Melanjutkan kisah #CPNSChallenge
#CPNSstory kali ini
masih tentang keberuntungan.
Saya, Prito Windiarto, seorang guru honorer di sekolah swasta : SMP Muhammadiyah 1 Dayeuhluhur.
Ketika pengumuman pelaksanaan CPNS saya sudah berencana mengambil formasi di Kabupaten Cilacap atau Kota Banjar.
Lihat kuota.
Ternyata sama, hanya memerlukan 5 guru bahasa Indonesia.
Saya pilih Kota Banjar.
Alasannya, dengan luas dan jumlah penduduk, Kabupaten Cilacap lebih banyak saingannya.
Kota Banjar untuk formasi guru bahasa Indonesia ada di 5 SMP:
SMP 1
SMP 3
SMP 4
SMP 5
SMP 9
Saya coba cari yang pinggiran, bukan di pusat kota.
Prediksi, SMP di pusat Kota akan diincar lulusan Kampus Hebat : UPI, UNY, UNJ, dkk.
SMP yang bukan di tengah Kota:
SMP 4 di Langensari
SMP 9 di Batulawang
Prioritas pertama: SMP 9
Alasannya : lokasi yang lebih dekat dengan rumah kontrakan. Sekira 10-13 menitan.
Saya survei langsung ke sana. Foto-foto. Memang melewati kebun karet. Tapi ya tak mengapa juga. Toh ke Dayeuhluhur juga melewati kebon karet.
Lingkungannya juga asri, khas kampung. Mudah-mudahan suasana dan akhlak siswanya juga masih seperti anak kampung.
Sudah 80% di SMP 9. Yakin.
Eh, ndilalah.
Saya dan istri survei kali ke dua. Barengan.
Pulangnya, istri jadi ragu, pun saya.
"Kebayang kalau pulang sekolah sore atau malam. Jalannya juga. Jalur ke Pangandaran memang agak horor karena banyak Bus dan mobil besar."
Wow. Kembali galau.
"Apa ayah ke SMP 1 saja..." Tanya istri. Bimbang.
Di SMP 1 ada Bu I*M. Beliau sudah sertifikasi.
SMP 3 ada Bang *a#ndi. Beliau sudah terkenal kecerdasannya.
SMP 5, istri saya. Masa saingan sama istri.
Satu pilihan lagi, SMP 4.
Survei dilakukan. Waktu tempuh 25-30 menit.
Saya menelepon Imih. Menjelaskan kondisi.
"Ya, SMP 4 saja..." Nasihat beliau.
Saya menurut apa kata orang tua.
Bismillah SMP 4, bersaing dengan 40 orang lainnya...
***
Seleksi diikuti (cerita lengkapnya ada di tulisan #CPNSChallenge sebelumnya)
***
Beberapa saat lalu saya WA an dengan teh Ida. Senior di Unigal. "Pemenang" formasi guru di SMP Negeri 9.
Ramah tamah dan berkelakar.
"Tau gak teh. Saya nyaris daftar di SMP 9 lho?"
"Oya. Kalau jadi maka...."
"Kita berkompetisi..." lanjut saya.
"Saya juga 3 kali Gonta ganti formasi," teh Ida berkisah.
Ya. Ini jalanNya. Ini ketentuanNya. Ini takdirnya.
Beliau lolos, nilainya di atas adik kelas D Re"#na.
Saya juga beruntung. Alhamdulillah.
Coba saya memilih formasi di SMP 3. Maka tak kan ke tahap SKB karena ada d Dinne yang lolos Passing Grade.
Coba saya pilih formasi di SMP 5, saya akan kalah telak.
Teh Kokoy sudah sertifikasi. Nilai SKB nya 100.
Alhamdulillah...
Sekali lagi seleksi CPNS bukan sekadar soal siapa lebih cerdas.
Ini perihal ketentuanNya.
Ada cerita menarik. Di SD Datar 02, yang daftar hanya satu orang. Eh, di SD lain bertumpuk.
Ada di SD C#wal"n 03 yang daftar lumayan banyak. Sesama Guru Wiyatabakti di sekolah itu. Pintar-pintar. Ketiganya harus bersaing di SKB. Dan yang terpilih hanya satu.
Bayangkan betapa tidak enak hatinya 3 guru itu.
Saya juga agak tidak enak hati sama kompetitor SKB. Keduanya orang yang saya kenal. Asa isin gimana gitu.
Ada yang berseloroh, coba gak semua daftar di SD C*wa"n 03. Coba ke SD Datar.
Ah. Itu hanya ujaran dan kalkulasi perkiraan manusiawi.
Nyatanya. Semuanya takdirNya.
Simpulannya.
Yang belum lulus CPNS jangan berkecil hati. Ini bukan soal siapa lebih pintar. Ini perihal siapa yang "diberuntungkan" oleh Allah.
Bagi yang lolos jangan Jemawa. So son. So pintar.
Bro, kamu hanya "beruntung". Banyak-banyak beruntung.
Pada akhirnya. Semoga apapun yang terjadi, bisa memberi kita pelajaran.
Harapannya, membuat kita semakin dekat pada-Nya.
Tabik...
***
Saya kembali mengajak sobat untuk berbagi kisah #CPNSstory nya dalam tantangan #CPNSChallenge
Foto : untuk persyaratan CPNS
Demikianlah CPNS Challenge : Guru Honorer Merasa Beruntung Bisa Lolos CPNS
