Pelaksanaan haji tahun 1436 H atau 2015 kali ini dihinggapi beberapa kejadian. Pertama adalah badai yang melanda Mekah yang menyebabkan Crane jatuh dan menimpa sebagian jamaah haji. Kedua adalah tragedi Mina yang merenggut banyak nyawa.
Hitam putih edisi Kamis, 15 Oktober kemarin mengundang Ustad Wijayanto guna membahas lebih lanjut tragedi memilukan itu. Kebetulan Ustad Wijayanto merupakan saksi dua peristiwa itu. Beliau menjadi bagian dari jutaan jamaah haji tahun ini.
Fakta peristiwa jatuhnya Crane Versi Ustad Wijayanto
Bahasa yang digunakan ala penulis. Tidak sama persis gaya Ustad Wijayanto, intinya InsyaAllah sama.
Pada kesempatan itu beliau berusaha untuk tidak menyalahkan satu pihak. Kronologisnya, kejadian itu bisa terjadi karena awalnya ada badai besar yang melanda. Dahsyatnya badai membuat Crane Raksasa itu jatuh menimpa bangunan. Bangunan yang roboh tertimpa crane itu lantas menimpa para jamaah.
Pertanyaannya mengapa ada Crane di kompleks itu? Hal demikian terjadi karen di kompleks itu, beberapa waktu lalu sedang diadakan perluasan kompleks masjidil haram. Proyek itu sebetulnya sudah rampunh (berhenti). Jadi Crane itu sudah tidak digunakan. Pertanyaannya berikutnya, mengapa Crane itu masih di sana? Karena ketika akan dikeluarkan, masa-masa itu jemaah calon haji sudah banyak. Akan menimbulkan banyak kerugian jika dilaksanakan keluar. Begitu dalihnya.
Jadilah Crane itu masih nongkrong di sana. Sebetulnya alat berat itu sudah dibenahi, dikunci kuat. Namun dahsyatnya badai membuat Crane jatuh. Jadi tidak 100% kelalaian. Meski begitu, Bin Laden Grup dihukum boleh pemerintah Saudi, tidak diberi lagi tender.
Ustad Wijayanto lalu memengukakan jika mereka yang meninggal itu, insyaAllah tengah berada dalam ketaatan. Semoga beraih gelar syahid. Aamiin.
Fakta peristiwa Mina Versi Ustad Wijayanto
Lagi-lagi ini bahasa bertuturnya ala penulis, intinya dirangkum dari ucapan Ustad Wijayanto, insyaAllah.
Peristiwa Mina lebih tragis lagi. Lebih banyak korban. Menanggapi peristiwa ini sang ustad juga menyebut adanya beberapa faktor, bukan faktor tunggal. Jadi tak baik juga menuding satu pihak.
1. Waktu itu giliran lempar jumroh orang Afrika melintas jalan Untuk Eh malah orang Iran, maka oleh Askar jamaah Iran itu diminta puter balik. Sayangnya ketika puter balik mereka bertabrakan dengan jamaah lain. Tabrakan lantas injak-injakan. Subhanallah.
Jamaah Indonesia sebenarnya bukan jadwalnya lempar, bukan juga jalan atau koridor yang bisa digunakan jamaah haji Indonesia. Namun ada saja yang tidak disiplin. Akhirnya ada beberapa jamaah Indonesia yang menjadi korban.
2. Peristiwa itu tidak terjadi karena adanya raja atau pejabat lewat. Karena kalau untuk pejabat bisanya ada jalan khusus.
Hikmahnya, disiplin itu penting. Disiplinlah. Demikianlah Fakta Kejadian Musibah Crane dan Trageni Mina Versi Ustad Wijayanto