengan pengamatan langsung terhadap objek yang dipilih dan/ atau melalui wawancara dengan narasumber yang memahami objek yang diamati tersebut.
3.    Menyusun klasifikasi Umum/ Definisi Umum dan Deskripsi Tiap-tiap bagian
Data-data yang diperoleh kemudian diklasifikasikan menjadi Definisi umum atau deskrispi bagian.
4.    Menjabarkan Data
Data-data yang diperoleh tadi, kemudian dijabarkan dalam kalimat pokok dan kalimat penjelas.
5.    Menentukan Judul
Jika teks sudah tersusun, tugas terakhir adalah menentukan judul. Judul tentu saja harus menggambarkan isi. Selain itu judul sebaiknya dapat menarik minat orang untuk membaca. Buatlah judul dengan menggunakan kata-kata yang mewakili isi bacaan, serta gunakan judul yang efektif, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang (bertele-tele)

Demikianlah Mengenal Struktur, Ciri Kebahasaan, dan Contoh Teks Hasil Observasi

Info CPNS PPPK 2019 & Pelajaran Bahasa Indonesia

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...