Kisah
Perjuangan Mengikuti Tes CPNS Berkali-Kali Hingga Akhirnya Lolos
Kisah
Pengalaman mengikuti tes CPNS 2014, 2017, 2018
Bismillahirahmannirahim
Dear
sahabat sekalian
Izikan
saya bercerita
Kali
ini tentang perjalanan saya mengikuti tes CPNS 2014, 2017, 2018
Saya
(Prito Windiarto), mengikuti rangkaian seleksi CPNS kali ketiga tahun ini.
Tahun 2014 lalu ikut seleksi di Pangandaran. Sayang, gagal dalam tahap
administrasi. Saat itu masih menggunakan metode manual via bukti fisik yang
dikirim lewat pos. Kesalahan saya, hanya satu. Harusnnya stempel legalisasi
untuk KTP adalah dari Disdukcapil Kabupaten. Eh saya malah hanya tingkat
kecamatan. Akhirnya ya gagal.
Itu
menjadi pelajaran penting. Apalagi dalam seleksi CPNS yang memang dikenal ketat
dan keras kita harus berhati-hati.
Di
tahun 2014 itu ada dua kawan saya satu angkatan Teh Lina Marliani dan Teh Eva
Siti yang lulus dan jadi PNS. Selamat… Ikut bangga…
Lalu…
Saya baru bisa bermimpi….
Beberapa
tahun kemudian yang ada sekadar moratorium. Penghentian sementara. Tak ada
penerimaan.
Hingga
akhirnya di 2017 ada juga kesempatan.
Libas
habis. Saya akan berusaha mati-matian (cieeleh, kaya apa aja)
Kini
sistem pendaftarannya dua sisi, online dan offline.
Saya mendafar di formasi Kemdikbud jurusan peneliti ahli pertama.
Daftar
di web SSCN di warnet. Terus daftar di portal khusus CPNS Kemdikbud.
Ada
yang menarik di tahap itu. Barangkali karena daftarnya malam hari, haus juga,
saya kurang fokus. Saat penulisan tanggal ijazah, saya malah menulis 25
November 1989. What? Ya. Tanggal ijazah malah terisi dengan tanggal lahir.
Ketahuannya setelah semua proses selesai. Aduh bagaimana ini. Keringat dingin. Bingung.
Ah,
mungkin bukan rezeki saya tahun ini. Gagal juga di bagian seleksi administrasi.
Saya
curhat dengan istri. Meminta maaf atas kecerobohan. Akhirnya kami menertawakan
kecerobohan itu.
“Wah, hebat dong ayah, begitu lahir sudah dapat gelar S.Pd……”
“Haha,
iya… Para Profesor pun kalah ya?”
Meski
begitu, ternyata ada solusi dengan membuat surat pernyatan bermaterai. Saya pun
menjelaskan keadaannya. Sambil berharap bisa dimaklumi……
Saya
kirimkan surat penyataan itu beserta persyaratan lain yang memang harus
dikirmkan via pos….
Beberapa
saat kemudian, pengumuman seleksi administrasi pun ada.
Alhamdulillah,
ternyata lolos. Panitianya baik hati.
Maka
di Oktober itu saya mengikuti Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Tempatnya adalah
di Hotel Bumi Kitri, Bandung. Dari Kota Banjar saya berangkat naik kereta api
Serayu. Malam hari. Dijajap anak-istri. Sampai di statsiun Kiara Condong dini hari. Menginap di
mushola stasiun. Kemudian menjelang shubuh mencari masjid lain.
Selepas
subuh, memesan Ojek Online – Go Jek. Kali pertama. Alhamdulillah sukses naik
Ojek Online. Ongkos yang diekluarkan Rp.10.000. Terbilang murah. Sampai Hotel Bumi Kitri dengan selamat. Di sana sudah ada ratusan
atau bahkan ribuan orang mengantre… Di sana pula saya bertemu beberapa kawan. Asep Dahlan salah satunya. Ia tes Sesi 1, pagi. Saya sendiri tes sesi ke 3, siang. Jadi ada waktu, selepas
sarapan nasi goreng saya melipir dulu mencari masjid. Mandi, ganti baju,
siap-siap. Bismillah.
Sembari
menunggu saya kembali buka-buka buku. Belajar lagi. Tryout lagi materi.
Buka-buka ebook.
Bismillah.
Bismillah.
Passing
Grade TKD CPNS tahun itu
Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK) 75
Tes
Intelegensia Umum (TIU) 80
Tes
Karakeristik Pribadi (TKD) 143
Lumayan
tinggi. Agak grogi juga. 100 soal harus dikerjakan dalam waktu 90 menit. Hoho.
Siang,
selepas zhuhur ikut mengantre bersama pelamar lainnya. Kita hanya diizinkan
membawa kartu peserta dan KTP. Seragam putih hitam. Barang-barang dititipkan.
Pemeriksaan amat ketat. Saat itu panitianya gabungan dari BKN, LPMP,
Kepolisian, bahkan tentara.
Satu
jam menunggu, akhirnya tiba di ruang tes. Besar. Ratusan laptop. Selepas
pengarahan sebentar, tes pun dimulai.
Sesuai
saran banyak orang saya kerjakan berurutan tapi dengan prinsip, kerjakan yang
mudah lebih dahulu. Kalau ada yang sulit, lewatkan saja….
Sembilan
puluh menit nyatanya bukan waktu yang sebentar. Cepat sekali. Saat itu juga
hasilnya bisa dicek.
Hasil
saya, TWK 125, TIU 85, TKP 156, total 366. Alhamdulillah lolos passing grade…
Ya walau pas-pasan, yang penting lulus Passing
Grade…
Alhamdulillah, nilai / skor 366 itu didapat bukan dengan mudah. Nilai itu diraih kombinasi antara doa dan usaha. Saya belajar berjam-jam. Melahap banyak buku dan simulasi soal. Salah satu software yang sangat membantu latihan adalah cpnsonline. com. Portal yang telah meluluskan ribuan CPNS ini TOP. Bagi yang penasaran, silakan cek di sini
Alhamdulillah, nilai / skor 366 itu didapat bukan dengan mudah. Nilai itu diraih kombinasi antara doa dan usaha. Saya belajar berjam-jam. Melahap banyak buku dan simulasi soal. Salah satu software yang sangat membantu latihan adalah cpnsonline. com. Portal yang telah meluluskan ribuan CPNS ini TOP. Bagi yang penasaran, silakan cek di sini
Nilai 366 memang lumayan tinggi, namun....
Belum
aman… Karena harus dirangking.
Formasi yang saya lamar hanya membutuhkan 3 orang. Jadi untuk masuk tahap selanjutnya yakni Tes Kompetensi Bidang (TKB) saya harus masuk minimal ranking 9 besar. Saya sangat berharap masuk ranking….
Berminggu-minggu
menunggu
Akhirnya
pengumuman itu datang juga….
Saya
buka dengan was-was, doa-doa terpanjatkan…. Bismillah…
Sayang,
saya di peringkat 22,
Masih
kurang dari target 9 besar.
Sedih,
nyesek…. Hoho…
Teman
yang lain juga banyak berguguran. Tahun itu kebanyakan di TWK….
Pengalaman
tes CPNS 2017 itu mengajarkan saya banyak hal. Utamanya tentang ikhtiar, doa,
dan menerima kenyataan. Alhamdulillah a’la kulli hallin.
Its
ok!
Life
must go on…
Coba
lagi tahun depan….
Begitu
tekad saja…
Gagal,
coba lagi… Semangat…
Bagi
sobat yang mau tes CPNS, semangat ya… Semoga Allah mudahkan jalan. Semoga tahun
ini Allah kabulkan doa kita. Semoga rezeki kita. Alfatihah…
***
Tahun
2018 kabar penerimaan CPNS sudah berdengung sejak awal tahun. Terus dinantikan
akhirnya fiks juga pengumumannya sekira bulan Agustus.
Pendaftaran
dibuka akhir September sampai awal Oktober. Lewat satu pintu utama portal SSCN.
Karena banyaknya yang akses server tersebut sempat down. Untunglah setelah
beberapa kali lemot bisa diakses juga.
Di
tahun 2018 ini formasi yang saya pilih
adalah Guru Ahli Pertama di SMPN 4 Banjar. Ya. Saya lebih memilih Kota Banjar
tinimbang Kabupaten Cilacap yang notabene asal daerah saya. Alasannya karena memang
sekarang saya tinggal di Banjar. Jadi yang Banjar aja.
Kota Banjar
sendiri menyediakan 5 formasi untuk guru Bahasa Indonesia. Istriku memilih
formasi di SMPN 5 Banjar. Sengaja biar tidak bentrok.
Kami
mendaftar sekira tanggal 6 Oktober. Pertengahan…
Beberapa
saat kemudian pengumuman seleksi administrasi.
Alhamdulillah
lolos. Yes…
Menyusul
kemudian jadwal dan lokasi tes (Seleksi Kompetensi Dasar).
Ternyata
saya kebagian jadwal hari Senin 6 November 2018. Sesi 5. Alias sesi sore… Hoho…
Sementara
istri di sesi 2 hari Rabunya.
Bismillah.
Harus belajar giat. Dari buku, aplikasi di Play Store, ebook. Mengerjakan
banyak latihan. Pokoknya persiapan harus benar-benar matang.
Optimis
karena tahun lalu juga bisa melewati passing grade.
Tapi…
tentu tidak over…
Terlebih
setelah mendengar laporan dari teman-teman yang sudah mengikuti tes terlebih
dahulu. Soalnya “horror” tahun ini. Kata mereka. Utamanya soal TKP (Tes
Karakteristik Pribadi).
Senin
itu, selepas dari sekolah saya pulang dulu ke rumah. Istri mempersiapkan
keperluan saya. Berangkat sekitar pukul 13.00. Lokasi yang dituju gedung
serbaguna – Bale Kota Tasikmalaya. Beberapa kali saat pakai maps untuk
memastikan arah lokasi. Tidak mudah, tidak pula sulit.
Satu
setengah jam kemudian sampai. Bertemu Asep Ab, Kang Mumu, Bang Yandi dan
temannya, Kang Arfi, Darkino, orang Dayeuh, dan banyak lainnya.
Sebelum
masuk ke area, kami menuju masjid dulu. Shalat ashar. Bersama banyak calon
peserta lainnya. Selepas itu mengantre, menunggu giliran. Hanya boleh bawa KTP
dan kartu peserta.
Sekitar
pukul 16.30 perjuangan dimulai.
Strateginya
garap dulu TWK 20 menit, kemudian TIU 20 menit, TKP 30-an menit. Sisanya
mengerjakan yang belum sempat terkerjakan.
Walau
kondisi lapar, bismillah, konsentrasi tak boleh pudar.
Beberapa
saat setelah magrib, waktu habis. Yakin, optimis bisa lolos Passing Grade.
Bismillah.
Setelah
di-close, hasilnya……
Hasilnya
adalah….
Tes
Wawasan Kebangsaan (TWK) 120
Tes
Intelejensia Umum (TIU) 125
Tes
Karakteristik Pribadi (TKP) 133
Nilai
total 378…. Alhamdulillah…
Aww…..
TKP-nya kurang 10
Agghhhh…
Tipis…. Lemes…
Ya
Allah…
Apakah
tahun ini juga tidak lolos?
Nyesek…
Namun
ternyata, banyak juga yang mengalami kejadian semisal. Bahkan ada banyak yang
lebih nyesek, kurang 1 poin di TKP.
Kawan
saya, Bang Yandi, kurang 8 poin. Kang Arief kurang 4 lagi. Nyaris.
Saya
pun pulang. Ya walaupun hasilnya belum sesuai harapan, yang penting sudah
berusaha.
Saya
pun menulis status dan mengunggah foto di facebook
“Alhamdulillah
sudah menyelesaikan salah satu tugas manusia: ikhtiar
Apapun
hasilnya…”
Selama
menunggu pengumuman, saya suka stalking akun BKN atau akun medsos seleksi CPNS.
Sempat juga ikut menandatangani petisi untuk meninjau ulang passing grade.
Karena ternyata sangat banyak yang tidak lolos pasing grade. Di Kota Banjar
sendiri, dari sekitar 4000 pelamar yang lolos PG hanya 200 orang.
Secara
nasional yang lolos PG nya 4 % dari pelamar. Hal tersebut tentu mengancam
banyaknya formasi yang kosong. Akan sangat disayangkan jika itu terjadi.
Akhirnya….
Permenpan Baru pun turun. Intinya mengakomodasi bagi formasi yang kosong. Bagi
yang kosong karena tidak ada yang lolos PG maka diberikan kebijakan
perengkingan. Dengan batas nilai 255. Diambil tiga besar.
Jadi
dalam pengumuman ada yang kategori P1/L, artinya prioritas 1 (lolos Pasing
Grade) dan lolos ke tahap SKB (Seleksi Kompetensi Bidang). Ada P2/L (Lolos
perengkingan) dan melaju ke tahap SKB. Ada juga yang P1/TL (Lolos PG tetapi tak
ke tahap SKB), P2/TL, nilainya di atas 255 tapi tidak lanjut ke tahap SKB.
Lalu
Prito bagaimana?
Alhamdulillah
di formasi SMPN 4 Banjar ternyata tak ada yang lolos Pasingg Grade, sehingga
status saya adalah P2/L. Bersaing dengan dua orang lainnya.
Di
Kota Banjar, untuk formasi Guru Bahasa Indonesia, hanya 1 yang lolos Passing
Grade yakni di SMPN 3 Banjar atas nama R. Dinne N. Ternyata beliau adalah adik
kelas saya di Universitas Galuh.
Nah,
sayangnya, di formasi itulah Bang Yandi mendaptar. Nilai kumulatifnya 370,
lebih besar dari kumulatif d Dinne yang 365. Hanya saja d Dinne lolos passing
Grade (P1/L). Jadi beliaulah yang berhak lanjut ke tahap SKB.
Tes
SKB diumumkan beberapa saat setelah pengumuman nilai SKD. Mepet sekali, kurang
dari 5 hari. Kota Banjar kebagian jadwal hari Sabtu-Minggu (8-9 Desember 2018).
Tempatnya adalah di gedung serbaguna Balai Kota Tasikmalaya.
Bismillah.
Saya bertekad menebus kebelumberhasilan di tahap SKB. Memang sih taka da PG di
SKB ini, tapi saya akan berusaha dapat nilai yang baik.
Tahap
pertama adalah menyelediki siapa dua orang kompetitor. Urutan ke dua adalah Pak
Arko Susanto, teman sesama mengajar di Ganesha Operation Banjar. Urutan ke
tiga, Pak Andri Yani Susilo, Kakak kelas di Unigal lulusan 2008. Alhamdulillah
berarti keduanya masih terbilang kerabat. Dunia memang sempit ya, hehe.
Tahap
kedua adalah belajar.
SKB
itu seperti apa? Soalnya tentang apa? Apakah murni tentang permenpan?
Saya
pun searching. Akhirnya ada ide untuk membuat grup Wa dan Channel Telegram.
Banyak teman yang gabung. Saling sharing. Akhirnya ada gambaran. 30 persen soal
pedagogik. 70 persen professional (dalam hal ini saya tentang jurusan
Pendidikan Bahasa Indonesia). Materinya adalah materi perkuliahan: deiksis,
alofon, dll (yang mau tahu bocoran kisi-kisi SKB Keguruan / Pendidik Bahasa
Indonesia manga wa ke 085292164070, insyaAllah kami share)
Saya
berangkat ke Tasik setelah menyelesaikan urusan di sekolah. Sampai satu jam
sebelum tes. Ada Pak Asep Guru MIN Dayeuhluhur, ada guru SD Panulisan. Ada pak
Dedi Siswoyo, teman di SMP Muhammadiyah 3 Dayeuhluhur (Datar) yang juga ikut
SKB Mapel Matematika. Ada kang Ade Juana. Ada juga Pak Arko Susilo. Kita
bersaing secara sehat, fastabiqul khoirot.
Tegang.
Masuk ruangan dengan dag dig dug…
Tes
pun dimulai. Sekitar pukul 15.00 an.
Soalnya
ada 100, waktu yang disediakan adalah 90 menit. Format pengisiannya sama
seperti SKD. CAT dengan tampilan (interface) yang sama. Bismillah…
Seperti
yang sudah dikemukakan di atas, ternyata 30 soal adalah tentang pedagogik.
Bagaimana menjadi guru yang baik. Mengenai metode pembelajaran, dll.
Sementara
70 soal mengenai ke-profesional-an. Karena saya mengabil formasi guru, maka
yang banyak keluar adalah soal mengenai kebahasaan dan kesastraan.
90
Menit berlalu.
Klik
tombol selesai.
Hasilnya
adalah….
…..
325….
Di
bawah target dan ekpektasi yakni 350.
Namun,
bagaimanapun, Alhamdulillah. Karena teman di sebelah ada yang hanya 190, ada
yang 240, dll.
Skor
325 artinya saya menjawab soal benar sebanyak 65, lumayan dah…
Sekarang
tinggal cari tahu nilai kompetitor. Berhubung sore, saya shalat ashar dulu ke
masjid Bale Kota Tasik. Takut waktunya habis. Setelah menunaikan kewajiban,
kembali ke arena tes CAT. Mau melihat nilai di layar (screen), yang disediakan
panitia.
Mencari
nama kompetitor saya yang juga tes di sesi itu… Nilai beliau 300.
Alhamdulillah….
Masih unggul 25 poin.
Kini
giliran kepo nilai saingan berikutnya… di sesi tiga. Menunggu teknisi BKD yang
berkenan menampilkan sesi 3.
Setelah
lumayan lama menunggu, ternyata kompetitor ke dua itu nilainya di kisaran 200.
Alhamdulillah.
Pulang
dengan lega. Kembali ke rumah….
Mengabari
istri, ia senang juga. Mengabari orang tua. Alhamdulillah gembira.
Tapi….
Ternyata harus menunggu lagi pengumuman, sekitar dua mingguan.
Sambil
menunggu itu, juga kembali dihangatkan kabar perihal nilai 100 bagi yang punya
sertifikat pendidik. Juga penambahan 10 poin bagi daerah 3 T.
Banyak
yang sedih, SKD dan SKB nilai pertama, eh, ternyata sepertinya harus kalah
karena saingannya punya sertifikat pendidik. Seperti kisah kawan saya ini yang
diceritakan di sosmed miliknya…
Saat
saya mengetik bagian ini, sedang menunggu pengumuman apakah lolos atau tidak.
Semoga lolos ya. Aamiin.
Dan ternyata, tanggal 27 Desember 2018 ini ada pengumuman.
Alhamdulillah, saya lolos CPNS 2018... Yey.... Nilai kumulatif saya 69, sekian. Unggul dari dua kompetitor lainya
Dan ternyata, tanggal 27 Desember 2018 ini ada pengumuman.
Alhamdulillah, saya lolos CPNS 2018... Yey.... Nilai kumulatif saya 69, sekian. Unggul dari dua kompetitor lainya
Mungkin
ada yang bertanya, apa yang membuatmu lolos CPNS? Apakah karena cerdas? Tidak
juga. Lalu apa:
Keberuntungan.
Banyak
orang yang cerdas, akademisnya bagus, tapi karena kurang beruntung, ya jadi
tidak lolos.
Nah,
namun jangan salah kaprah, ya sudah saya mah gak mau ikut seleksi, takut tak
beruntung. Hei, bagaimanapun, keberuntungan itu hadir karena usaha.
Allah
melihat ikhtiar kita. Sudah berusaha atau belum. Jika sudah berusaha,
insyaAllah Sang Maha akan menurunkan pertolonganNya.
So,
untuk menghadapi tes CPNS, selain kecerdasan, yang utama adalah usaha (belajar)
dan berdoa.
Pertama,
berdoa. Selain berdoa diri sendiri, minta juga didoakan orang lain. Utamanya
orang tua. Ridho mereka adalah pembuka ridho Allah.
Kedua,
belajar. Latihan.
Tersebab
saya merasa bukan orang cerdas, maka
saya banyak berlatih. Dari buku, dari fotokopian, dari ebook, dari aplikasi,
dll.
Menghabiskan
waktu, banyak jam, untuk simulasi, salah satunya yang disediakan oleh
cpnsonlinedotcom. Ada juga latihansoaldotcom dan Bimbel CPNS PPPK Online (silakan klik). Mereka mempunyai software yang kece badai. Banyak testimoni keberhasilan
menembus CPNS. Pengalaman mereka menghadirkan simulasi yang jempolan memang
hebat. Coba deh kawan-kawan. Untuk info lebih lanjut silakan klik di sini atau …di sini….
Selain
belajar sendiri, tak ada salahnya juga ikut berlatih bersama teman. Saling
sharing. Saya sendiri terus terang kelemahan utamnya di matematika. Untung
istri saya pintar matematika. Sata diajarkan. Alhamdulillah, di CPNS 2018,
nilai TIU saya malah melesat.
Nah
sobat, demikian pengalaman saya mengikuti seleksi CPNS berkali-kali. Intinya
perlu perjuangan. Usaha dan doa mutlak dilakukan.
Semoga
kisah ini bermanfaat. Jika berkenan, mohon bantu share tulisan ini.
Terima
kasih, salam hangat, sesama pejuang CPNS, Prito Windiarto.
Bersambung…